Another Family : Tes DNA

510 90 60
                                    

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

Dari hasil tes DNA yang telah dilakukan, menyatakan bahwa Lee Sinb tidak memiliki kecocokan dengan Tiffany, tetapi dengan Jessica. Selain itu, tes DNA Lee Umji pun menyatakan bahwa dia memiliki kecocokan dengan Tiffany, bukan dengan Jessica. Dan dengan Lee Donghae tidak ada masalah apapun, mereka benar-benar putri pria Lee.

Kamera keamanan beberapa tahun silam diputar, yang mana secara tidak sengaja seorang suster salah memasangkan nama pada dua bayi perempuan berbeda ibu itu. Yap, Lee Sinb dan Lee Umji adalah bayi yang tertukar di masa lalu. Dan di hari itu juga Lee Donghae kebingungan, karena kedua istri mudanya sama-sama melahirkan.

Tiffany melihat ke arah Umji, putri kandungnya yang saat ini terpaku membisu. Di ruangan ini hanya ada Donghae, Jessica, Tiffany, Eunha, dan Umji saja. Sementara Sowon dan Yerin membawa Yuju ke rumah, menjauhkan Yuju dari Umji karena amarahnya benar-benar tak terkendali.

Pantas saja Eunha merasa nyaman ketika bersama Umji waktu itu, dia merasa tenang saat Umji tidur di sampingnya. Ternyata Umji saudari kandungnya yang sesungguhnya, adiknya yang selama ini terpisah karena kesalahan seorang suster di masa lalu.

Jessica meraih tangan Umji. "Biarkan aku tetap bersama Umji. Berikan aku ruang untuk menemui Umji kapan pun dan semauku, bisa?"

Tiffany belum bisa menjawabnya, dia masih tidak percaya dengan kebenaran mengejutkan ini.

"Untuk saat ini, aku ingin fokus pada kesembuhan Sinb," kata Tiffany. "Aku pamit."

Tiffany tidak pergi sendirian, ia menggenggam Eunha yang sudah pasti sebagai putri kandungnya. Tiffany berhenti di depan ruangan itu, ia meraih kedua bahu Eunha untuk menenangkan putri sulungnya ini.

"Kau tahu, Eunha?" Tiffany bertanya dengan suara yang tidak stabil. "Ibu tidak pernah menyesal merawat Sinb yang bukan putri kandung Ibu, Ibu juga tidak bersedih saat mengetahui bahwa putri kandung Ibu adalah Umji. Tapi ... Ibu bingung tentang nanti, bingung harus mengatakan apa kepada Sinb."

Eunha mengangguk paham, lalu dia memeluk ibunya guna memberikan sedikit ketenangan. Tiffany balas memeluk Eunha, air matanya meluruh begitu saja karena kenyataan bertubi-tubi ini menyerang dirinya hanya dalam hitungan menit saja.

"Jika Ibu tetap ingin berpisah dengan Ayah, tolong jangan pisahkan kami berenam," bisik Eunha. "Kami sudah terlalu dekat, kami sudah terlalu nyaman."

"Ibu juga tidak ingin perpisahan ini." kata Tiffany sambil melepaskan pelukan itu. "Tapi, untuk pertama kalinya Ibu hanya ingin fokus pada pertumbuhan putri-putri Ibu."

"Ibu aku mohon~" mohon Eunha sambil menyatukan kedua tangannya. "Tinggal di rumah yang bersebelahan, atau kalau bisa membuat rumah khusus untuk kami berenam saja."

"Kita bicarakan ini nanti, sekarang kita harus menemui Sinb." Tiffany meraup wajah Eunha. "Ibu takut dia bangun saat tidak ada siapa-siapa di sampingnya, dia pasti akan bersedih."

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

Sowon dan Yerin duduk bersebelahan di sana, menyaksikan adik mereka sedang tidur nyenyak setelah berjam-jam melamun hilang arah. Sebenarnya Sowon dan Yerin juga terpukul menerima kenyataan bahwa ibu mereka sudah tiada, tapi mereka cukup tahu diri.

"Sekarang kita bagaimana?" tanya Yerin.

"Entah." jawab Sowon sambil mengangkat kedua bahunya tidak tahu.

Yerin menghembuskan napas berat. "Bukankah kita beruntung, Eonnie? Kita tidak kekurangan kasih sayang seorang ibu."

"Ya." Sowon berucap dengan nada yang pelan.

"Kenapa harus Umji?" tanya Yerin. "Kenapa bukan orang lain saja?"

Sowon beranjak dari duduknya, dia melangkah ke ranjang Yuju dan merangkak naik ke sana. Sowon merebahkan tubuhnya, menghadap ke arah Yuju sembari merapikan anak rambut yang menghalangi wajah Yuju.

"Hei, kau baik-baik saja, 'kan?"

"Eonnie rasa tidak. Kau tidak baik-baik saja."

"Maaf. Maaf membiarkanmu berjuang sendirian."

"Eonnie menyayangimu."

Sowon mendaratkan satu kecupan lamat di kening Yuju, membuat gadis itu reflek mengangkat sebelah tangannya hingga memeluk Sowon. Tiba-tiba Sowon merasakan adanya pergerakan, dan dari belakang Yerin pun memeluknya manja sekali.

"Aku juga mau tidur sambil memeluk Eonnie."

"Aigo, kalian berdua ini."

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

"Kapan Sinb akan bangun?"

Tiffany tersenyum miris, kini ada satu telapak tangan yang mendampingi dirinya. Dua wanita itu sama-sama menaruh telapak tangan sebelah kanan mereka di kaca, sebagai cara menggapai Sinb yang tak kunjung sadarkan diri di dalam ruangan itu. Beberapa alat bantu pun masih terpasang di tubuhnya.

"Kau terlihat menyayanginya."

Tiffany menoleh. "Kau juga melindunginya."

"Kenapa di saat seperti ini dia malah tidur nyenyak?" tanya Jessica. "Andai dia sedang terjaga, dia pasti akan mengetahui kebenaran ini juga."

"Aku tidak bisa melepaskannya begitu saja, Jessica." ucap Tiffany sambil menatap ke arah Sinb lagi. "Aku masih ingat bagaimana bayi itu di pangkuanku, anak kecil itu merengek minta dipangku, anak remaja itu—Ah, bertahun-tahun kebenaran ini tertutup rapat."

Jessica merangkul bahu Tiffany. "Mari tidak saling memberatkan anak-anak. Kita tinggal bersebelahan saja, biarkan mereka tetap bersama, bahkan ketika itu Sowon, Yerin, dan Yuju."

"Kau mantap akan bercerai juga, Jessica?" tanya Tiffany.

"Ya," jawab Jessica. "Aku juga lelah. Aku tidak membutuhkan dirinya lagi, sekarang aku ingin fokus pada pertumbuhan anak-anak."

"Kau benar." Tiffany berucap setuju. "Saat ini yang aku pikirkan juga anak-anak, aku membayangkan kehidupan mereka yang lebih baik setelah ini."

"Jessica, Tiffany."

Panggilan itu berasal dari pria Lee, dia datang dengan membawa dua amplop berwarna cokelat. Dengan tanpa ragu Jessica dan Tiffany mengambilnya, mereka menandatangani surat perceraian yang benar-benar telah diajukan oleh Lee Donghae.

"Permisi."

Kedua wanita itu segera memasukan surat pada tempatnya, siap mendengarkan dr. Lim yang pasti datang dengan kabarnya.

"Ada yang harus ditandatangani." ujar dr. Lim. "Tapi sebelum itu saya ingin mengatakan jika Pasien tidak kunjung sadar sampai besok, salah satu di antara kalian harus menandatangani persetujuan untuk suntik mati."

Lutut Tiffany melemas, beruntunglah Jessica berada di sampingnya.

"Saya rasa kemungkinan hidup untuk pasien hanya satu persen saja, setelah melalui pemeriksaan terdapat luka parah di bagian dalamnya."

"Ah, tidak." Tiffany menyahut dengan suara gemetar. "Tidak, dia baru dirawat beberapa hari, pertahankan dia bahkan sampai beberapa tahun sekali pun!"

Donghae menghampiri Tiffany, membantu Jessica untuk menenangkannya.

"Saya rasa itu hanya akan menyiksa Pasien," kata dr. Lim.

"Ada banyak kisah tragis yang menyebabkan pasien koma selama bertahun-tahun, suntik mati sama saja dengan Anda membunuh putri saya!" Tiffany berucap dengan perlahan namun menekan. "Biarkan putri saya tetap hidup! Dan siapa pun di sini ... Jangan ada yang boleh menandatangani persetujuan itu. Jangan! Saya percaya Sinb akan bangun, dia pasti kuat, dia pasti bisa. Dia putriku."

Brukh!

Tepat setelah mengatakan itu, Tiffany jatuh tak sadarkan diri karena kabar yang terlalu mengejutkan. Kejutan demi kejutan menghantamnya.

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

Another Family || GfriendWhere stories live. Discover now