4 - TERPELESET

938 40 5
                                    





"KALIAN ngapain?"

Sontak Moana dan Edgar berhenti bertengkar karena di pergoki guru BK yang menyuruh Moana mengurus Edgar. Wanita itu mengangkat kacamatanya dengan tatapan penuh selidik.

Moana memukul dahinya. Bagaimana kalau Bu Ani mendengarkan percakapan keduanya yang mana menyebut suami dan istri.

"Ini Bu, Moana nyuruh saya bersihin toilet buat hukuman."

"Ngapain pakai acara bercanda di tangga? Kalian nggak tahu itu bahaya? Kalo jatuh gimana?" tanya Bu Ani beruntun.

Moana menyenggol Edgar, "Maaf, Bu. Kita nggak sengaja saling dorong dan saya mukul Edgar karena kesal."

"Ya sudah, Edgar boleh menyelesaikan hukumannya di jam istirahat atau saat pulang sekolah. Sekarang Moana balik ke aula buat ikut rapat," titah Bu Ani.

Moana kembali menuruni tangga untuk menuju aula yang ada di lantai satu. Dia berbalik memandang Edgar yang tengah berbicara dengan Bu Ani. Dia berharap obrolannya dengan Edgar tidak di dengar Bu Ani.

***

Edgar baru melaksanakan hukuman yang di berikan Moana sepulang sekolah. Dia menunggu sampai sekolah sepi agar tidak kepergok siapapun. Dua sahabatnya  membantu menyelesaikan hukuman namun pasti minta imbalan. Kalo Sergio memang punya hukumannya tersendiri yang di awasi Zinnia.

Langit mendung mendukung suasana semakin sepi sehingga bulu kuduk Edgar merinding.

"Lo pada berasa merinding nggak?" tanya Edgar pada Dwi dan Fauzi.

"Berasa nggak kuat sama bau toiletnya yang ada. Lo jangan aneh-aneh, Gar," peringat Fauzi yang tengah mengepel lantai.

"Eh, sebelum Moana datang gue sama Dwi pulang duluan." Edgar mengangguk kemudian mengusir Fauzi, "Dah, sana pulang gue yang lanjutin ngepelnya."

"Baik banget, Mas Edgar."

Edgar menampol pipi Fauzi karena kelewat jijik mendengarkan panggilan sahabatnya. Bulu kuduknya semakin merinding ketika Fauzi melemparkan kedipan genit.

"Balik, buruan! Jijik gue liat muka lo kayak keong racun!" Dia mendorong jauh Fauzi yang akan pulang bersama Dwi.

Dwi hanya melambaikan tangannya kepada Edgar ketika Fauzi mengisyaratkan agar pulang. Detik berikutnya setelah keduanya tidak terlihat Moana datang membawa air minum kemasan.

"Dwi sama Fauzi ngapain?" Moana ternyata berpapasan dengan dua orang itu. "Mereka bantuin lo nyelesain hukuman?" tanyanya selidik.

"Enggaklah. Gue selesain sendiri hukuman ini, mereka cuma nyamperin buat basa basi," elak Edgar tanpa menatap mata Moana.

"Kok cepat banget selesainya?"

"Kalo bisa cepat kenapa harus lambat," balas Edgar sembari meminta air minum yang di bawa Moana. "Makasih udah bawain air."

"Bayar, itu nggak gratis."

"Gue transfer ke rekening lo."

Moana mencebik. Dia meneliti seluruh bilik toilet yang di bersihkan oleh Edgar. Bilik cewek dan cowok sudah bersih semua tinggal mengepel di lantai luar.

Cowok bermarga Brawijaya itu menyenderkan tubuhnya pada tembok dan meneguk air minum. Badannya di basahi keringat dan lengket semua. Dia tidak memperhatikan Moana yang sedang memantau.

Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang