Oxytocin; ENHYPEN

Sweet Mistake (Jake)

Malam ini kamu menginap di apartemen tunanganmu atas dasar ajakannya yang langsung saja kamu setujui lantaran mungkin itu bagian dari pendekatan kalian yang beberapa bulan ke depan akan menggelar pernikahan. Jujur saja kamu tidak mencintai tunanganmu yang bernama Lee Heeseung itu, tetapi kamu lumayan tertarik padanya disebabkan wajah tampan dan sifat dominannya.

Kini kamu melangkah menuju kamarnya mengikuti Heeseung yang lebih dulu berjalan di depanmu. "Kau tidur bersamaku, tidak apa-apa, kan?" Kamu memandangnya berupaya mencerna perkataannya. Meskipun kalian akan menikah nantinya, tetapi bukankah itu sangat bahaya jika tidur dalam satu kamar?

"Tapi—" Ucapanmu terpotong saat Heeseung menjelaskan bahwa di apartemen ini hanya memiliki dua buah kamar, satu kamar yang ditempatinya dan satu lagi kamar yang digunakan adik tirinya, Jake Sim. Pikirmu mengapa mereka tidak mengalah untuk tidur bersama saja dan membiarkanmu tidur seorang diri?

Belum sempat kamu lontarkan pertanyaan tersebut, Heeseung kembali berucap. "Jake tidak suka suasana kamarnya berisik, karena ia membutuhkan ketenangan untuk fokus mengurus pekerjaannya." Kamu mengangguk kecil pertanda mengerti, lalu tersenyum tipis ketika Heeseung mengelus lembut rambutmu. "Aku bisa tidur di sofa kalau kau tidak nyaman berbagi ranjang denganku."

Heeseung betul-betul layak menjadi suamimu kelak, perilakunya lembut, mapan, berpikir dewasa, dan yang paling utama dia mencintaimu. Namun, hal gilanya kamu malah jatuh hati pada adik tiri tunanganmu, Jake. Itu bermula dari pertemuanmu dengan Heeseung yang selalu memberikan momen untukmu dan Jake secara tersirat. Seperti sekarang ini, Jake tiba-tiba keluar dari kamarnya mengenakan setelan kemeja kantor sembari membawa map.

"Kau sudah pulang?" tanya Heeseung pada Jake yang berjalan menghampiri dua sejoli itu.

"Belum, aku pulang hanya untuk mengambil berkas yang tertinggal. Aku pergi dulu ya," pamit Jake tanpa menyapamu sama sekali, tetapi ekor matanya melirik mu yang setia berdiri berdampingan dengan Heeseung.

Kamu memaklumi itu, Heeseung pun pernah memberitahumu kalau Jake memang tidak suka basa-basi, padahal kamu sangat ingin berkenalan dengan lelaki berhidung bangir itu. Sampai akhirnya jarum jam menunjukkan pukul setengah satu pagi, di mana Heeseung sudah terlelap dalam tidurnya. Kamu beranjak dari kamar melangkah ke dapur sebab merasa haus.

Entah ini sebuah kebetulan atau keberuntungan mu, netramu menangkap sosok lelaki yang kamu cintai tengah meneguk minuman di dapur dengan tangan kirinya yang memegang pantry. Pemandangan itu nampak begitu seksi nan indah bagimu hingga tak sadar kedua kakimu mendekatinya dan kamu lancang menyentuh lengan beruratnya.

Ia menolehkan kepalanya guna melihat pelaku yang menyentuh lengannya, yakni dirimu. "Maaf, Jake?" Lelaki itu mengangguk kecil tanpa mengeluarkan sepatah katapun membuatmu sedikit kecewa.

Lantas kamu berupaya memulai obrolan dengannya yang hendak berjalan meninggalkan dapur. "Kudengar dari kak Heeseung, kau mempunyai anjing, ya?"

Lagi, ia hanya mengangguk sebagai jawaban. Kamu yang memiliki sifat tak sabaran dan sedikit merasa gemas akan tingkahnya pun dengan berani berjinjit menyentuh kedua bahu kokohnya guna dapat mencium bibir tebalnya. Jangan ditanya bagaimana reaksi Jake menanggapi kelakuanmu yang kelewat lancang itu, ia membeku sejenak sebelum akhirnya mendorong tubuhmu.

"Apa yang kau lakukan?!" geram Jake dengan mata yang menyalang membuatmu ketakutan. Namun, kamu berusaha menepisnya dengan kembali menggoda lelaki itu. Kamu sentuh lengannya perlahan, meski awalnya Jake menghempaskan tanganmu, tetapi setelah kamu menempelkan tubuhmu pada tubuhnya, Jake termangu.

Dikesempatan ini kamu langsung menyatakan perasaanmu yang mana hal itu sangat mengejutkan bagi Jake. "Aku mencintaimu, Jake." Kamu mencuri ciumannya lagi dan kali ini sang lawan membalas ciumanmu. Bibir tebalnya melumat bibir bawahmu seraya lengannya merengkuh pinggang rampingmu supaya mempererat jarak diantaranya.