BAB 17 : AC

97 22 7
                                    

Di Irak, hari yang sama.

Di pagi hari, di dalam Masjid Agung Abu Bakr As Siddiq diadakan sholat jenazah berjamaah terhadap korban pengeboman. Karena yang menjadi korban berkelamin laki - laki dan perempuan, diputuskan bahwa Sholat dia adakan dua kali.

Yang pertama adalah laki - laki yang akan di Imami oleh Raja Faisal I, lalu kloter kedua akan di Imami oleh Pangeran Mahkota Ghazi I. Sementara itu, Ratu Huzaimah, Putri Rajiha dan Putri Hatice menyambangi rumah keluarga Korban dan memberikan dukungan moril serta sumbangan berupa bantuan beasiswa hingga lulus kuliah bagi anak - anak.

Serta pesangon sebanyak 10.000 Dinar agar keluarga dapat menyambung hidup, baik membuka usaha atau membeli lahan sendiri.

Juga, setelah kejadian ini. Putra Mahkota Ghazi dan pasangannya Putri Hatice menjadi tenar di Irak. Selain tampan dan cantik, akhlak mereka sangatlah baik terutama Ghazi yang menjadi panutan berbagai anak - anak dan orang tua.

....

Beberapa jam setelah sholat Jenazah dan penguburan, Faisal I dan Ghazi tidak langsung pulang ke Istana Al Malik. Melainkan menuju Barat Laut Bagdad, yaitu ke daerah Industri khusus Al Taji.

Al Taji di masa depan di era Saddam Hussein juga merupakan daerah khusus dimana daerah ini menjadi pusat dari militer Irak waktu itu. Dari senjata hingga Tank di masa Saddam Hussein, semua barang itu di produksi di Al Taji.

Sekarang, dimasa Raja Faisal I dan atas saran dari Ghazi. Al Taji yang awalnya hanya berupa tanah gersang dan desa - desa kecil, sekarang diubah menjadi pusat militer Kerajaan Irak. Dengan sebuah perkompleksan pabrik senjata milik Keluarga Kerajaan berdiri disini.

Dimana tempat ini sangat dijaga ketat, dan tidak sembarang orang boleh masuk. Karena di sini juga merupakan tempat penyimpanan beberapa purwarupa senjata lintas zaman Irak, yang dibuat dari gambar milik Ghazi.

"Sekarang kita akan melihat 'Singa Gurun'?." Tanya Ghazi dengan matanya memandang struktur beton pabrik senjata Kerajaan Irak.

" Ya, mereka sedikit bingung karena mesin dan kompartemen mesin sangat berbeda. Hanya kamu yang mengerti, jadi aku membawamu kemari." Jawab Faisal satu yang duduk di kursi belakang bersama Ghazi.

Mobil mereka harus berhenti beberapa kali untuk pengecekan, setelah melakukan pengecekan mereka langsung menuju Biro Penelitian dan Pengembangan Kerajaan Irak. Dimana Biro ini selain melakukan penelitian militer, juga melakukan penelitian Pengatur Udara atau disebut AC.

Yang saat ini masih dalam tahap uji coba, masalah yang mereka alami adalah mengecilkan ukuran yang seukuran lemari menjadi sekompak mungkin untuk dimasukan ke "Singa Gurun".

Karena Singa Gurun adalah sebuah Tank yang terbuat dari baja campuran, dan baja ini menyerap panas. Maka kemungkinan besar jika tidak ada ventilasi atau penyejuk, kru tank akan terpanggang di dalamnya.

Maka dari itu, setelah Ghazi mengirim gambar Tank Singa Gurun dia juga menulis surat lagi dan menggambar sebuah kompresor beserta kondensator, evaporator, katup eksvansi, blower, kipas luar dan terakhir pengering.

"Oke.... Aku akan melihatnya." Ucap Ghazi setelah berpikir sejenak.

Tak lama, mobil Daimler mewah yang ditumpangi kedua orang itu berhenti di depan sebuah struktur beton besar dimana sudah ada orang - orang yang menunggu di depan pintu besi besar bangunan itu.

" Yang Mulia Raja, Putra Mahkota. Selamat datang di Biro Penelitian dan Pengembangan kami, saya Anwar Al Hadi bin Jafar selaku direktur akan memandu kalian." Sapa Anwar, yang merupakan Direktur dari Litbang ini. Selain itu dia adalah seorang Kurdhi, yang anehnya mereka lebih kalem dari rekan mereka di Turki yang panas dan berapi - api.

Ghazi I The Great : Rise of KhalifahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang