BeneTrix #1

124 9 3
                                    


.
.

.

"Eh tau ngga sih" Ucap Fanny sebagai pemula pergosipan mereka siang hari ini, "kamu nany-" kalimat Wanwan terputus karna lemparan buku dari Beatrix yang sudah muak mendengar 'kamu nanyeah? kamu bertanya-tanya?' "stop ya anjing, gua udah muak. Lanjutin Fan ceritanya" lanjutnya tanpa dosa setelah menimpuk Wanwan.

"masa gua dipinjemin hoodie tau sama Kak Silvanna ahak" Seru Fanny yang kegirangan karna mendapatkan hoodie milik sang pujaan hati.

"..." hening seketika sampai akhirnya Beatrix menyeletuk dengan nada yang cukup shock, Wanwan sendiri masih tak percaya dengan ucapan Fanny.

"BOONG LO, MANA BUKTINYA" tanpa basa basi, Fanny segera menyerahkan ponselnya yang menunjukan beberapa foto dirinya sedang memakai hoodie milik Silvana. Beatrix dan Wanwan sangat mengenali jika itu adalah hoodienya dikarenakan Silvana yang beberapa kali mempostingnya di story instagram miliknya.

"bangsat, caranya begimana cok" seru Beatrix, "yang know know aza cuy" ledek Fanny. "yekaka yekaka pala lo yekaka, kita kan juga maw" sambung Beatrix.

"gembel amat minjem minjem, beli sendiri kids. Mana jiwa girl bos mu itu" sindir Wanwan kepada mereka berdua.

"mau juga lo Trix? sini gw bantu lewat perantara Luni" tawar Fanny, "Lah Luni saha anying" tanya Beatrix.

"kamu nanyeah Trix, Luni itu siapah? sini biar aku kasih tau ya, Luni itu ya Lunox lah sapa lagi emang" setelah berucap Wanwan siap membuat posisi ancang ancang agar terhindar dari buku yang akan dilemparkan kedirinya yang kedua kali.

"Lo nyebelin wan, tapi ingfo nya berguna bagus bagus"

"yaudah bentar gw telpon si Luni dulu biar dia yang kesini" pernyataan Fanny diberikan acungan jempol oleh mereka berdua.

"woi Luni sini gak lo, ke cafe Mewuyy. Gua tunggu"

"Ya ya ya, sabar otw" ucapnya seraya mengakhiri panggilan.

"Otw anaknya, kita tungguin aja"

Sembari menunggu Lunox, mereka bertiga sedikit berbincang-bincang dan memesan beberapa menu lagi karna mereka sedari tadi hanya sekedar minum-minum saja.

"Eh kayaknya bener deh kalau mereka backstreet, orang gw liat mereka pegangan tangan pas event kemarin─ eh Luni, sini sini di samping Fanny "

"Sorry ya ganggu pembicaraan kalian"

"Yaelah santai aja kali, orang kita yang butuh lo kok, jelasin Fan"

"Dih kok gw, yang butuh elu kok, Trix. Jadi gini Lun ceritanya─" Fanny akhirnya menjelaskan alasan mengapa Lunox dipanggil ke sini oleh mereka bertiga.

"Ohh gitu.. sebenernya gampang-gampang susah sih, soalnya si Bened tuh lumayan pelit kalau minjemin barang ke orang lain, kecuali ke mantan nya sih, jadi gw mau minta bayaran nih, gapapa kan? Ya soalnya lumayan susah dong apalagi sasarannya si Ben─"

"Red Velvet frappuccino atas nama Kak Fanny Ceera"

"Eh bentar ya, gw ambil minuman gw dulu" ucapan Fanny diangguki oleh mereka bertiga, tak lama kemudian Fanny membawa pesanannya dan segera diberikan kepada Lunox.

"Nih buat Lu, Lun." Lunox pun berterima kasih kepada Fanny karna telah mentraktirnya dan segera meminumnya.

"Gampang elah kalau soal bayaran, gw traktirin apa yang lu mau deh, Lun."

"Nah gitu sip sip"

Hari itu mereka habiskan untuk sekedar bermain main sambil sedikit bergosip tentang hal-hal random hingga menunjukan waktu tepat pukul 8 malam, akhirnya satu persatu mereka pun pergi meninggalkan Cafe tersebut.

Our storyWhere stories live. Discover now