Wei Wuxian menepis tangan yang lebih muda, yang menatapnya dengan pandangan sedih.
"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu." ujarnya dingin, memandang rendah Lan Wangji yang sudah menunggunya selama berjam-jam di sana.
This story about Wangxian (Lan Wangji X Wei Wuxian), other pairing is XiCheng (Lan Xichen X Jiang Cheng), HuaLian (Hua Cheng X Xie Lian) & BingQiu (Luo Binghe X Shen Qingqiu) Boys Love, yaoi, lil bit OOC, you must find Typo too.
Cerita ini hanyalah Fiktif belaka yang di buat seorang amatir, tentunya Cerita ini di buat untuk kesenangan pribadi
Semoga menghibur
Selamat Membaca!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Awesome Lan Wangji in a bartender outfit!
Foto hanya pemanis~
Berada di keramaian bukanlah sesuatu yang Lan Wangji sukai, dia lebih senang menghabiskan waktunya di dalam kamar jika boleh memilih. Dan membaca buku lebih banyak dari pada harus berjalan keluar, bekerja dan bertemu banyak orang. Tapi mau bagaimana lagi, dalam cerita ini ia hanyalah Pemuda biasa yang harus bekerja untuk hidup, ia tidak punya perusahaan multinasional ataupun pangeran kedua dari keluarga kaya raya yang memiliki blackcard di dompetnya. Dia hanyalah Pemuda sederhana menyerempet miskin, yang bau-baunya akan dikerjai lebih dari biasanya. Walaupun untungnya, ketampanan dan posisinya masih di unggulkan.
Setidaknya posisi dominannya juga tidak di renggut!
Siapapun yang menulis kisah ini sungguh tak berperasaan, padahal ia baru saja menikah di cerita sebelah. Tetapi sekarang ditarik lagi untuk berperan dalam cerita tak jelas lainnya, kenapa ia tidak diberi waktu untuk menikmati masa-masa pernikahannya dulu coba. Biarkan dirinya ini untuk melanjutkan everyday is everydaynya, bercumbu dengan isterinya atau apapun segala kegiatan yang bisa dilakukan dalam pernikahannya.
Di sinipun tidak di bayar, tidak di sayang-sayang, dan sepertinya akan di nistai. Tetapi untunglah Cintanya, Isterinya yang cantik masih bersamanya dalam cerita ini, walaupun tidak akan mudah untuk Bersama.
Lan Wangji berjalan dengan wajah datar, ia mengingat-ngingat apakah gas rumahnya sudah di matikan atau belum, apakah jemuran kemarin sudah di angkat atau belum. Memang hal yang tak penting untuk orang lain, tapi baginya itu adalah hal krusial. Bagaimana kalau rumah kecilnya itu terbakar karena ia ceroboh? Di mana lagi ia akan tinggal? Tidak mungkin giok Lan yang terkenal__di kampung halaman dan Universitas__ akan tidur di jalanankan? Juga, Bagaimana kalau jemurannya di curi orang? Apa lagi yang bisa ia pakai? Pakaiannya saja bisa di hitung dengan jari, tetapi karena ia tampan dan rupawan. Di tambah selera pakaiannya yang hanya serba putih dan biru itu, membuat orang tidak sadar kalau ia hanya memakai yang itu-itu saja.
