BAB 4: THE PRINCE

3.7K 517 17
                                    

Harapannya untuk tidak gugup dan canggung sepertinya gagal. Bagaimana bisa Aren bersikap santai dengan mahluk penuh pesona seperti Marcus.

Aren jadi diam-diam mengagumi bagaimana Arennanh yang santai saja ketika bersama Marcus.

Mengandalkan ingatan Arennanh, Aren jadi tahu bahwa hubungannya dengan Putra Mahkota bukanlah hubungan yang romantis. Melainkan hubungan yang seperti antara rekan kerja atau mungkin teman.

Suatu malam Arennanh menguping pembicaraan Gerald dengan Marcus secara tak sengaja. Melihat bagaimana Marcus frustasi tak ingin diatur oleh Ayahnya dan para faksi bangsawan perihal permasalahan calon Putri Mahkota.

Arennanh yang saat itu berumur 18 tahun pun langsung memasuki ruangan itu dan berinisiatif membantu Marcus. Awalnya Gerald tidak setuju, namun karena Arennanh bersi keras ingin membantu, Gerald mau tak mau mengiyakan.

Arennanh tidak menyukai Marcus, ia sudi didandani seperti seorang wanita dan dijadikan tunangan pria itu karena ingin membantu tahtanya. Arennanh berjiwa patriotisme yang besar sehingga matanya gatal jika melihat ketidakadilan yang dialami Putra Mahkota.

Well, siapa yang tidak tergiur dengan tahta? Kaisar memiliki ratusan selir dan puluhan anak, siapa yang tidak mau menjadi penguasa kalau mereka menghadapi kesengsaraan sebagai anak yang tidak sah?

Masyarakat di benua Gorgie menjunjung tinggi kesucian dalam pernikahan, maka dari itu mereka menganggap sebelah mata bagaimana Kaisar bermain gila dengan pernikahannya tanpa memikirkan perasaan Permaisuri.

Namun, terlepas dari itu semua, rakyat merasa puas bagaimana Kaisar secara bijak mengatur wilayahnya membuat rakyat hidup makmur.

Aren mengusir pikirannya diam-diam beralih menatap Marcus yang fokus membaca dokumen-dokumen yang dikeluarkan secara hologram melalui cincin pertunangan mereka.

'bagaimana bisa cincin itu bisa digunakan seperti itu?'

Aren meneguk ludahnya ingin bertanya namun tertahan di tenggorokan. Marcus terlihat sangat serius.

Alis emasnya kadang kala akan berkerut lalu kendur kemudian berkerut lagi lalu kendur lagi. Aren yang melihat itu menduga kalau dokumen-dokumen yang dibaca Marcus memiliki permasalahan yang cukup rumit.

Lengan besar Marcus menopang kepalanya sedangkan jari telunjuknya menggulir dokumen-dokumen hologram yang terpampang di udara.

Kereta kuda ini terbang di udara dengan cuaca yang hujan deras membuat Aren kedinginan. Wilayah kerajaan Horwei cenderung memiliki curah hujan yang tinggi.

Aren mengeratkan lapisan luarnya, kakinya yang telanjang menggigil kedinginan, Aren lupa kalau sejak awal dia tak mengenakan alas kaki.

Marcus diam-diam menatap Kaki Aren yang terlipat, membuat paha bercahayanya terlihat.

"Mendekatlah."  Ultimatum itu memecahkan suasana yang sepi.

Aren ragu tapi karena dia sangat kedinginan, Aren mendekat sesuai yang Marcus perintahkan.

Wajah cantik Aren pucat karena kedinginan, Marcus segera melepas jasnya dan menutupi kaki ramping Aren yang saat ini sudah berada di sampingnya.

Marcus sedikit heran ketika Aren menjadi lebih diam, biasanya Aren akan selalu berceloteh ria dan mendiskusikan beberapa hal.

Marcus melepas sarung tangannya dan menyentuh kedua telapak kaki Aren demi menghangatkan kaki-kaki kecil itu. Aren tidak sempat untuk terkejut karena rasa hangat yang nyaman menyelimuti ketika Marcus mengelus kakinya. Sihir memang menakjubkan.

"Pakailah sarung tanganku." Aren begitu nurut, ia menggunakan sarung tangan Marcus yang berwarna hitam ke tangannya. Sarung tangan Marcus longgar karena kebesaran. Perbedaan ukuran tangan mereka sangat kontras.

[BL] THE CROWN PRINCE FIANCÉ (ON GOING)Where stories live. Discover now