SMUGGLERS - 6

93 37 25
                                    

Dengan langkahnya yang lamban, putri bungsu Alles kini menghampiri sekumpulan Anggota Aquila yang berkabung atas meninggalnya keturunan tunggal Lendrania. Jujur, ia tak berniat datang ke pemakaman tersebut. Jika saja Alles serta Marvin tidak menghubunginya terus-menerus, mungkin gadis itu masih meringkuk di atas kasur.

Upacara pemakaman ini dilaksanakan sore hari usai otopsi serta keluarnya surat visum dari dokter, dan Brithia baru saja datang setelah upacara hampir selesai. Seluruh pasang mata yang hadir mengarahkan pandangan pada gadis yang berjalan santai tersebut.

Pelayat yang hadir merupakan kerabat dekat dari keluarga Lendrania, diramaikan pula oleh seluruh Anggota Predecessor dan Nouveau Aquila, serta pasukan keamanan dikerahkan oleh keluarga NDRA untuk mengelilingi area luar makam agar menjaga privasi mereka dari para wartawan maupun paparazi.

Brithia ikut bergabung bersama jejeran Nouveau Aquila yang berdiri sembari mendunduk, ia turut melakukan hal yang sama.

“Lo kenapa baru dateng sekarang?”

Bisikan suara itu berasal dari perempuan di sebelahnya, Brithia menoleh kepada Malya si lawan bicara. “Gue ketiduran.”

“Astaga,” keluh Malya seraya menggeleng-gelengkan kepala.

Brithia memilih menundukkan pandangan lagi, namun sangat disayangkan jika ia tidak mengamati lebih jauh keadaan di makam ini. Meski ia menunduk, mata tajamnya itu mengeksplor area makam dengan teliti, ia mengamati kerabat dari keluarga Mils Lendrania dan Leslie Lendrania yang berdiri seraya sesenggukan, mengamati anggota Predessecor Aquila yang menabur bunga mengelilingi makam ‘Eyrith’, serta mengamati Roshela Syfanindra yang merangkul Leslie guna menenangkan wanita tersebut.

Mengamati kumpulan pengawal yang perorangnya membawa karangan bunga, pula terdapat 1 pengawal dari barisan tersebut yang membawa patung Aquila berukuran sedang dialasi kain berwarna kuning.

“Ayo, Brith.”

Brithia seketika menoleh ke arah Malya yang menarik lengannya untuk menabur bunga bersama seluruh Anggota Nouveau, dengan terpaksa ia mengikuti langkah perempuan di depannya.

Ia berjongkok di depan gundukan tanah tersebut, lagi-lagi ia mengamati batu nisan berbahan granit yang terukir nama Eyrith Lendrania. Cukup lama ia mengamati batu nisan tersebut, sampai pandangannya mengabur. Brithia sama sekali tidak fokus dalam upacara pemakaman ini, ia bahkan tidak membawa keranjang bunga.

Detik berikutnya, gadis itu menunduk sembari menghela napas. Lalu, turut menabur bunga dari keranjang milik Malya.

“Lo tadi nggak sempet beli bunga gitu?” tanya Malya berbisik tepat di telinga Brithia saat gadis itu menabur bunga.

Brithia menggeleng sebagai respons, sementara Malya hanya menghela dan turut menaburi bunga.

Usai semua anggota menebarkan bunga, mereka segera berdiri untuk melanjutkan sesi upacara pemakaman terakhir.  

Pengawal yang membawa patung segera mendekati sekumpulan anggota Predessecor usai Alles Giondra memberi aba-aba. Patung bermaterial emas putih dengan tinggi 27cm itu diserahkan kepada Alles sang pendiri Aquila. Si pengawal segera undur diri usai menyerahkan patung tersebut.

Alles menoleh kepada Mils sebelum menancapkan patung tersebut di atas tanah makam. “You or me?”

Dengan hati yang tergores terlalu dalam, Mils menjawab, “You.”

Alles menelan ludahnya kasar, segera memindahkan patung tersebut ke tangan Mils. Ia menepuk pelan pundak anggotanya yang baru saja kehilangan seorang putri. “Lo ayahnya, lo yang berhak ngelakuin ini. Biarpun lo nggak kuat, lo harus tetep pasang patung ini sebagai rasa ikhlas lo, Mils.”

SMUGGLERS {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang