1. Girls Talk

46 5 0
                                    

Kelas riuh seperti biasa. Dipenuhi canda tawa, hingga salah satu dari mereka menyahut memanggil seluruh orang dikelas.

"WEH WEH WEH! PADA TAU NGGA SI?!" Tifha berseru, semuanya langsung menoleh.

"Tau ngga sih kalo ada anak cowo suka sama anak di kelas kita" tatapan mereka terhadap Tifha menjadi serius. Beneran?

SMP Adzam. Sekolah elit nan berambisi yang terkenal dengan aturan sekolahnya yang luamayan ketat. Larangan pacaran, merokok, minum alkohol, pembullyan, dan lain-lain, sampai nilai UAS dibawah kkm pun akan menerima surat peringatan. Laki-laki dan perempuan dipisah, murid laki-laki dilarang mengunjungi gedung perempuan, pun sebaliknya, terkecuali jika mengadakan rapat OSIS gabungan, dan beberapa event sekolah.

"Seriusan lu Fha? Siapa aja?" Zia memelotot. Tifha memperbaiki posisi duduknya "Jadi... kalian tau Bilal, kan? Dia suka Putri sama Dhani"

Putri yang sedang minum tersedak. "Kenapa kamu? Suka juga?" teman sebngkunya, Azwa, menyeringai lebar "maaf Bilal, tapi cintamu tertolak. Dihatiku hanya ada karakter fiksi" Putri membuat raut wajah sedih, Azwa langsung menyikutnya "nah kan mulai lagi, dasar maniak novel. Dhani juga suka ama Bilal?" "ngga" jawaban yang singkat dan padat, ditambah dengan wajah datarnya. Memang wibu satu ini kadang menyeramkan.

"Lu tau kayak ginian darimana?" Tanya Zia "ada anak cowo yang dulunya temen gue, kayak temen masa kecil gitu. Kadang-kadang suka nge-wa gue juga"

"Eh ini ada lagi, ada yang suka sama Amalia" yang disebut namanya melongo "gue?" "yeeee kali ada yang suka ama lu, Li" Zahra menimpali "asal lu tau aja, dulu pas SD banyak yang suka sama dia" seru Neisha "cowo kelas 8 burik semua dah" sahut Putri "iya sih, tapi Sufyan tetep no. 1" Zahra tersenyum bangga "YEEEE NGOMONGIN CRUSH AJA LU! KITA NGOMONGIN KELAS 8! CRUSH LU KELAS 9!" Zia berseru, Zahra balik berseru "YA SUKA-SUKA GUE DONG?!--" "UDAH! UDAH WOI!" Dhani berseru melerai mereka berdua "Di ruangan sebelah ada guru, nanti kedengeran kita ngomongin anak cowo" Putri mengingati, keduanya langsung bungkam.

"Menurut kalian anak cowo kek gimana dah orangnya?" Tanya Putri sambil memainkan pulpennya "menurut aku sih biasa aja. Kayak ngga terlalu alim atau apa gitu" jawab Neisha "Ih tapi si Reyhan pinter banget tau! Walaupun orangnya rada-rada polos gitu sih. Suka banget nanya-nanya yang pas zoom dulu, padalah jawabannya jelas!" Amalia menimpali "bener banget! Denger-denger dari guru dia pinter banget" sahut Putri "pas ujian matematika kemaren, gaada dari kita yang ada diatas 80 karena sesusah itu, dia bisa-bisanya dapet 94! Kesel aku!" Putri melempar pulpennya frustasi "pinter-pinter bagi otaknya dikit napa dah" Neisha menyenderkan punggungnya pada kursi.

"Begitu syulit~ Lupakan Reyhan~ Apalagi Rey--"

"NGGA ZAHRA! BEDA ORANG! BEDA BANGET!" Seluruh kelas berseru, sang empu hanya menyeringai lebar.

Kelas hening sebentar.

Tiba- tiba Zahra membuka mulut "pada tau ngga si? Kemaren gue ama yang lain lagi beli seblak depan gedung cowo tu loh--" 

"WEH KE GEDUNG COWO LO! GUE LAPOR LU" pekik ZIa

"KAGA! KAN DARI KANTIN KELIATAN GEDUNG COWO" 

"Tapi bukannya keliatan bagian atasnya aja ya? kan ada pagernya tuh" ucap Putri 

"Nah justru itu, gue liat anak cowo nongkrong di genteng pas istirahat!"

"lha yang bener lu?" Zia memelotot

"Serius! Tapi kalo kata OB (Office Boy) udah biasa mereka nongkrong disitu"

"Gila, ga takut jatoh apa?" Ujar Neisha

"Mereka ngapain distu?" Tanya Amalia

"Ngga tau sih, kurang keliatan juga. Makan kali" Zahra menggaruk kepalanya

TEEEETTT!!!!

Suara bel menandakan istirahat berakhir. Kurang yakin juga itu bisa disebut bel. Suaranya bisa dibilang seperti alarm yang menunjukkan tanda bahaya. Begitu yang dibilang penghuni kelas 8 ini. 

Good or Bad?Where stories live. Discover now