Chapter 21

3.6K 456 137
                                    

“Jangan berlebihan dalam mencintai sehingga menjadi keterikatan, jangan pula berlebihan dalam membenci sehingga membawa kebinasaan.”

— Umar bin Khattab —

🕊🕊🕊

Nadira keluar dari mobilnya, lalu dia berjalan memasuki sebuah hotel bintang lima bernama The Purnama Hotel sesuai alamat yang dikirim seseorang lewat chat di nomor WhatsApp nya. Perempuan itu terus berjalan dan memasuki lift menuju ballroom hotel, mengikuti arahan chat dari seseorang yang sama sekali dia tidak tahu siapa pengirim tersebut.

Setibanya di depan ballroom, banyak sekali orang-orang masuk dengan pakaian yang terlihat rapi, laki-laki memakai jas formal, sementara perempuan memakai pakaian dress yang mewah. Nadira bingung sebenarnya ada acara apa di sini?

Karena penasaran Nadira memasuki ballroom hotel tersebut. Dia terbelalak kaget ketika sahabat-sahabatnya ada juga di sana, termasuk Andre, Felicia, Amelia, Ana, Maulana, dan Dika. Tidak hanya sahabat-sahabatnya saja, ada juga ketiga anaknya yang saling bertepuk tangan dengan ekspresi bahagia.

"Abang Al," panggil Nadira kepada Alvaro. Namun bocah tersebut tidak menoleh ke arahnya.

"Kak El!" panggil Nadira. Elvano juga tidak menoleh ke arahnya.

"Dek Kia," panggil Nadira seraya menghampiri gadis berusia lima tahun itu.

Alvaro, Elvano, dan Kiara yang melihat kedatangan Nadira. Mereka bertiga menatap bingung ke arahnya.

"Sayang, kalian kok ada di sini? Kalian lagi apa?" tanya Nadira tersenyum ke arah anak-anaknya. Mereka bertiga hanya terdiam.

"Abang Al, Kak El, dek Kia, ini Bunda. Kalian kenapa diam?" Nadira bertanya dengan raut wajah bingung.

"Tante bukan Bunda kita, Bunda kita udah pergi nggak tahu kemana," ucap Alvaro membuat Nadira terkejut mendengarnya.

"Iya, Bunda kita jahat, dia pergi ninggalin kita, dia udah gak sayang lagi sama kita," imbuh Elvano.

"Untungnya Ayah mau nikah sama Mama Shella. Mama Shella baik banget sama kita, nggak kayak Bunda, Bunda jahat sama kita," imbuh Kiara.

Nadira terkejut mendengarnya, rasanya sakit sekali mendengar perkataan anak-anaknya kalau dirinya jahat kepada mereka, apalagi suaminya akan menikah lagi. "Tunggu, Mama Shella? Maksudnya Ayah Arvin mau nikah sama Tante Shella, teman kerja Ayah?"

"Iya, tuh Ayah lagi ijab qabul," Alvaro berkata sembari menunjukkan telunjuk tangannya ke arah Arvin yang sedang berjabat tangan dengan Pak Aryo, yakni Papa Shella. Dan di belakang Arvin, ada Shella yang duduk bersama Putri.

"Saya terima nikah dan kawinnya Shella Dara Monica binti Aryo Wijaya Kusuma dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Arvin berkata dengan lancar hanya satu tarikan nafas sembari menjabat tangan Pak Aryo.

"Bagaimana para saksi. Sah?" tanya Pak Penghulu.

"SAH!" balas semua orang yang hadir di sini.

Nadira meneteskan air matanya ketika melihat suaminya menikah lagi, apalagi melihat anak-anaknya saling bertepuk tangan dan melompat bahagia. Alvaro, Elvano, dan, Kiara langsung berlari menghampiri Shella. Mereka memeluk Shella dengan raut wajah bahagia dan memanggilnya Mama. Nadira sungguh sakit hati melihatnya. Hatinya terasa perih seperti ditusuk belati berkali-kali.

***

"Nggak!!" Nadira berteriak sembari terbangun dari tidurnya. Napasnya tidak beraturan, keringat dingin pun bercucuran, bahkan jantungnya berdegup kencang. Syukurnya Arvin menikah lagi dengan Shella hanya mimpi.

Takdirku Kamu 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang