BAB 4. SIAPA YANG BISA MAJU

23 5 0
                                    

Kiner menaiki meja bundar di ruang santai pondok Support pada malam hari setelah makan malam. Anak-anak angkatan pertama yang baru bergabung juga beberapa senior yang menginginkan hiburan berkumpul di sekitarnya. Senior yang lebih tua dan berpengalaman terang-terangan membawa kacang polong untuk camilan malam, menggandeng tangan teman terbaik dan duduk di tangga yang agak gelap.

Dua malam Kiner telah melakukan promosi besar-besaran dalam rangka ‘mencuci otak angkatan pertama’. Remaja berhidung besar itu membuka sesi pidato yang heroik. Menjadi begitu ramah dan pengertian. Bahkan menjadi orang pertama yang bertanggung jawab untuk semua urusan juniornya. Menjadi sosok “Hero” untuk anak pertama.

Kali ini Kiner membuka sesi kiat sukses lulus dalam ujian pelatih Yin dan Yen. Seluruh anak pertama hanya menatapnya antusias. Streya yang melihat kekacauan itu selama dua hari hanya menekan pelipisnya. Dia berjalan setenang mungkin melewati kerumunan anak ayam. Menaiki tangga dan akhirnya menopang dagunya, memperhatikan Kiner dari atas.

Streya selalu terlihat tenang dan ramah. Walaupun ia sedikit cengeng, akan tetapi ia selalu bisa mengontrol semuanya dengan baik, menjadi ketua yang dapat diandalkan. Ia akui, masalah menjadi agak rumit saat Caelum tidak sengaja terlalu berlebihan dalam sparing tiga hari yang lalu. Bukan hanya dirinya sendiri mendapat teguran, Caelum—yang menjadi perwakilan pondok Support tahun ini akan diganti jika tidak bisa menunjukkan perkembangan dan pulih dari cederanya.

Gadis itu masih bisa mengingat dengan jelas kelopak lotus berjatuhan dari langit saat Caelum tergeletak di pangkuannya. Udara di area tersebut lebih jernih dan segar dari sekelilingnya. Bahkan boneka serigala Yin menghilang dan tubuhnya menjadi rileks.

“Ketua, hey. Apa yang kamu pikirkan?” tanya gadis di sebelah Streya.

Streya hanya menggeleng, tersenyum dengan tenang. “Aku hanya mengkhawatirkan seseorang, aku pikir dia cukup layak. Kamu tahu, masalah itu,” ujar Streya pada temannya.

“Aku tahu, setidaknya si kasar itu tidak secerewet orang di depan,” tawanya riang,” Oh, iya, kenapa tidak minta Aluta saja untuk mendisiplinkan Kiner? Seperti yang kamu lihat, ada segerombolan domba malang yang akan di makan serigala,” sambung gadis itu menunjuk pada anak pertama yang dengan tekun memperhatikan Kiner.

Streya tertawa. “Tidak bisa begitu, Kiner memang cerewet dan terlalu heboh. Namun, apa yang dia lakukan sejauh ini tidak banyak menyimpang. Menurutmu aku setiap malam memilih ikut mendengarkan kenapa? Dia hanya terlalu terobsesi untuk pemilihan tahunan, padahal aslinya dia orang yang cukup teliti. Semua tips yang dia beri juga bukan cuman bualan semata,” terang Streya.

“Aku tidak tahu kamu berdiri di mana ketua. Hanya saja harus ada kejelasan, rumor menyebar seperti api saat ini. Ngomong-ngomong aku belum melihat Kylling sejak makan malam, dia pergi lagi menjenguk Caelum, ya? Benar-benar teman sejati.”

“Sepertinya, aku akan mengecek ke sana. Aku juga harus melihat keadaan Cae.”


***

Caelum menatap Kylling dengan gugup. Dia adalah seorang remaja dari rasi bintang Crux. Tubuhnya tinggi dan kurus. Matanya cekung dengan wajah kecil. Jarang melihat remaja itu menjadi begitu serius dan gelisah.

“Apa yang terjadi?” tanya Caelum hati-hati.

“Sebelum itu biar aku tanya dulu, apa yang kamu pikirkan saat menghancurkan tubuhmu itu? Tidakkah kamu tahu, menjadi bodoh ada batasnya,” cerca Kylling mulai mengambil buah dari keranjang yang ia bawa. Mengupas dan memakannya tanpa bersalah.

Starborn: Stellae DomumWhere stories live. Discover now