14

695 106 12
                                    

Sakura menyisir rambutnya dengan perlahan sambil menonton aktivitas suaminya yang sedang melipat baju-baju milik Sakura, kejadian semalam berakhir dengan Sakura yang menolak memasang ulang infusnya karena ia merasa sudah jauh lebih sehat dan meminta pulang.

Jangan berharap kalau seorang Sasuke akan selalu menuruti apapun kemauan Sakura, suaminya hari ini sedang merajuk karena Sakura yang berhasil mendapat persetujuan Dokter untuk pulang. Lelaki Uchiha itu berkali-kali meminta Sakura untuk tetap dirawat, tapi istrinya itu pandai merayu dan bermulut manis jadilah Sasuke menyerah walau ia tetap melanjutkan marahnya dengan merajuk.

"Apakah Mam menelponmu?" Sakura berjalan mendekati Sasuke yang duduk disofa dengan koper di atas meja.

Onyxnya sama sekali tidak menatap Sakura, "Hn."

"Dia bilang apa?"

"Dia akan menelponmu."

"Hanya itu?"

"Hn."

"Benarkah?"

"Hn."

"Tidak ada hal lain?"

"Hn."

Sakura tersenyum datar, lelaki ini benar-benar mengalahkan tabiatnya sendiri sebagai seorang perempuan jika sedang merajuk.

"Bukankah kau bilang kalau aku akan tinggal sementara dirumah Ibu?" Sakura melihat anggukan samar Sasuke, "Lalu kenapa kau semarah ini?"

Gerakan Sasuke terhenti lalu menatap Sakura tepat di kedua Emerald istrinya, ia menopang kedua lengannya di atas lutut dengan tatapan datarnya.

"Bagaimana keadaanmu?"

Sakura agak bingung mendengar pertanyaan Sasuke, "Sudah membaik. Perutku sudah tidak kaku lagi, kepalaku juga sudah tidak pusing, luka-lukaku tidak terlalu sakit walau masih ada rasa ngilu setiap digerakan."

"Itu sama saja belum membaik." Sasuke menutup koper milik Sakura dengan alis mengerut dalam, "Jika kau tidak mengerti arti ke khawatarian orang lain, seharusnya kau tetap menuruti orang-orang yang menyayangimu."

Sasuke tersentak saat merasakan ada tangan halus yang terhalang perban mengelus dahinya perlahan, Sakura menatap Sasuke dengan lembut dan terus mengelus dahi lelaki itu agar mengurangi emosi dan kekhawatiran suaminya.

"Aku mengerti, maafkan aku. Aku hanya merasa sudah cukup beristirahat disini, dan berjanji padamu kemarin kalau aku akan beristirahat di rumah." Sakura tersenyum mencoba meluluhkan suaminya, "Jadi tolong hentikan aksi demomu itu yang sedari tadi hanya mendiamiku."

Sasuke menghela napasnya pelan lalu membawa Sakura ke dalam pelukannya, "Kau harus tau betapa hancurnya aku melihatmu saat kejadian itu."

Sakura membalas pelukan Sasuke dan meletakan dagunya di bahu suaminya, "Aku mengerti. Sudah kubilang ini bukan salahmu sepenuhnya. Lagipula aku masih disini bersamamu, dan akan terus bersamamu."

"Itu harus." Sasuke mengecup kepala Sakura dengan kasih sayang, sudahkah ia mengatakan kalau ia sangat takut kehilangan wanita ini?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Our~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dengan kesepakatan bersama, Sakura akan tinggal sementara di rumah besar milik keluarga Uchiha yaitu mertuanya. Akan ada Mebuki juga disana karena wanita paruh baya itu masih meneruskan pengecekan pasien di Shibuya, Mansion besar itu hanya di huni orang tua Sasuke dan beberapa maid juga petugas yang jaga. Jadi banyak kamar kosong dilantai Dua dan Tiga, sedangkan Sakura akan menempati kamar Sasuke dulu di lantai Tiga, lantai Dua akan dihuni kamar para orang tua.

Mikoto tampak telaten memberikan salep dan menata perban di wajah Sakura, "Apa jahitannya sudah kering?"

"Dokter bilang Dua hari lagi aku harus kontrol sekaligus melihat jahitan dikepala dan tanganku."

🌈OUR : [Tentang Cara KITA Lewati Semua.]Where stories live. Discover now