episode 19

5K 431 17
                                    

__________________________

__________

_
.
.
.
.
.
(Typo bertebaran)
Għeżież (sayang) dalam bahasa malta
______
Alis itu menukik tajam menatap semua orang yang berada di stand makanan itu dengan tatapan benci penuh amarah

"You naughty Daddy"

Bisikan lirih yang di iringi tiupan itu sontak membuat tubuh Zavan seketika menegang

"Lucy biar gue aja yang urus Zav Lo mending nenangin macan Lo itu"

Wesly berujar sembari menggendong Lucy layaknya karung beras, Zavan yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafas pelan sambil menggeleng sungguh mengapa teman teman nya ini memiliki sikap yang sayang "unik"

"Auchhh sakit oi jangan gendong kayak gini!!!"

"Diem lacur entar gue sewain juga lo ke om om gendut yang di sono"

Tunjuk Wesly ke arah beberapa bapak bapak yang juga tengah nongkrong di dekat stan mereka nongkrong

"Hueekkk ogah ish kalo mau promosikan itu ke om om duda kaya raya punya roti sobek bukan sama om om buncit ogah gue"

Ucap Lucy sembari memukul mukul kecil punggung tegap dan sedikit lebar milik sang sahabat

"Bawel lo lacur"

"Lo yang bawel lonte"

Ellard melirik Aaron yang saat ini tengah duduk di sebelahnya sembari bertumpang dagu menggunakan tangan kiri dan menatapnya Lamat bahkan tak berkedip sedikitpun

"Kau sempurna dear"

"Aku memang sempurna"

Aaron bergeser mendekatkan posisi duduknya dengan ellard lalu memeluk pinggang pria cantiknya dengan posessive yang ketara

"Dan kesempurnaan mu ini hanya milikku"

Cupp

Ucap Aaron lalu memberikan kecupan singkat pada kening ellard

Zavan mendengus oh lihatlah mengapa dua pasangan bucin ini tak mengenal tempat ketika bermesraan

"Ayolah bang kita sedang di tempat umum jangan mesra mesra kenapa dah"

Ellard yang mendengar imbuhan sang adik sontak mengalihkan atensi nya, memicingkan mata ketika menangkap sosok sang adik yang saat ini tengah memangku Anggara

"Zavan..."

Sebuah moncong pistol mengarah pada kening sang adik namun tak membuat sang empu takut ia kini malah asik memainkan tengkuk sang kekasih dengan cara mengusap usap tengkuk halus itu menggunakan ibu jari dan jari telunjuk

"Kenapa enggak izin sama gala"

Pundak lebat itu bergetar kecil menandakan jika sosok yang kini tengah Zavan pangku sedang ketakutan

"Sorry Avan lupa"

"Eung gala takut Avan kenapa Napa hiks jadi jangan pergi tanpa izin gala hiks hiks huaaa"

Anggara terisak pelan, memeluk erat tubuh Zavan membenamkan kepala di leher sang dominan

"Cih badan muscle tapi cengeng percuma punya otot kekar tapi pihak bawah"

Dorr

Sebuah peluru tepat menembus rahang pemuda yang tak lain adalah salah satu pelanggan yang juga tengah makan di stan nasi goreng

Peluru yang melesat masuk hingga akhirnya menembus rahang dan kepala bagian belakang membuat pemuda malang itu seketika meregang nyawa

Sementara Anggara ia menatap dingin sosok yang sudah terkapar tak berdaya dengan darah yang keluar dari mulutnya dari padangan nya tak ada setitik rasa bersalah atau kasihan terlihat di sana hanya ada emosi yang menutupi

Dengan Moncong pistol yang ia todongkan mengeluarkan asap putih sebagai simbol jika pistol tersebut sudah mengeluarkan isinya

"Jangan terlalu ganas sayang, tenangkan diri mu"

Cupp

Satu kecupan mendarat di antara dahi yang tengah mengerut dan alis yang sedang menukik tajam

Anggara menghela nafas berusaha menahan emosi yang hampir tak terkontrol,

"Baby gala..."

Anggara melirik sinis sosok Zavan yang memanggil sembari merentangkan tangan ke arahnya,

sementara orang yang tengah merentangkan tangan itu menatap lembut dan penuh harap kepadanya seolah amat menginginkan sebuah dekapan hangat

"I want a hug "

Tak menunggu waktu lama hanya sepersekian detik kini mereka berdua sudah berpelukan dengan erat seolah takut kehilangan satu sama lain sehingga mengabaikan banyak pasang bata yang sedari tadi menatap mereka jengah

Ellard memutar bola matanya malas jika saja Anggara bukan Mentri keamanan negara maka pasti ia akan langsung menceburkan Zavan ke dalam lubang yang penuh dengan buaya

"mia moglie"

Anggara tersenyum tampan sungguh ia amat menyukai kata kata itu keluar dari mulut kekasihnya membuat rasa emosi yang sedari tadi membeludak kini hilang entah kemana

"Yes i'm"

"Ada apa dengan mu hm mengapa Mentri kemanan yang terkenal dengan ramah tamah nya ini kini berubah menjadi monster mengerikan"

Anggara menikmati setiap usapan yang Zavan berikan pada pinggang nya sesekali ia menghirup aroma manley bercampur dengan lavender yang keluar dengan tergesa dari pori pori tubuh sang kekasih

"Tak apa saya hanya lelah"

" lupa dengan janji mu Għeżież?"

Untuk ke sekian kali nya Anggara kembali menghela nafas setitik rasa menyesal timbul andai saja ia tak menyetujui keinginan Zavan untuk tidak menggunakan kata formal di hadapannya mungkin ia tak akan susah susah untuk tidak merubah cara bicaranya

"Maafin gala"

"Tapi kamu sudah melakukan kesalah Għeżież"

"Tapi kan gala udah minta maaf sama Avan"

"Anak nakal harus di hukum Għeżież"

Namun tanpa Zavan sadari kini Sebuah seringai licik telah terukir di wajah rupawan Anggara

Usapan lembut pada tengkuk Zavan rasakan oh tidak ini bukan lah pertanda baik

"Dan avan sudah dengan lancang nya keluar tanpa izin dari gara"

"Glub"

Zavan mebelan ludah susah payah, demi apapun suara deep Anggara adalah yang sangat mengerikan

Anggara berdiri dari pangkuan Zavan lalu menarik tangan sang kekasih agar juga ikut berdiri

"Ellard saya pamit dulu, saya pinjam Zavan untuk malam ini hingga besok pagi ia takkan pulang ke mansion orfkav"

"Apa yang ingin kau lakukan pada adik ku Anggara?"

Sebelah alis ellard terangkat,ia menatap bingung pada calon adik iparnya bertanya tanya akan sifat Anggara yang berubah ubah

"Manusia yang melanggar perintah harus di beri sangsi dan manusia yang lancang harus di beri hukuman"

Ellard terkekeh samar ahh sekarang dia faham mengapa Anggara ingin membawa Zavan pergi dan meminta izin untuk tak kembali ke mansion orfkav hingga esok hari

Wajar saja jika Anggara marah karena untuk hari ini Zavan sudah terlalu banyak membuat ulah hingga membuat semua orang kerepotan untuk mencari dan menemukan nya

"So red room atau....?"

"dark red"

Anggara menjawab singkat lalu menarik lengan kanan Zavan, berjalan dengan langkah cepat keluar dari taman kota

"Għeżież...."

"Hesttttttt simpan suara mu untuk tengah malam nanti Avan"

Siapapun Zavan mohon selamat kan dia dan bawa ia menjauh dari Anggara sekarang juga!!

The cruel mafia is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang