Chapter 17

3.5K 441 72
                                    

Orang yang dibenci tidak akan merasakan kesedihan yang dalam, sedangkan orang yang membenci akan kehilangan banyak kebahagiaan.

-Habib Syech Abdul Qodir Assegaf-

🕊🕊🕊

Samuel

Sam, semalam kamu yang antar aku ke rumah orang tua aku?"

Iya, mau antar ke apartemen kamu, aku gak tahu password pintu masuknya, jadi aku antar ke rumah orang tua kamu. Semalam kamu pingsan, aku khawatir sama kamu Shell.

Oh ya, makasih ya kamu udah antar aku dan nggak bilang sama Papa soal aku pergi ke club dan minum alkohol.

Iya sama-sama, jangan diulangi lagi ya Shell, aku nggak mau lihat kamu minum alkohol lagi. Oh ya, mobil kamu tadi pagi udah diantarkan sama orang suruhan aku?

Iya udah Sam, sekali lagi makasih.

Sama-sama Shell. Semangat kerjanya bu dokter :)

"Lo terlalu baik sama gue Sam," ucap Shella sembari tersenyum miris menatap isi chat dari Samuel. Gara-gara Arvin memposting foto Nadira dengan caption romantis membuat Shella emosi, kesal, dan sakit hati melihatnya. Bahkan semalam dia melampiaskan emosinya di sebuah club dengan meracau tidak jelas karena pengaruh alkohol yang Shella minum. 

Saat itu pikiran Shella benar-benar kalut, dia terus menangis karena merasa cintanya kepada Arvin tidak pernah terbalaskan. Jam dinding kamarnya menunjukkan pukul sepuluh malam, Shella langsung meraih tas dan kunci mobilnya untuk pergi ke sebuah club.  Sebenarnya Shella sudah jarang pergi ke club, namun kali ini dirinya benar-benar stres memikirkan Arvin. Mungkin dengan bersenang-senang di club, membuat hatinya sedikit tenang, pikirnya.

Setibanya di club, Shella duduk di dekat meja bar, lalu memesan minuman alkohol. Sambil meminum alkohol dia terus memandangi foto Arvin yang dia simpan di galerinya, sampai-sampai dia tidak menyadari kalau dia menghabiskan beberapa gelas minuman alkoholnya itu yang terus dituangkan oleh pelayannya karena perintah Shella yang terus meminta menambah minuman tersebut.

Tiba-tiba handphone-nya berbunyi ada panggilan video call dari Samuel. Shella yang niatnya ingin mematikan panggilan tersebut, namun salah pencet dan akhirnya panggilan video call dari samuel terangkat.

"Astagfirullah Shella, kamu lagi di club?" terlihat raut wajah Samuel yang khawatir. Shella hanya terkekeh melihatnya. 

"Lihat, gue cewek yang gak baik buat lo Sam! Gue sering pergi ke club, lo lelaki baik, jadi gak pantas sama gue." Shella memperlihatkan segelas alkohol ditangannya sembari tertawa. 

Ini pertama kalinya Samuel tahu kalau Shella pergi ke club. Dulu saat tahu Arvin sudah menikah Shella sering pergi ke club untuk bersenang-senang dan tempat pelampiasannya, namun setelah bertemu Samuel dan berpacaran dengan lelaki itu Shella tidak pernah pergi ke sana lagi. Dan sekarang, saat cintanya tetap tidak terbalaskan Shella mengunjungi tempat pelampiasan itu lagi.

Panggilan video call dari Samuel mati. Lagi-lagi Shella tertawa, mungkin pikirnya Samuel akan ilfeel dengannya. Namun beberapa menit kemudian, tidak Shella sangka Samuel datang ke club, dan menarik Shella untuk pulang.

"Lo ngapain ke sini, Sam!" Shella berkata sembari mencoba melepaskan tangan yang dicekal oleh Samuel.

"Pulang Shell! Kamu itu dokter, harusnya kamu tahu alkohol gak baik buat kesehatan kamu!" balas Samuel dengan nada penegasan.

Takdirku Kamu 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang