10

1.4K 189 21
                                    

Baca sambil dengerin lagunya di: https://open.spotify.com/playlist/1JnGrQWLgSxUlnugp6VqxT?si=61fe1b2ef9364052

com/playlist/1JnGrQWLgSxUlnugp6VqxT?si=61fe1b2ef9364052

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------

Karena keluarga Sella juga diundang dalam acara amal yang diadakan oleh Dimas, maka Sella memilih untuk berangkat bersama mereka dibanding bersama Reno. Salah satu alasannya adalah karena pakaiannya ada di rumah.

Merasa penampilannya sudah cocok, Sella kembali bercermin. Tubuhnya telah terbalut pakaian semi formal dan wajahnya sudah dirias dengan make up tipis. Terlihat sudah sangat siap untuk berangkat, namun sebenarnya tidak. Kepalanya penuh dengan pikiran buruk yang belum tentu benar.

"Udah siap?" 

Sella dibuat tersentak dengan suara Katrina yang tiba-tiba saja muncul di balik pintu kamar. Mungkin ia terlalu larut dalam pikiran sampai tidak sadar saat saudara tirinya itu membuka pintu kamar. 

"Kalau udah siap langsung ke bawah, kita mau berangkat," 

Tanpa menunggu jawaban Sella, Rina kembali menutup pintu. Sella menghela napas melihat kepergian Rina. Mungkin karena akhir-akhir ini mereka jarang bertemu  sehingga hubungan keduanya terasa renggang. 

Sella menarik napas dalam sebelum menghebuskannya pelan. Untuk saat ini ia memilih untuk tidak memusingkan Rina dulu, karena sekarang yang perlu ia lakukan adalah menata kesiapan dirinya untuk hal lain. 

Setelah memantapkan diri, Sella pun keluar. Keluarga kecil itu langsung berangkat menggunakan mobil pribadi Agung. Seperti biasa, mobil itu diisi dengan keheningan. Agung fokus menyetir dan ketiga penumpang lainnya tidak tertarik untuk membuka obrolan.

Semakin mendekati tempat acara, perasaan Sella pun semakin tak menentu. Jalan yang mereka lewati ini sangat familiar baginya. Dan benar saja, dari kejauhan sudah tampak gedung panti asuhan yang dimaksud. 

Napas Sella seolah direnggut paksa selama beberapa detik. Tangannya yang bertaut mulai basah oleh keringat. Jika saja bibirnya tidak dipoles oleh pewarna, maka akan terlihat jelas bagaimana pucatnya ia sekarang.

Katrina yang awalnya mencoba tidak peduli dengan keberadaan Sella pun dibuat mengernyit melihat Sella yang terlihat gelisah.

"Sell," panggil Rina pelan, membuat Sella menoleh menatapnya.

"Hm?"

"Kamu gak apa-apa?"

Sella mengerjap sekali sebelum menggeleng pelan dan tersenyum tipis. Pandangannya kembali terarah ke luar jendela. Menghindari tatapan menyelidik dari Rina. 

Rina sendiri hanya bisa menghela napas pelan. Percuma menuntut jawaban jujur dari Sella. 

Hanya butuh beberapa menit sampai mobil yang membawa mereka berhenti di lahan parkir yang telah disiapkan. Artinya benar-benar sudah tak ada lagi kesempatan untuk Sella kabur dari sana.  

HAPPIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang