2. Bisikan Halus

923 141 15
                                    

Sebuah mobil berwarna hitam tampak berhenti di seberang jalan bangunan sekolah yang Sacra dan dua saudaranya tempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil berwarna hitam tampak berhenti di seberang jalan bangunan sekolah yang Sacra dan dua saudaranya tempati. Kaca jendela bagian penumpang terbuka secara perlahan. Rupanya di dalam sana terdapat seorang wanita berusia sekitar 30-an, mengenakan kaca mata hitam, lantas memperhatikan ke arah gerbang. Tak lama setelahnya, gerbang pun terbuka lebar dan beberapa kendaraan, baik mobil atau pun motor keluar dengan tertib. Salah satu mobil menjadi incaran wanita tersebut. Mobil yang di dalamnya terdapat Sacra, Jayden, dan Jensen tentunya.

"Sacra sudah pulang bersama dua saudaranya." Wanita itu berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Setelah mendapat respons, wanita itu menutup teleponnya dan mengisyaratkan pada sang supir agar segera meninggalkan tempat itu.

Firasat Sacra tak pernah salah. Entah hanya kebetulan atau memang dia ditakdirkan memiliki perasaan yang teramat peka pada keadaan sekitarnya. Kali ini pun begitu. Setelah mobil yang Jayden kemudikan meninggalkan area sekolah, Sacra merasa bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka. Sacra yang tampak gelisah dengan kepala yang terus menoleh ke arah belakang, tentu tak lepas dari perhatian dua saudaranya.

"Lo kenapa sih, Sac? Ada yang ketinggalan?" tanya Jayden penasaran. Jensen yang tengah mengetik pun menghentikan gerakan jarinya, untuk menoleh pada Sacra. "Iya. Lo kebelet? Mau mampir dulu ke pom?" tawarnya.

Sacra terdiam sejenak untuk berpikir. Haruskah ia memberitahu mereka atau tidak. Sacra sendiri tidak yakin mereka akan percaya atau tidak. Dan ia juga tidak begitu yakin kalau firasatnya benar atau salah. Melihat Sacra malah diam mematung, Jayden dan Jensen langsung saling menatap. Pikir mereka, Sacra ketempelan hantu sekolah. Jayden buru-buru menepikan mobilnya. "Jen, lo pegangin tangannya. Gue pegang kakinya." Jensen mengangguk paham. Mereka berdua segera turun, lalu memasuki bangku penumpang. Sacra melihat keduanya dengan tatapan bingung. Apalagi saat Jensen memegangi kedua tangannya secara tiba-tiba, lalu Jayden memegangi kakinya sambil membaca ayat kursi. Sontak saja Sacra meronta-ronta agar dilepaskan.

"Gue nggak kenapa-kenapa woy!! Lepas, anjir!!" sentaknya dan berhasil membuat Jayden dan Jensen melepaskan pegangan masing-masing, lalu mendorong kening Sacra pelan. Mereka berdua kesal karena Sacra selalu membuat keduanya over thinking.

"Lo tuh, ya, sehari aja jangan bikin gue takut. Bisa nggak, sih?" keluh Jayden seraya menduduki bangku kemudi. Diikuti Jensen yang kini sudah duduk di sebelahnya. "Tadi gue cuma liat ada mobil yang ngikutin mobil kita, tapi sekarang udah nggak ada kok. Kayaknya gue salah lihat, heheh, sorry."

"Nyengir lo!" sentak Jensen yang membuat Sacra cemberut. Jensen kesal karena panik melihat Sacra, jarinya jadi salah menekan huruf. Sebelum lawan chatnya melihat pesannya, buru-buru Jensen menarik kembali pesan tersebut.

Perjalanan pulang pun kembali dilanjutkan setelah drama yang mereka buat berakhir dengan ending yang tidak jelas. Sampai akhirnya di tengah perjalanan, Sacra menerima sebuah telepon dari sang kakek. Mood Sacra yang sempat hilang, kini kembali. Wajahnya cerianya perlahan terbit.

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang