Pamit pt.4

186 19 5
                                    

Hai :)
Maaf jika masih banyak yang salah dalam penulisan dan makna nya. Semoga terhibur.

Happy reading :')
.
.
.
.
.


Author POV
.

Bandara internasional Soekarno-Hatta,
Jakarta.

..
Penerbangan yang memakan waktu kurang lebih 18jam itu sangat melelahkan. Mereka mendarat dengan selamat, namun sepertinya Tzuyu tak selamat dari jihyo.

Semenjak Tzuyu terbangun dari tidur nya dipesawat tadi jihyo terlihat sedikit berbeda dan sikapnya sedikit dingin padanya.
Tzuyu yang tak mengerti pun memilih diam sampai pesawat nya ini mendarat.

Sebelumnya saat dipesawat tadi Tzuyu memberikan surat untuk Jihyo dalam kotak kecil, tapi dia meminta jihyo untuk membaca nya nanti saja jika jihyo sudah sampai rumah dan beristirahat.

Tapi jihyo dengan rasa penasaran nya yang cukup besar, membuka kotak tersebut saat Tzuyu tertidur. Terlihat kalung dengan bandul kupu-kupu yang kecil namun terlihat cantik dan selembar surat. Jihyo membaca surat nya sampai habis.

Tentu saja jihyo shock, dia marah dan kecewa pada sahabatnya itu. Jihyo memang bukan orang yang homophobic, tapi jihyo bingung kenapa harus dirinya yang merasakan, kenapa sahabatnya ini menaruh perasaanya pada dia.

"Jihyo, apa Daniel sudah datang menjemput mu disini?" Tanya Tzuyu, namun jihyo tak menghiraukan pertanyaan nya.

"Jihyo, dimana Daniel apa dia masih lama sampai nya?" Tanya Tzuyu lagi.

"Jihyo, apa kau mau aku antar saja sampai rumahmu?" Tanya Tzuyu sekali lagi.

"STOP IT BISAKAH KAU DIAM SAJA, AKU PUSING MENDENGARMU BICARA" jawab Jihyo berteriak, sehingga perhatian orang-orang tertuju pada mereka.

"Sssttt jihyo jangan teriak malu diliat orang-orang" Tzuyu mendekat pada Jihyo.

"Kenapa kau marah apa aku buat salah, dari pesawat tadi sampai kita disini kau terus mendiami ku dan sekarang kau malah berteriak pada ku" ujar Tzuyu.

"Yaa kau salah, kau salah menyimpan perasaan terhadap sahabatmu sendiri apalagi dia perempuan yang notabene sama sepertimu. Apa kau gila Tzuyu? Apakah sifat clingy ku yang dulu itu salah pengartian buat kau, sampai-sampai kau bisa menyukai ku" jelas Jihyo penuh penekanan.

Tzuyu? Dia hanya diam dan menunduk.

"Aku bukan orang yang homophobic karena dulu golongan mereka jauh dariku jadi aku tak mempersalahkan itu, tapi sekarang KAU. Astaga ya tuhan, aku MEMBENCI itu.
Dan apa novel yang kau tulis itu juga adalah bayangan kau hidup bersamaku, cih... aku tak SUDI Tzu. Kau tak boleh melawan norma Tzuyu, agama melarang itu bahkan negara pun punya aturan. Negara luar mengajarkan mu apa saja Tzu, sampai kau bisa seperti ini. Kau terlalu jauh melangkah Tzuyu, lebih baik kau pulang lagi ke Negara mu carilah wanita-wanita disana yang Sudi untuk dicintai oleh mu" jelas Jihyo.

Kata-kata yang jihyo keluarkan sangat tajam dan pedas, bahkan terdapat hinaan nya pada Tzuyu.

Tzuyu tak bisa berdiam saja saat novel yang dibuatnya dengan susah payah dihina begitu saja. Pikirnya jihyo boleh menghina dirinya dan itu hanya dirinya, tidak untuk karya dan pendidikan nya.

"Aku minta maaf atas rasa yang aku punya ini dan aku akan segera menghapusnya. Dan maaf telah mengecewakan mu sebagai sahabat, kau boleh menghinaku sepuasnya tapi jangan kau pernah hina karya dan pendidikan ku karna itu tak ada kaitan nya sama sekali dengan mu" jelas Tzuyu.

Oneshoot JitzuWhere stories live. Discover now