[16] Study date?

31 5 0
                                    

🧁🧁🧁

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

🧁🧁🧁

Pintu yang terletak di samping anak tangga itu terbuka dari dalam, menampilkan seorang gadis dengan seragam bermotif batik berwarna biru serta rok berwarna putih, tak lupa tas ransel berwarna abu-abu yang sudah tergantung pada kedua bahu.

Aluna berjalan menuruni anak tangga rumahnya dan melangkahkan kakinya menuju dapur, dimana ibundanya berada. Keadaannya sudah membaik daripada hari kemarin, gadis itu sudah bisa tersenyum lagi dan menyapa wanita paruh baya dengan sebuah kotak bekal yang dibawanya itu dengan ceria.

"Bunda!!"

Risa melihat putrinya yang kini sudah duduk di kursi. "Udah baikan?" tanyanya

"Udah," jawab Aluna cepat, tangannya bergerak mengambil sepotong roti dan mengoleskannya dengan selai strawberry.

"Nanti langsung pulang, jangan ikut rapat-rapat dulu. Kesehatan kamu itu lebih penting dari apapun, Na." Risa berujar sembari mendudukkan tubuhnya di samping Aluna.

"Iya...tapi bun..." Aluna menggantung kalimatnya, lalu berkata, "nanti aku tetep ngga bisa pulang kayak biasanya, aku ada janji."

"Apalagi? Paling osis kan? Atau bimbingan belajar? Main sama Ribi?" Risa bertanya beruntun, ia sudah hafal rutinitas putrinya setiap pulang sekolah, pasti ada saja. "Besok-besok aja, ya? Kamu istirahat dulu," lanjut wanita paruh baya itu.

"Aduh...aku udah-nah ini orangnya udah ngirim pesan." Aluna segera menggapai ponsel genggamnya yang terletak di atas meja, lalu dengan cepat menuju ruang obrolan dan mengetikkan balasan.

"Siapa?"

Aluna membiarkan Risa menunggu selama beberapa detik, dia mengetikkan balasan kepada seseorang di seberang sana yang sudah berada di depan rumahnya. Lantas, Aluna menatap Risa yang tengah menatapnya penuh tanda tanya.

"Itu...anak tante Risa," jawab Aluna pelan, nyaris tidak terdengar.

"Oh! Panji maksud kamu?" Mimik wajah wanita paruh baya yang tadinya penasaran kini telah berubah menjadi raut senang.

"Iya, dia udah di depan."

"Jemput kamu?"

"Iya bunda," jawab Aluna sembari mengambil kotak bekalnya.

"Mau kemana emang?" tanya Risa

Aluna berdiri dari duduknya dan berujar, "mau belajar bareng nanti di cafe, boleh ya bunda? Ngga enak sama Panji kalo aku batalin, aku juga udah janji kemaren sebagai imbal balik dia udah baik sama aku, jadi aku nawarin diri mau ngajarin dia materi yang ngga dia tahu. Tapi nanti ngga sampe malem banget kok, palingan-"

Panji and His Effort [ completed ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora