14 - MAKAN MALAM

517 23 0
                                    

- Jadwal update ku sekarang nggak menentu tapi pasti up setiap Minggu. Aku juga mau bikin cerita di Instagram, kalian kalo mau baca follow Instagram ku @purnamayaa_. Masih rencana belum action.


***


CINCIN yang bertengger manis di jari manis Moana baru saja terpasang sempurna. Karena makan malam bersama keluarga Edgar itu penting untuk menjaga kepercayaan mereka.

Moana mengenakan dress selutut warna hitam dengan lengan pendek yang mengembang, persis gelembung. Wajahnya di poles make up natural tetapi kesannya elegan. Rambutnya tergerai bebas, bergelombang.

Dia turun ke lantai bawah, menemui Edgar yang sudah siap dengan setelan jas hitam matching dengan dress Moana.

"Acara makan malamnya formal banget ya, Gar?"

"Biasa. Cuma Papa nyuruh pakaian formal karena acara nyambut menantu," jawab Edgar merujuk pada penyambutan Moana sebagai menantu baru.

"Nggak usah segitunya, lah. Gue berasa kayak orang penting."

Edgar memutar bola matanya malas, "Ck. Buruan berangkat!"

Moana menyambar tas selempang yang berwarna senada di atas meja ruang tengah. Untung banget karena dia udah selesai prepare untuk keperluan kemah besok.

Mobil Edgar membelah jalanan malam. Kali ini keduanya ada dalam situasi senyap. Tidak di temani obrolan apapun karena Moana sibuk membalas chat grup osis yang rempong.


***

Sesampainya di rumah keluarga Edgar, gerbang tinggi yang menjulang di buka lebar oleh satpam dan mobil mewah Edgar masuk ke sana. Turun dari mobil Moana di suguhkan pemandangan seperti di film-film. Rumah mewah yang seharusnya di sebut mansion itu menghipnotis.

Rumah Moana juga besar bedanya rumah Edgar tidak hanya besar tetapi kesannya kemegahan. Sungguh tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata.

"Lo emang orang yang suka melongo kalo lihat rumah yang baru lo pijaki. Bukannya lo anak orang kaya juga?" Edgar heran dengan Moana yang selalu saja melongo melihat rumah mewah ataupun rumah baru yang dia lihat.

"Ini mansion bukan rumah, astaga!" pekik Moana. "Gue mengagumi arsitektur bangunannya. Lo mana tahu sih masalah begituan. Ini tuh mengagumkan!"

"Terserah. Ayo masuk!" ajak Edgar.

Dia terpaksa menyeret Moana yang masih sesekali menganga lebar dengan arsitektur rumah keluarga Edgar. Di akui emang rumahnya itu megah kayak istana. Cuma Edgar lebih milih tinggal di rumah minimalis.

Saat masuk ke dalam rumah keduanya di sambut Sabian. Putra sulung keluarga Brawijaya itu juga berpakaian formal persis Edgar dan di sampingnya seorang perempuan turut mengenakan gaun hitam tanpa lengan.

"Dia Kak Imelda, istrinya Kak Sabian," bisik Edgar di telinga Moana. Gadis itu mengangguk saja.

"Hai, Edgar. Apa kabar kamu?" Imelda lebih dulu menyapa.

"Baik, Kak. Ekornya kakak di mana kok tumben nggak ada?" Ekor yang di maksud Edgar adalah tiga anak Imelda yang biasanya selalu ada di belakang perempuan itu.

Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang