39. MANTAN KRIMINAL

23 0 0
                                    

WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Kenikmatan pernikahan ini adalah, memiliki dua mertua yang mendukung penuh diriku, tanpa menjatuhkan sedikit pun

HAPPY READING❤

*******************************************

Sekitar pukul  empat pagi, Chyntya mulai mengerjap dan merasa berat di perutnya. Perlahan ia menoleh ke samping dan melihat sang suami yang masih terlelap. Sedangkan Devan merasa terganggu karna pergerakan Chyntya. Alhasil Devan membuka matanya perlahan dan bertubrukan dengan Chyntya.

Lama mereka saling menatap, lalu Chyntya memutuskan untuk mengalihkan pandangan nya. "Aku kok bisa disini?" Chy bertanya karna seingat nya, dia tidur di sofa bukan di kasur.

Devan memutar otak untuk mencari jawaban yang terlihat tidak menyudutkan nya. "Lo gak inget ngigau sampai minta nempel sama gue?"

Chyntya menggeleng sebagai jawaban. Apa benar dia mengigau? Benarkah? "Ya udah, kamu minggir dulu. Tangan kamu gak mau di lepas?" Segera Devan menurunkan tangannya dari pinggang  Chyntya itu. Lalu gadis itu beranjak menuju kamar mandi.

Devan menatap kepergian Chyntya dengan pandangan yang sulit diartikan. Tidak, pandangan itu tentu saja sarat akan kerinduan. "Kenapa pake bohong segala sii? Dan lagi, tuh cewe ngapa keliatan cuek ya? Biasanya... Dia mulai ngomel kan? Iya kan?" Monolog Devan pada dirinya sendiri.

Tak mau berpikir panjang, Devan kembali menidurkan dirinya, karna kantuk yang masih menguasai. Beberapa menit kemudian, Chyntya keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap. Celana kulot berwarna hitam serta baju kaus panjang bermotif polkadot.

Chyntya berpikir untuk menyiapkan keperluan sholat nya saja terlebih dahulu, mengenakan mukena dan mulai melantunkan ayat suci Al-Qur'an, sembari menunggu waktu sholat shubuh tiba. Chyntya melirik ke arah Devan yang tertidur. Ia berpikir untuk membangunkan Devan, saat adzan sudah berkumandang.

"Devan... Devan... Bangun udah shubuh." Devan hanya melenguh pelan dan matanya terbuka untuk mengintip. Bidadari surga nya. Eh, tunggu. Devan pun terbangun dan menatap Chyntya.

"Bangun, siap-siap buat sholat shubuh. Aku duluan." Ucap Chyntya kemudian kembali menuju sajadah nya dan melaksanakan sholat qobliyah terlebih dahulu. Devan mengerjap pelan, ia masih mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.

"Perasaan gue aja, atau gue salah dengar tadi." Gumam Devan, perlahan ia bangkit menuju kamar mandi dan membersihkan diri, menuruti sang istri.

Setelah menyelesaikan sholat shubuh, Chyntya segera menyimpan peralatan sholat nya dan berjalan keluar kamar menuju dapur. Saat di dapur Chyntya meminum segelas air hangat dan mulai memeriksa isi kulkas nya. Hmm, ada bahan-bahan untuk membuat sarapan, pikir nya.

Chyntya pun mengambil bahan-bahan tersebut, kemudian mulai mengiris, mencuci dan memotong bahan makanan tersebut. Chyntya mengerjakan nya dengan telaten, hingga tak berselang lama Chyntya mendengar suara Amara.

"Loh, Ma? Mama udah bangun, tumben." Heran gadis itu. Amara terkekeh.

"Kalau kamu ngomong nya gitu, ketahuan banget Mama jarang bangun shubuh."

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang