106 25 8
                                    

Yang vote sama komen banyak aku doain bahagia dan sehat selalu💚✨️

_____________________________________

Entah apa yang ada di pikiran Charity, gadis itu pergi ke perpustakaan dengan kedua tangannya yang penuh buku. Tak menunggu lama, Charity mencapai pintu perpustakaan tanpa tersenyum pada Madam Pince.

"Gadis Slytherin yang angkuh," gumam Madam Pince sembari ekor matanya mengikuti kemana langkah gadis itu pergi.

Charity meletakkan buku-bukunya sembari mengambil buku-buku lain yang ada di rak perpustakaan. Tak biasanya ia seperti ini.

"Well, kenapa aku disini?" Ujar Charity pada dirinya sendiri, menyadari ada yang salah dengannya.

"Tentu saja aku harus rajin belajar, tahun ini aku harus meraih nilai tertinggi dan mengalahkan si Mudblood," gumamnya lagi.

Charity meraih cermin kecil di sakunya, kemudian melihat wajahnya sendiri yang terlihat sama saja seperti biasanya.

"Yang benar saja Granger menjadi sainganku. Aku seorang Pureblood, lumayan cantik, dan peringkatku tidak begitu buruk juga." ujarnya sembari tetap memandang dirinya sendiri di cermin.

"Tapi, peringkat 5 juga cukup buruk. Aku tidak akan membiarkannya peringkat pertama lagi tahun ini. Ah, pokoknya aku harus belajar lebih giat lagi." Charity menempatkan cerminnya di saku dan mulai membaca lembar demi lembar buku. Entah sudah berapa buku yang ia pahami, sampai-sampai ia tertidur pulas di meja perpustakaan yang terlihat tak nyaman itu.

"Nak, nak," panggil seorang wanita sembari menepuk-nepuk pundak Charity pelan. Siapa lagi kalau bukan Madam Pince, kepala perpustakaan.

Charity mengedarkan pandangannya, berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia sama sekali tak sadar kalau dirinya tertidur.

"Kurasa kau melewatkan makan malam, nak. Kembalilah ke asrama, perpustakaan akan tutup lima menit lagi," jelasnya.

"Uhm, baik Madam," jawab Charity sambil menyadari ada sesuatu yang lain di mejanya. Sepotong sandwich berisi buah-buahan dengan secangkir coklat. Sepertinya minuman itu disihir agar tetap panas.

"Terima kasih Madam untuk sandwich dan coklat panasnya,"

"Oh, itu bukan dariku, kurasa ada seseorang yang memberimu. Tapi aku tidak tahu siapa, hari ini perpustakaan sedikit ramai." Charity hanya mengangguk paham.

Charity berjalan lunglai ke asramanya setelah menghabiskan sandwich dan coklat panasnya. Sebenarnya, ia masih sedikit lapar. Namun, pergi ke dapur bukan pilihan yang tepat saat malam hari. Para Prefect akan menangkapnya.

Charity perlahan mengucapkan kata kunci pintu asramanya lalu berjalan masuk tanpa menyadari ada seseorang yang sedang duduk sendirian di Common Room.

"Hei, dari mana saja kau?" Charity menoleh. Tak biasanya Draco mengajaknya bicara terlebih dahulu. Terlebih, hal yang diucapkan tak begitu penting.

Gadis itu tak ada tenaga lagi untuk berbicara, bahkan dengan Draco sekalipun. Charity membalikkan badan, berniat pergi ke kamarnya dan mengabaikan Draco.

"Coklat panasnya sudah diminum kan?" kata Draco lagi. Charity mematung di tempatnya.

'Sandwich dan coklat panas itu dari Draco?'

Charity perlahan menoleh ke arah Draco. Tak tahu harus berkata apa.

"Aku berharap gulanya tidak kebanyakan," Draco berusaha membuat Charity bicara.

"Sandwich itu juga darimu?" Gadis itu akhirnya membuka suara. Draco hanya mengangguk.

"Aku tidak suka stroberi," kata gadis itu datar.

𝟭𝟬.𝟬𝟬𝟬 𝙝𝙤𝙪𝙧𝙨 | 𝓓.𝓜Where stories live. Discover now