CHAPTER 2

1.1K 94 8
                                    

Ruangan bernuansa putih menyapu seluruh penjuru ruangan membuat Sakura bingung dengan kondisinya sekarang, Sakura berpikir mungkinkah ia sudah berada pada surga yang sebenarnya, Sakura pun perlahan berdiri, dan mulai memperhatikan bayangannya yang terpantul pada air di bawahnya, ini adalah bayangan dirinya yang sebenarnya.

Suara percikan air mengalihkan atensi Sakura, dan mulai menatap ke depan dimana seorang wanita yang mirip dengan Sakura, namun memakai kimono yang menjuntai, rambut panjangnya tergerai manis, tapi ekspresi sedih sosok di depan Sakura tampak menyakitkan.

"Tolong aku, kumohon balaskan dendamku. aku menderita karena mereka dan aku tak berdaya, kepadamu aku meminta bantuan tolong! balaskan dendamku ini" suaranya menggema membuat Sakura ikut merasakan sakit dihatinya mendengar permohonan sosok yang mirip dengannya ini.

"Apakah kau permaisuri yang asli? aku tak bisa berjanji tapi akan aku usahakan" Sakura berujar dengan yakin, sedangkan sosok arwah permaisuri di depan Sakura hanya mengangguk dan tak lama kilau merah muncul dan menghantam Sakura, membuat Sakura tertidur.

***

"Permaisuri bangun, kumohon bangun permaisuri anda sudah dua hari tak sadarkan diri yang mulia" Moegi mengguncang tubuh Sakura yang terbaring di ranjang bak mayat.

"Ehmmm, okaasan 10 menit lagi, lagipula ini weekend" Moegi menatap bingung Sakura yang mengingau hal yang tak ia pahami, dengan keyakinan kuat untuk membangunkan sang permaisuri Moegi pun dengan berani menarik ujung selimut berusaha membangunkannya.

Sakura yang kesal karena waktu tidurnya di ganggu, dengan segera berbalik dan menutupi kepalanya dengan bantal yang ada, berusaha tak mendengarkan suara-suara berisik pengganggu waktu tidur. namun sepertinya niat Moegi membangunkan Sakura jauh lebih besar.

Moegi terus menggoyangkan badan Sakura, perempatan siku-siku sudah tercetak jelas di dahinya bahkan sepertinya Moegi berhasil membangunkan sisi brutal Sakura, Sakura pun bangun dengan wajah tertekuk.

Matanya terbuka dan menatap terkejut Moegi yang jaraknya terlalu dekat dengan dia, Sakura reflex mundur kebelakang dan naasnya Sakura jatuh dengan posisi yang sangat tidak elite yakni kepala nya mencium lantai sedangkan kakinya masih berada di atas kasur.

Moegi yang melihat itu pun panik dan segera menghampiri Sakura, melihat Sakura yang hanya terdiam dengan mata terbelalak membuat Moegi ketar ketir takut Sakura akan kena geger otak setelah ini.

Sakura bangkit dan duduk di sisi ranjang, dibantu Moegi. nyawa Sakura yang sudah terkumpul pun akhirnya dapat menganalisis situasi yang terjadi sekarang "Cihh, aku masih disini ternyata, sialan kami-sama!" batin Sakura.

Sakura kembali memperhatikan sekeliling dan mendapati Moegi tengah menyeduhkan teh herbal dan menyodorkan teh tersebut pada Sakura, aroma dari teh herbal menyeruak masuk ke indera penciuman Sakura.

"Yang mulia, silahkan diminum, hamba juga sudah menyiapkan makanan untuk yang mulia" mendengar kata makanan, Sakura dengan bar-barnya berlari menuju meja bundar dengan senyum merekah, namun senyumnya luntur tergantikan kernyitan kala melihat menu makanan yang disajikan.

"Moegi, kenapa makanannya seperti ini? dan apa-apaan mangkuk kecil ini! ini bahkan hanya dapat menampung 4 sendok makan nasi saja" Sakura mengangkat tinggi mangkuk kecil dan mengenyahkannya.

"Maafkan hamba yang mulia, padahal hamba sudah meminta para koki untuk menyiapkan makanan yang layak, tapi mereka beralasan bahwa permaisuri tak bisa memakannya. apalagi uang belanja kita yang di khususkan untuk paviliun permaisuri sering kali hanya diberikan setengah" Moegi dengan ekspresi murung menjelaskan hal tersebut pada Sakura.

Sakura memandangi makanan dengan hati gusar, semangkuk nasi putih dengan lauk bakpau yang tampak berjamur bagian bawahnya, ditambah sayuran yang sepertinya tak dimasak dengan baik, dan juga daging sapi yang tampak hangus.

The empress's revenge (21+)Where stories live. Discover now