18

2.5K 286 7
                                    

●

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa tahun berlalu semuanya berjalan sesuai harapan masing-masing. Jennie telah menyelesaikan pendidikannya di paris dan kini gadis itu baru saja keluar dari sebuah ruangan.

"Bagaimana.?" Tanyanya.

"Lumayan."

"Yak..!! Apa yang kau maksud lumayan, kau hanya mengujiku seperti itu.?"

"Hahaha, tidak Honey. Kau cantik bahkan sangat cantik." Pujinya tapi gadis itu hanya memutar matanya malas dan kembali masuk ke ruang ganti.

Setelah beberapa menit gadis itu kembali keluar. "Ayo..!!" Katanya meninggalkan gadis jangkung yang sejak tadi menunggunya.

Lalice menatap Jennie tidak percaya akan tingkah gadis berpipi mandu itu. Setelah sampai di mobil, Lalice segera membukakan pintu penumpang untuk Jennie dan gadis itu masuk begitu saja. Karena tidak ingin menambah mood Jennie semakin berantakan, gadis jangkung itu segera berlari mengitari mobil membuka pintu dan masuk di kursi kemudi.

"Maaf, aku tidak bermaksud, aku hanya bercanda sayang. Lagian kau bertanya sesuatu yang sudah pasti kau tahu jawabannya." Ujar Lalice.

"Sudahlah, jalankan saja mobilnya kalau tidak aku akan memesan taxi."

Lalice menghela nafas kasar. "Baiklah."

20 menit berlalu, mobil yang dikendarai Lalice akhirnya berhenti dimana tempat tujuan mereka. Jennie turun begitu saja membuat Lalice kembali tersenyum lemah hingga akhirnya dia juga ikut turun mengikuti langkah Jennie.

Jennie duduk di samping gundukan tanah yang dimana di hiasi oleh bunga-bunga di atasnya.

"Pagi sayang." Siapa Jennie tersenyum mengusap batu Nisan Lisa.

Lalice yang baru saja sampai langsung duduk disamping Jennie. "Pagi Lisa." Sapanya Juga.

Jennie menoleh tersenyum pada Lalice membuat Lalice mengangguk.

"Lili, kami datang lagi. Kamu sudah pasti tahu tentang kami sayang, aku yakin kamu melihat kami diatas sana. Aku tidak akan pernah bosan menceritakan apa yang telah kami lalui, kamu tahu, dia sangat menyebalkan. Dia lebih menyebalkan darimu bahkan dia tidak memujiku sedikitpun ketika aku mencoba gaung pernikahan kami minggu depan." Jennie menunduk, air matanya kembali jatuh. Lalice mengangkat tangannya merangkul pundak Jennie dan mengusapnya. "Hikkss.. sayang, kamu tidak marah kan jika aku menikah dengannya.? Maafkan aku Lisa, Maafkan aku.."

But, She's Not You. ✔Where stories live. Discover now