14. MENCURAHKAN SEGALA RINDU

26 6 0
                                    

WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Aku sangat menyayangi kalian, merindukan kalian itu seperti kata Dylan, berat.

HAPPY READING❤

YEYY DOUBLE UP, SENANG BANGET ALHAMDULILLAH YA ALLAH...

Guys... Beri kesan kalian dong selama berada di disni?

*******************************************

Setelah kepergian para wanita yang menurut Devan sangat sulit itu, kini mata nya tertuju pada ketiga orang yang tersisa. Ia menghembuskan napasnya pelan.

"Kenapa bini lo pada ada disini?" Tanyanya geram.

"Gue gak punya istri, mon maap. Masih jomblo akut." Celetuk Firdan dengan watadosnya. Devan tidak memperdulikan itu, dan malah meminta jawaban dari Althan dan Vicky.

"Lo berdua?" Althan menggeleng tidak tau, sedangkan Vicky, ia menjawab.

"Gue bilang gak usah bawain bekal, karna gue makan bareng lo pada disini, eh mana gue tau dia nyamperin sama bininya Althan." Jelas lelaki tampan itu.  Devan hanya menghela saja, toh semua sudah terjadi.

"Maaf... Mungkin jadi kacau. Tapi, gue perlu kejelasan yang bener dari lo." Celetuk Althan tiba-tiba, Devan bingung. Apalagi yang belum jelas? Seolah mengerti dengan tatapan bingung semua orang ke arahnya, Althan kembali angkat suara.

"Kita disini semua tau kalau lo benci, sebenci-bencinya sama Chyntya. Dan gue pengen penjelasan lo mengenai itu, lo bakal nikah sama Chyntya, gimana cara lo ngadepin kebencian itu?" Jelas Althan dan mendapatkan anggukan dari kedua sahabat nya.

"Bener apa yang Althan omongin, dan kita disini semua tau, kalau lo udah benci, lo nekat, Devan!" Tambah Firdan, raut wajah mereka penuh keseriusan tak ada lagi raut jahil atau candaan.

"Lo pada gak perlu ngurusin hal itu, gue bisa ngadepin itu sendiri." Bukannya menerima perkataan teman-temannya atau bahkan memikirkan perkataan itu, Devan malah berkilah.

Vicky menghela napas lelah dengan sahabat nya itu. "Kita sahabat lo, tapi jangan lupa kita pernah jadi teman Chyntya. Bukan gak mungkin kita bakal ngehajar lo kalau misalnya lo kelewatan, bro." Gertaknya pada Devan. Benar itu sebuah gertakan agar Devan tidak macam-macam.

Devan terdiam, dia jadi berpikir tentang bagaimana nanti dia bila bersama Chyntya? Mungkin saja ia akan berbaik hati? Devan tertawa sinis dalam hatinya, persetan! Mereka yang tidak mengerti apa-apa ini, hanya pandai bicara saja.

"Lo semua pada mau makan siang kan? Tuh bekal bini lo berdua di makan, gue sama Firdan bakal pesan makanan." Dari pada terjadi keributan ditengah suasana keseriusan itu, lebih baik Devan mengalihkan topik saja.

Dan benar saja mereka langsung teralihkan. Lebih tepatnya menyadari Devan yang mengganti topik pembicaraan, seolah mengerti mereka hanya ikut saja.

Demi Allah, Devan. Jangan lukain anak orang.

*****

Disisi lain, kini Chyntya, Shella dan juga Marsha mereka asik berbincang. Saling melepas rindu, dengan saling berbagi cerita tentang kebersamaan yang dulu mereka rasakan. Kenangan terakhir saat mereka masih di bangku sekolah.

Melihat wajah teman-temannya sekarang, begitu bahagia rasanya. Chyntya sungguh tidak menduga kedatangan teman-temannya, atau mereka mengetahui Chyntya dari seseorang? Chyntya menanyakan segalanya.

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang