29

465 68 33
                                    

Nb : Coba sambil dengerin lagu ini di Spotify, rasain sensasinya:')

********************************

Plak

Bimo menampar Seline yang menyambutnya didepan pintu Rumahnya, Seline kaget karena tiba-tiba Bimo menamparnya setelah pergi sama Sultan. Seline masih diem sambil pegangin pipinya yang panas, meskipun tamparannya ngga sesakit Papa nya dulu, tapi ini kali pertama dia ditampar sama Bimo, cowo yang pernah dia sayang.

"Kenapa lo lakuin ini ke Bima, Sel?" tanya Bimo yang menatapnya dengan tatapan kecewa.

"...."

"Kenapa lo tega hasut anak-anak kampus buat benci ke Bima, lo tega sebar rumor seksualitasnya dia sampe dibully, dia salah apa sama lo, Sel?"

Seline diam, dia kaget karena Bimo tau semua soal rencananya dulu. Dan kemungkinan besar, Bimo sama Sultan abis pergi temuin Dewa. Gak mungkin Bimo tau tanpa ada yang kasih tau, karena semua Kartu AS Seline, Dewa yang pegang.

"Lo tau, gara-gara lo Bima jadi budak seks nya Dewa. Kenapa lo kenalin Dewa ke Bima, Sel?!"

"A-apa?"

"Lo boleh marah ke gue, lo boleh benci ke gue, lo boleh pukul gue, tapi jangan seret Bima kedalam masalah kita. Bima gak tau apa-apa, dia cuma kambing hitam dari keegoisan kita."

"B-bim..."

"Satu lagi, kenapa lo harus bohong soal kandungan lo?"

"Gue bisa jelasin, tenang dulu."

Bimo menepis tangan Seline membuat cewe itu sedikit mundur kebelakang.

"Gue kecewa sama lo," ucap Bimo sebelum naik ke lantai atas.

Seline meneteskan air matanya yang gak tau kenapa malah turun disaat dirinya berusaha mengontrol diri. Rasanya sedih, sakit hati, menyesal, campur jadi satu dalam dirinya. Apalagi yang bikin dadanya tiba-tiba sesak, pas Bimo tau dia hamil anaknya Dewa, yang notabene mantan temannya dulu.

"Gue nyesel, gue minta maaf."

Brak

Regas sama Bima yang lagi tidur sambil pelukan kaget pas Bimo ngedobrak pintu Kamarnya dengan kasar.

Bimo yang emang udah gak enak hati dari rumah Dewa, ditambah ketemu sama Seline dibawah, dia makin gak mood dan langsung mencari pelampiasan dengan menarik kaosnya Regas dan memukulnya sampe cowo itu jatuh menindih kakinya Bima.

"BIMOOOOOO!"

Bima yang kaget Regas dipukul lagi sama Bimo langsung teriak, dan mendorong tubuh berisi kembarannya itu biar menjauh dari Regas.

Regas meringis sampai memejamkan matanya, memegang ujung bibirnya yang ngilu dan perih. Dia gak tau kenapa Bimo tiba-tiba memukulnya lagi, tapi mungkin karena dia ada disini temuin Bima.

Bimo narik lengannya Bima sampai hampir jatuh tersandung kakinya sendiri.

"Bimo! Lepasin!"

Regas dibantu Sultan buat berdiri sambil diusap punggungnya biar ngga emosi. Soalnya kalo dia sampe emosi, ditambah Bimo yang juga lagi mode emosi, bisa-bisa Regas dihajar habis-habisan sama Bimo.

"KENAPA LO MASIH KESINI! LO EMANG GAK ADA KAPOKNYA YA JADI ORANG!"

Bima cuma nangis liatin Bimo yang bentak dan sakitin Regas. Dua puluh tiga tahun mereka hidup, baru kali ini Bima liat kembarannya sekasar ini. Dulu Bimo yang selalu jagain Bima, gak biarin dia nangis setetes pun, sekarang malah jadi alasan kuat buat Bima terus keluarin air matanya yang mungkin mau habis karena terus-terusan nangisin dia sama Regas.

Regas BimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang