17. Selfish

1.2K 223 43
                                    

Halo

Vote + Comment

Enjoy!

.

.

.

Hujan turun sangat deras di sore hari. Gerombolan murid yang sudah pulang sejak sepuluh menit lalu seluruhnya berteduh di lobby sekolah, menghindari sentuhan air hujan yang bisa saja membuat mereka sakit.

Bintang termasuk salah satu dari puluhan siswa yang berteduh disana. Ia sangat bosan, kegiatannya sedari tadi hanya mengamati tetes demi tetes air hujan turun membasahi bumi. Lalu tanpa tujuan yang jelas ia mengulurkan tangannya hanya untuk merasakan sensasi dingin dari air yang membuat dirinya sedikit berjengit.

Bintang menghela napasnya lesu, kalau hujan tidak juga mereda, sepertinya niat untuk pergi ke rumah sakit pulang sekolah ini ia batalkan saja. Mungkin Bintang akan pergi hari Sabtu nanti, saat libur sekolah.

"Hei."

Remaja 16 tahun itu langsung menoleh kala seseorang menepuk pundaknya dari belakang. "Gak jadi me time?" tanya Rasi yang kini sudah berdiri di sebelah sang adik.

Bintang merotasikan matanya malas, "kak Rasi pikir aja sendiri, masa aku jalan-jalan lagi hujan kayak gini. Pertanyaan kakak aneh."

Rasi menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia sebenarnya juga tau alasan Bintang masih berada di sekolah sekarang, matanya sendiri juga bisa melihat dengan jelas cuaca gelap yang menjadi halangan bagi murid-murid untuk meninggalkan sekolah. Tapi Rasi tak punya topik lain untuk mengajak Bintang berbicara, jadilah ia menanyakan pertanyaan retoris itu pada adiknya hingga mereka terjebak dalam suasana canggung selama beberapa saat.

Tapi Rasi cukup bersyukur dengan hasrat buang air kecilnya yang tiba-tiba datang, setidaknya ia bisa pergi selama beberapa saat untuk menyudahi kecanggungan antara dirinya dan sang adik.

"Eh, jagain tas gue Bin, gue mau ke toilet."

Tanpa menunggu jawaban dari Bintang, Rasi langsung berlari kecil untuk pergi ke toilet, membuat Bintang menggelengkan kepalanya pelan dan berteriak sedikit keras, "gausah lari kak!"

Barangkali pemuda itu tidak dapat mendengar suara Bintang karena tertutupi oleh hujan deras. Karena, bukannya memelankan langkah, Rasi justru tetap berlari sampai punggungnya tak lagi terlihat setelah masuk ke lorong toilet.

Lima menit menunggu sembari menjaga tas titipan sang kakak, akhirnya pemuda yang ditunggu-tunggu kembali dari toilet dengan langkah yang dibawa berlari.

"Kak Rasi awas ja--"

DUK!

"-tuh.. Tuhkan Abin bilang juga apa, jatuh kan," omel Bintang tapi bersamaan itu pula ia buru-buru menghampiri kakaknya yang baru saja terjatuh. Lantai yang basah akibat terkena rembesan air hujan hingga menjadi licin bergesekan dengan sol sepatu Rasi yang juga sama basahnya sehabis dari toilet membuat pemuda itu kehilangan keseimbangan dan berakhir jatuh terpleset.

Rasi meringis kala dirinya mencoba untuk berdiri dengan bantuan uluran tangan dari Bintang, pinggulnya terasa sangat nyeri sekaligus ngilu. Belum lagi rasa malu yang harus ia tanggung karena terpleset didepan banyak murid yang kini tengah mati-matian menahan tawa mereka.

"Sakit kak pinggulnya?"

Rasi melirik Bintang dengan sinis, "ya menurut lo aja gimana, Bintang."

"Salah kakak sendiri, udah Abin ingetin jangan lari, tapi gak diikutin."

Rasi Bintang || Jaemin - RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang