Flashback

22 19 24
                                    

"Apakah masih jauh?" Tanya lelaki itu sopan pada gadis yang di bonceng nya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Apakah masih jauh?" Tanya lelaki itu sopan pada gadis yang di bonceng nya.

"ah, tidak. Setelah melewati gang masuk kecil itu, kita akan sampai." Tersadar dari lamunannya, lalu mengarahkan lelaki itu ke sebuah gang kecil. "Baiklah," singkat si lelaki.

Beberapa menit berlalu, lelaki itu mengayuh sepeda nya hingga masuk ke dalam gang kecil, yang di maksud si gadis.

Ckitt!- mengerem tepat di depan bengkel, Untungnya bengkel tersebut buka dan terdapat seseorang yang sedang memperbaiki sebuah motor di dalamnya.

Si gadis turun dari atas sepeda, di ikuti si lelaki setelah nya. Gadis itu berjalan masuk ke dalam bengkel, "permisi mas," panggil si gadis sopan kepada penunggu bengkel di situ, "ah, Iyah tunggu." Sahut mas-mas bengkel.

Mas bengkel mengelap tangan kotornya dengan sapu tangan, ia berjalan menghampiri Kedua insan tersebut.

"Iyah? Ada yang bisa saya bantu?" Tawar mas bengkel dengan ramah, "ada, saya ingin mas membantu lelaki ini." Timpal si gadis sambil menunjuk ke arah lelaki, yang berdiri di sampingnya.

"Tentu saja akan saya bantu, tapi masalahnya apa?" Tambah mas bengkel. "Ban mobil milik lelaki ini pecah saat di jalan, sekarang mobil miliknya terparkir di pinggir jalan." Jelas si gadis perlahan.

"Hemm, seperti itu.. baiklah. Saya akan ke tempat kejadian bersama teman saya. Kalian bisa menuntun kami ke tempat itu." Usul mas bengkel sambil tersenyum ramah.

Si gadis mengangguk pelan, mengiyakannya. Akhirnya mas-mas bengkel itu berbenah, mempersiapkan alat untuk di bawa.

Sedangkan Gadis dan lelaki itu sudah bersiap di atas sepeda menunggu tukang bengkel siap.

Sambil menunggu mereka berdua sedikit berbincang, lelaki itu menoleh ke arah belakang. Melihat ke arah gadis yang sudah siap duduk di belakangnya. "Terima kasih." Ujar lelaki itu tiba-tiba, "sudah membantu saya, dan maaf sudah merepotkan mu." Tambahnya.

"Tak apa, tak usah sungkan. Sudah seharusnya kita saling membantu sesama." Sahut si gadis sambil tersenyum lembut.

Senyuman lembut yang hangat itu membuat siapapun yang melihatnya merasa nyaman.

Itu yang di rasakan si lelaki, yang melihat senyuman indah dari paras cantik gadis di depannya.

Deg! Deg! degupan kencang tiba-tiba merajalela jiwa lelaki itu, bak perasaan yang membuat nya bahagia, sekaligus membuatnya geli, seakan-akan ada kumpulan kupu-kupu yang memenuhi hatinya.

Cukup lama lelaki itu terpaku pada keindahan yang terpancar dari gadis di depannya.

Plop!- jari telunjuk si gadis hinggap di pipi chubby lelaki yang sedari tadi menatapnya.

Membuat lelaki itu tersadar dari lamunannya, "kamu ga papa?" Tanya si gadis heran, sambil mengangkat satu alisnya. Dengan posisi jari telunjuknya yang masih bertahan di pipi chubby si lelaki.

"t-tidakk, a-aku ngga papa." berbicara gagap, berusaha mengalihkan pandangannya dari si gadis.

"Syukurlah, aku kira kamu tadi kenapa.." menghela nafas lega, lalu melepaskan sentuhan jarinya dari pipi si lelaki.

"Boleh aku bertanya?" Pinta si lelaki, "tentu saja." tangkasnya. "Siapa namamu?" Tanyanya. "Aimesya, kamu?" Jawabnya. "Jidan." Ujar si lelaki.

"Ayo." Ajak mas-mas bengkel yang datang dari dalam bengkel menghampiri mereka berdua.

Mereka melihat ke arah datangnya suara, keduanya menganggukkan kepalanya pelan.

Kemudian mas bengkel tersebut berjalan meninggalkan Jidan dan Aimesya yang sedang memutar arah sepedanya ke arah jalan keluar gang.

Sedangkan mas bengkel naik motor dengan temannya, Jidan mengayuh sepedanya mendahului mas-mas bengkel di belakangnya.

Keduanya menuntun mas-mas bengkel ke tempat mobil Jidan berada.

-

Tak menunggu waktu lama, dari arah depan sudah terlihat body belakang mobil Jidan. Yang untungnya mobilnya tak di usik oleh orang usil.

Ckitt!- mengerem tepat di samping mobil miliknya, begitu pun dengan motor si mas-mas bengkel yang terparkir di belakang nya.

Ke empat orang itu turun dari atas kendaraan mereka masing-masing, lalu berjalan menghampiri mobil Jidan.

Mas bengkel memeriksa mobil Jidan dengan teliti, hingga Mas bengkel menemukan ban yang meletus.

Mas bengkel memeriksa ban tersebut, "wah, ban ini tertancap paku yang cukup besar!" Menunjukan paku yang menancap di ban tersebut.

"Ban nya harus di ganti," usul mas bengkel, "ganti saja." Ujar Jidan, akhirnya mas bengkel dengan rekan kerjanya mulai mengganti ban mobil bersama.

Aimesya dan Jidan hanya menonton mereka bekerja, Jidan mengalihkan perhatiannya ke arah Aimesya.

"Boleh aku bertanya lagi?" Pinta jidan tiba-tiba, "tanyalah jika ingin bertanya." Sahut Aimesya yang masih memperhatikan pekerjaan tukang bengkel.

"Kamu masih sekolah?" Tanya Jidan, "Iyah, bagaimana dengan mu?" Jawabnya, lalu bertanya kembali.

"Masih, aku akan bersekolah di daerah sini. Aku akan masuk kelas 1 SMK, bagaimana dengan mu?" Jelasnya, lalu bertanya lagi.

"Benarkah?" Tanggap Aimesya melihat ke arah Jidan dengan ekspresi tak percaya, Jidan mengerti mengapa Aimesya menunjukkan ekspresi seperti itu.

Pasalnya, memang aneh seorang murid kelas 1 SMK bisa membawa mobil tanpa pengawasan orang tua.

Di tambah tumbuh kembang Jidan yang seperti orang dewasa, memperkuat kecurigaan Aimesya pada Jidan.

"Jangan berfikir yang tidak-tidak, soal mobil memang aku sudah di perbolehkan oleh Ayahku." Jelasnya sambil menghela nafas pelan.

"Ohh.. begitu ya, Aku tentu saja sekolah di daerah sini, karena memang aku tinggal di sekitar sini." Ujarnya sambil mengangguk pelan.

To be continued-

To be continued-

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Nov 10, 2022 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

AKSARA CINTA Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz