3- Dandelion

8 2 0
                                    

Hari ini, setelah mempertimbangkan segala aspek selama semalaman, Nala akhirnya memutuskan untuk menerima permintaan dari Arini. Gadis itu bertekad untuk mencari tahu semua tentang Ryan untuk Arini.

"Ya! Gue bisa!"

Sejak pagi tadi, Nala sudah mencari keberadaan Ryan. Ia akhirnya tahu dimana kelas cowok itu setelah ia melihat pengumuman nama-nama peserta didik baru yang terpajang di Mading sekolah.

Dari mulai menunggu cowok itu keluar dari kelasnya saat jam istirahat, membuntutinya ke kantin, melihat makanan apa yang ia beli, dan masih banyak lainnya yang Nala lakukan diam-diam.

Gadis itu jadi mengetahui cukup banyak hal karena itu, ia jadi tahu kalau Ryan mempunyai teman yang cukup akrab. Ia mengetahui itu karna dimanapun Ryan berada, pasti selalu ada sosok temannya itu. Hanya saja Nala tak tahu siapa nama teman Ryan.

Setelah bel pulang, Nala berkumpul di ruang aula untuk mengikuti seleksi anggota jurnalistik. Namun tak disangka oleh dirinya, seperti mendapatkan sebongkah harta Karun, Nala tak sengaja menemukan keberadaan Ryan dan temannya itu diantara barisan kursi para calon anggota Ekskul jurnalistik.

Nala bersyukur sekaligus bertekad untuk bisa masuk di ekskul ini agar ia bisa dengan mudah untuk mengetahui segala informasi dari Ryan untuk Arini.

Satu persatu nama setiap calon anggota dipanggil, hari ini adalah seleksi bakat. Setiap calon anggota diwajibkan menunjukkan bakat mereka masing-masing. Dari yang menyanyi, sampai yang menari, semuanya ada!

"Nala "

Saat gilirannya dipanggil, Nala langsung naik ke atas panggung. Ia langsung memperagakan beberapa gerakan takewondo yang ia kuasai.

PLETAK!

PLETAK!

PLETAK!

Seisi ruangan dibuat terkagum-kagum saat satu persatu kayu yang dipegangi panitia Nala patahkan dengan mudahnya hanya dengan sebelah kakinya saja.

Atas penampilannya yang diluar nalar itu, Nala mendapat perhatian penuh jadi seluruh siswa yang datang, bahkan semua anggota jurnalistik sangat amat terkesan dengan penampilannya.

Namun yang menjadi perhatian lain dari Nala adalah dua sosok cowok yang malah keluar ruangan aula, seolah kedua cowok itu tak tertarik dengan aksi Nala, tidak seperti yang lainnya.

-oOo-

Setelah acara rekrutmen hari ini, Nala terus membuntuti Ryan, bahkan sampai ke area komplek rumahnya.

"Blok E12, Nusantara residence,"gumamnya seraya menghafal alamat yang ia lihat disana.

-oOo-

2 hari setelah hari itu, seolah tuhan sedang berpihak padanya, Nala diterima di ekstrakurikuler jurnalistik. Namun bukan wajah gembira yang Nala tunjukan, malah sebaliknya yang nampak diwajah Nala.

Bermaksud hati bertekad masuk ekskul ini karena ia ingin dekat dengan Ryan, justru Ryan malah mengundurkan diri dari rekrutmen yang alhasil membuat cowok itu tak bisa bergabung dengan ekskul jurnalistik.

Namun Nala tidak terlalu bersedih, ia bisa melihat, sosok yang selama ini yang membuatnya cukup penasaran akan namanya. Ya! Sahabat Ryan menjadi anggota ekskul ini.

"Nala... La. Kamu gak papa kan?"

Pertanyaan dari ketua ekskul jurnalistik membuat Nala tersadar, ia kemudian menatap ke arah depan, menyimak kembali rapat pada hari ini.

Forget Me NotWhere stories live. Discover now