Episode 6

39 6 1
                                    

***
Arleen tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana setelah mendapatkan tatapan penuh menyelidik dari sahabatnya, Minyoung. Tadi, saat dia mengantar Sehun kembali ke apartemen pria tersebut, Arleen di buat kaget oleh Minyoung yang muncul tiba-tiba di apartemen itu.  Wanita yang terkenal heboh tersebut, langsung menghampiri Arleen yang saat itu sedang berpamitan dengan Sehun. Arleen bukan nya ingin menyembunyikan kedekatan nya dengan Sehun, hanya saja mereka masih tahap pendekatan. Arleen tidak mau terlalu terbawa suasana, yang kemungkinan akan menyakiti perasaan nya sendiri.

" Kau akan diam terus seperti ini? Aku sudah menunggu kau bersuara sejak 30 menit yang lalu." Minyoung seakan menodong nya untuk berterus terang.

" Aku hanya bingung memulai nya dari mana." Balas Arleen sambil meneguk habis Americano dingin milik nya.

Minyoung bahkan terperangah, melihat tingkah sahabat nya tersebut. Bagaimana bisa seseorang minum ice americano langsung habis seperti wanita gila ini, pikiran nya ngedumel. " Ternyata kau memang menyukai nya. Aku sudah menduga kalian akan memiliki hubungan spesial sejak kita video call di balkon waktu itu."

" Hubungan spesial? tidak! kau berlebihan. Aku tidak punya hubungan apa-apa dengan nya. Kami hanya..." Arleen bahkan sulit menjelaskan hubungan nya dengan Sehun.

" Hanya apa?!" cecar Minyoung.

Arleen mencari kalimat yang tepat untuk menyambung ucapan nya. " ...hanya teman." Kata nya dengan cengiran.

" Teman?! Teman kau bilang! Hey,wanita bodoh. Sehun jelas menyukai mu, dan kau juga demikian. Tatapan kalian berdua saat di apartemen Sehun tadi, itu bukan tatapan seorang teman. Aku yakin, jika kau bukan seseorang yang taat agama, kalian pasti berakhir di ranjang yang sama malam ini." Kata Minyoung gemas melihat Arleen yang tidak paham dengan tatapan Sehun pada nya.

" Hei! aku bukan perempuan murahan!" Arleen berucap tidak terima.

" Aku tahu, karena itu kau berakhir duduk bersama ku malam ini, bukan tidur dengan Sehun. Apalagi Sehun itu punya kehidupan malam yang cukup bebas. Ya, aku akui dia memang tampan, wajar kau pasti jatuh hati padanya, tapi..." Minyoung menjeda kalimat nya. Dia melihat Arleen yang memasang wajah muruh karena kenyataan yang dia utarakan. " ... aku bukan ingin mematahkan perasaan mu pada nya, hanya saja... cinta beda agama dan kulture sangat menyakitkan, Arleen. Aku lebih paham rasanya, dan aku gak ingin kau merasakan sakit itu. " Minyoung tulus mengatakan nya. Dia sangat menyayangi Arleen seperti saudara kandung nya sendiri. Arleen lebih dari sekedar sahabat, walaupun mereka sempat renggang karena perbedaan jarak yang jauh, tapi rasa sayang nya pada Arleen tidak pernah berubah.

" Aku tidak menyukai nya, Minyoung-ah. Aku hanya..." dia kesulitan melanjutkan kalimat. Dia bahkan tak tahu mengisi kekosongan itu dengan ungkapan seperti apa. Pada akhir nya Arleen hanya bisa memendam semua rasa yang saat ini dia rasakan.

Minyoung paham, Arleen sudah terlanjur menyukai Sehun. Apalagi Arleen sempat mengalami patah hati yang begitu berat beberapa tahun silam. Mendapatkan Sehun, bagaikan ia memperoleh obat penawar untuk racun luka yang ia terima selama ini. Siapa saja pasti akan bersyukur mendapat kan Sehun, jika itu Minyoung mungkin dia juga akan berlaku demikian. Sehun yang dari segi kehidupan nya begitu sempurna, tampan, kaya raya, dari keluarga terpandang, cerdas, dewasa, serta sangat penyayang pada orang yang dia kasihi. Hanya saja, Sehun dan Arleen memiliki tembok kokoh yang sulit untuk di hancurkan. Tidak saja perbedaan agama, namun culture yang sangat drastis berbeda.

Arleen akan mudah tersakiti dengan setiap tindakan Sehun nanti nya. Sahabat nya ini, raga nya saja tampak kokoh dan kuat, namun jiwa nya sangat rapuh. Dia sudah mengalami kehilangan beberapa kali, dia tidak di terima dalam keluarga besar nya, dia di khianati oleh pria yang berjanji di hadapan orang tua nya, di hari pernikahan nya, Arleen harus menelan pil pahit kalau sang pujaan hati, meninggalkan nya dalam luka teramat dalam. Bahkan malu pun tak lagi ia rasakan, karena rasa sakit yang Arleen alami. Rasa sakit itu, bagaikan tombak yang menghujam jantung nya hingga menembus pada ruang hampa yang tak berbentuk.

ARLEENWhere stories live. Discover now