08

16 7 0
                                    

Malam sudah menunjukkan pukul 12

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam sudah menunjukkan pukul 12.00, tetapi tidak membuat gadis dengan balutan baju tidur berwarna hijau itu beranjak dari ayunan yang ada di halaman rumahnya.

Dengan bingkai foto berukuran segienpat di tangannya,foto seorang wanita paruh baya dengan senyuman indah yang terukir di wajah cantiknya.

Nisa mengelus foto ibunya dengan tangan yang bergetar, air matanya tidak bisa ia bendung sehingga turun begitu saja tanpa di perintahkan.

"ma,kenapa mama ninggalin Nisa di saat Nisa lagi butuh mama?papa berubah ma...papa kasar sama Nisa dan Andra,papa jahat ma"lirih Nisa dengan isakan yang terus saja keluar dari bibir tipisnya.

"Nisa harus gimana ma?Nisa gamau nikah sama Malvin, dia jahat ma"Nisa memeluk erat bingkai foto berbentuk segiempat itu dengan erat.

Bahu Nisa bergetar hebat begitu sakit hatinya ketika ayah kandungnya menjadikannya sebagai jaminan agar perusahaan Candra tidak bangkut,apakah perusahaan ayahnya itu begitu berharga dari pada putrinya sendiri?

Mengapa harus ia yang di jadikan alat di sini,walau begitu Nisa tidak bisa melakukan apa-apa ini sudah Takdir yang Tuhan berikan padanya.

°°°

"sayang"

Nisa tersentak kaget saat tangannya di genggam erat oleh seseorang,Nisa mengangkat kepalanya yang semula menunjuk menjadi tegap. Joshua menatap Nisa dengan alis yang sudah bertaut bingung akan tingkah aneh Nisa yang sejak tadi hanya melamun.

"kamu denger apa kata aku kan dari tadi?"tanya Joshua memastikan perkataannya di dengar dengan sempurna oleh gadisnya itu.

"h-hah?"

Joshua menghela nafasnya,sudah ia duga kekasihnya itu melamun sejak tadi dan tidak mendengarkan perkataannya.

"kamu ada masalah?"tanya Joshua khawatir dengan kekasih nya itu.

"aku gapapa"bohong Nisa menghindari tatapan dalam dari Joshua.

Perlahan tangan Joshua terangkat mengelus luka yang nampak baru yang ada di sudut bibir gadis cantiknya itu. Nisa meringis menahan perih saat Joshua menyentuh luka yang ia dapatkan dari ayahnya kemarin malam.

"papa lagi ya yang buat kamu luka begini?"tebak Joshua dengan hati-hati agar tidak membuat Nisa sakit hati mendengar tebakan darinya. Nisa mengangguk pelan dengan wajah yang menunduk menyembunyikan rasa sakitnya saat membayangkan ayah kandungnya menamparnya dengan begitu keras.

Joshua menatap iba kekasihnya,mengapa ayah Nisa begitu jahat kepada putri nya sendiri?dulu Nisa tidak semurung sekarang bahkan tidak ada pernah ada luka di wajahnya,sekarang wajah cantik Nisa di hiasi beberapa luka yang membuat Joshua tidak tega. Ia ingin sekali menegur ayah dari kekasihnya itu tetapi ibunya tidak pernah mengajarinya berprilaku kasar kepada orang tua.

Pilihan Nisa[HIATUS]Where stories live. Discover now