Sisi Lain

9.6K 76 0
                                    

Keesokan paginya, dirumah Rahmi...

Pagi ini, lagi lagi aku terbangun dengan perasaan yang tak nyaman. Ya, aku masih memikirkan kepergian Ajeng, padahal masih 13 harian lagi. Untuk sedikit mengusir rasa sedih ku, aku membuka media sosial Instagram ku dan ku lihat ada Story dari Ambar. Karena ku merasa penasaran, ku buka saja story tersebut dan ternyata isinya foto ia dan Angga, sepertinya itu di Ancol.

Kapan mereka ke Ancol ? bukannya semalam kami dirumah Ajeng sampai jam 9 malam ? ohh ya mungkin beberapa waktu lalu, mengingat mereka memang sering pergi bersama.

Haha kenyataan ini memang pahit ya, padahal saat itu aku ingin belajar mencintai Angga, aku ingin Angga bisa membuat ku lupa dengan Mas Rio, tapi ternyata Angga malah dekat degan Ambar.

Sekarang, satu satunya laki laki dihidupku hanya Marvin, laki laki yang sangat tampan, kaya, sopan dan baik itu seperti memberi sinyal jika ia menyukai ku. Tapi, apakah mungkin ? rakyat biasa seperti ku dicintai oleh dia ? aku takut, jika ia hanya memainkan perasaan ku.

Hmm entah lah, aku tak mau terlalu memikirkan itu. Biarkan saja, jika pun nantinya Marvin juga menghianatiku, mungkin aku memang tak pantas untuk dicintai laki laki.

Laki laki yang seharusnya menjadi cinta pertama ku, ayah. Ia menyakiti ku dan juga ibu saat ku masih kecil. Laki laki kedua, Mas Rio, ternyata ia sudah memiliki pacar dan akhirnya pergi. Lalu terakhir Angga, sahabat laki laki ku yang mengaku menyukai ku tapi ternyata ia juga menyukai Ambar, sahabat ku.

Sekarang, hanya tinggal Marvin. Semoga, Marvin memang benar benar mencintai ku setulus hatinya, meskipun sejujurnya aku tak merasa yakin dengan itu.

"Tok tok tok, Amii sarapan dulu" panggil Ibu tiba tiba.

"Mmm iyaa bu belom laper"

Hari ini aku kemana ya ? bete banget dirumah terus. Andai saja aku punya pacar, aku bisa jalan bareng sama pacar ku. Apa ku ajak saja ya Marvin jalan ? ah jangan deh nanti ia menganggapku murahan.

Entah setan apa yang merasuki ku, tiba tiba saja aku merasa ingin berhubungan seks. Awalnya, rasa ini ku biarkan tapi lama kelamaan cukup mengganggu. Akhirnya, ku ambil mainan seks ku, ku keluarkan dari tempat penyimpanan ku dan ku perhatikan sebentar.

Sejujurnya, aku takut ibu tiba-tiba mengetuk pintu disaat aku sedang masturbasi dengan alat seks ini. Tapi, keinginan seks ku semakin bertambah jadi aku mulai membuka celana ku sampai seluruhnya. Setelah itu, ku renggangkan kedua kaki ku dan mulai ku gesekan mainan seks ini.

"Ahhh" desah ku perlahan.

Awalnya, vagina ku masih terasa sangat kering, namun lama kelamaan cairan lendir pun keluar dari vagina ku sehingga menambah kenikmatan ku dalam menggesek gesekan mainan seks ini.

Saat sedang mulai asyik, tiba tiba "Amii, kamu belom mau sarapan ?" tanya ibu tiba tiba dari luar kamar.

"Belom bu, Ami belom laper" jawab ku.

"Yaudah ibu mau ke pasar dulu, nanti jangan lupa sarapan"

"Iya buu"

Aku pun bangun sejenak dari tempat tidurku, membuka sedikit pintu dan mengintip apakah ibu sudah pergi atau belum. Saat ku intip, kebetulan sekali ibu baru menutup pintu. Aku langsung keluar dan mengunci pintu rumah ku dalam kondisi setengan telanjang, setelah itu kembali ke kamar ku dan meskipun ibu tak ada, tapi tetap ku kunci. Akhirnya, aku bisa masturbasi dengan tenang.

Sebelum kembali memulainya, aku pun membuka baju ku terlebih dahulu. Kali ini, aku tak perlu repot membuka bra karna setiap tidur aku melepasnya. Jadilah saat ini aku telanjang bulat sendirian di kamar ku.

The Story Of Rahmi : From The Gairah StoryKde žijí příběhy. Začni objevovat