Kue

364 38 0
                                    

Warn!
❗️BXB story ❗️
Sorry for typo
Jangan lupa vote dan commentnya🥰
Happy reading bestiee
. . . .

Tak terasa libur semester sudah akan datang, Aru yang memang memiliki otak cerdas itu berakhir dengan goleran di kasur empuk kesayangannya.

Tiba-tiba pintu kamar milik Aru terbuka lebar dan menampakkan Ibunya yang datang membawa solet dapur dan muka yang sedikit tak mengenakkan.

"Gusti, Ibuk! ngagetin aja tau nggak" seru Aru yang hampir saja terjatuh mencium lantai vinyl kamarnya itu.

"Kamu itu bangun tidur bukannya langsung bantuin Ibuk malah masih goleran, dah sana kamu mandi terus bantuin Ibuk bikin kue" suruh Ibunya, tak mau membuat Ibunya semakin marah, Aru langsung ngibrit lari ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.

"Gaada berendem ya le!" ucap Ibunya lagi saat tahu sang anak sudah akan mengambil bathbom yang disediakan disamping pintu kamar mandinya.

. . . .

Selepas mandi, Aru yang terlihat lebih segar itu langsung turun dan berjalan menuju dapur, dilihatnya sang Ibu yang sedang membuat beberapa adonan kue yang nantinya akan dibawa menuju ke cafe milik Ibunya itu.

"Mbak Dian emangnya nggak kesini Buk?" tanya Aru saat tak melihat pegawai cafe Ibunya yang kerap membantu membuat kue itu.

"Dian ada tugas kampus yang kudu dikumpulin pagi ini, makanya Ibuk minta tolong kamu bantuin" jawab sang Ibu, Aru langsung memakai apron dan membantu Ibunya menaruh adonan ke loyang yang ada.

"Oiya le, Ibuk kayak -e kemaren itu liat Bunda Daren sama suami-ne dirumah mbahuti, kamu nanti anterin kue kesana ya" ucap Ibunya yang hanya dibalas anggukan oleh Aru, sang Ibu yang merasa tak dapat respon dari sang anak lantas menoleh dan kaget dengan apa yang tengah anak bontot nya itu lakukan.

"*Gusti! le, kui ojo dicomoti heh! nek pengen buah kae lho ning kulkas ono, ojo sing kui, yaampun Aruuuu!!" ucap Ibunya yang langsung menarik semangkuk buah iris yang sedari tadi dicemili sang anak.

.  .  .  .

Saat sudah selesai dengan acara 'membantu Ibu membuat kue' itu, Aru langsung diminta oleh sang Ibu memberikan kue untuk tetangga depan rumahnya itu lagi.

Aru memencet bell yang ada di samping pintu rumah tetangganya itu.

Ceklek..

Pintu rumah terbuka dan mendapati lelaki manis yang membukakan pintu.

"Cari siapa?" tanyanya. Aru yang merasa baru melihat sosok didepannya lantas melongo ke kanan dan kiri , takut jika ternyata Aru salah rumah.

"Haloo?? kamu cari siapa ya?" tanyanya lagi. "Ehh.. itu mau cari Bunda Daren" jawab Aru.

Merasa itu adalah nama Bundanya, lantas lelaki manis tadi mempersilahkan Aru untuk masuk. "Bundaaa... ada yang nyariinnn" ucap lelaki itu sambil sedikit berteriak.

Terlihat Daren yang berjalan dari arah tangga rumah itu. "Siapa dek?" tanya Daren, Jina -lelaki manis tadi- menunjuk ke arah Aru "Itu Bun" jawabnya. Daren yang melihat sosok mungil berdiri di dekat pintu lantas mendekat.

"Loh! Aru to! masuk sini sayang, nyari Bunda apa nyari Jeva ini sebenernya" ucap sang Bunda yang membuat Aru menunduk malu. "A-anu, ini Bund, tadi Ibuk nyuruh Aru buat kasih kue ini" ucap Aru gugup yang disertai malu.

"Aduhhh Wian ini sukanya emang deh, dek ini kuenya taruh dikulkas dulu ya" suruh Daren kepada Jina yang daritadi hanya melongo, lantas Jina mengambil box putih yang di tenteng Aru dan menaruhnya dikulkas rumahnya.

Saat di darur Jina melihat abangnya itu tengah mengambil minum. "Loh kue darimana dek?" tanya Jeva, Jina menunjuk ke arah ruang tamu dimana disitu Daren dan Aru sedang berbincang seru. "Loh Aru, kok nggak chat abang dulu sih kalo mau ke rumah" ucap Jeva.

Jina yang ngeh jika Aru adalah sosok yang saat itu dibicarakan digrup keluarganya itu langsung menepuk bahu abangnya heboh. "LOH LOH LOH, bang, itu dia yang pas kamu sakit itu pelukan? ihhhh... gemes bangett, aku kedepan nyusul Bunda deh kalo gitu" ucap Jina yang langsung lari menuju ruang tamu dimana Bunda dan Aru tengah berbincang.

"Loh dek-" ucapan Jeva bagaikan angin lalu karena Jina saat ini sudah berada di dekat Bunda dan Aru-nya itu.

. . . .

Mwehehehehe reenn disiniiii, gimana? makin aneh ya?

Summary :

*Gusti! le, kui ojo dicomoti heh! nek pengen buah kae lho ning kulkas ono, ojo sing kui, yaampun Aruuuu!! : Gusti! le, itu jangan dicomotin heh! kalo pengen buah itu lho dikulkas ada, jangan yang itu, yaampun Aruuu!!

See u next chapter bestiee!!

Di Jogja Kita Bertemu || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang