5. Eliza

680 120 10
                                    

Sudah satu minggu sejak kepindahannya dari Bali ke Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu minggu sejak kepindahannya dari Bali ke Bandung. Eliza baru saja kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan maut yang menimpa mereka. Kini Eliza hidup sendirian, dan terpaksa dia ikut dengan lucy. Adik kandung ibunya yang cukup dekat dengan Eliza.

Lucy bekerja pada seseorang. Wanita itu merupakan kepercayaan sosok publik figur, Agatha Jasmine. Agatha meminta Lucy ke Bandung hanya untuk mengorek semua informasi mengenai seorang anak laki-laki bernama Sacra Vicanza Hanasta, tanpa alasan yang jelas. Agatha bilang alasannya adalah sebuah privasi.

"El, jangan buat Tante kecewa. Kamu harus bisa mendekati Sacra. Apapun caranya."

Eliza yang memiliki kepribadian dingin pun tak merespons banyak. Tanpa menjawab perkataan Lucy, Eliza hanya berlalu pamit untuk pergi ke sekolah dengan pikiran yang berkecamuk. Dirinya dilema, antara menuruti permintaan tantenya atau mengikuti kata hatinya agar tidak terlibat. Akan tetapi, jika dia tidak menuruti permintaan Lucy, rasanya Eliza akan menjadi manusia tidak tahu diri. Dia sudah menumpang hidup, lantas apakah pantas dirinya kini menolak?

"Ck!" Eliza mengumpat saat ia dikejutkan dengan keberadaan seorang wanita di tengah jalan sana. Tentu saja bukan wanita sembarangan. Wanita berpakaian lusuh itu terus tertabrak kendaraan yang berlalu lalang. Hampir saja Eliza ikut menabraknya jika ia tidak langsung menekan rem kuat-kuat.

"Nak, tolong. Sakit sekali," ucap wanita itu dengan lirih. Eliza mengabaikannya, tentu saja karena ia malas berurusan dengan 'mereka'. Terakhir ia ikut campur, ia justru menjadi kambing hitam. Eliza merasa kapok. Gadis itu akhirnya mengambil jalan lain untuk menghindari wanita itu.

Lampu lalu lintas berubah merah, Eliza menghentikan laju sepeda motornya di samping sebuah mobil. Tak lama kaca mobil itu terbuka.

"Hai El?" Rupanya itu Jensen. Lelaki itu menyapa sebab masih hafal betul dengan sosok gadis yang beberapa waktu lalu memberikan hadiah pada adiknya. Namun Eliza tak mengindahkan sapaan Jensen, baginya itu tidak penting, hanya buang-buang waktu saja. Lagi pun dia tidak kenal dengan Jensen. Tujuannya hanya Sacra, dan sepertinya ia lupa kalau Jensen adalah kakak dari laki-laki incarannya itu.

"Bilang sekarang!" Terdengar suara lain dari dalam mobil. Eliza tidak peduli itu siapa, aka tetapi ketika kaca mobil bagian belakang terbuka, barulah Eliza peduli. Sebab orang yang membuka kaca itu adalah Sacra. Gadis itu menoleh ke samping, masih dengan raut wajah datarnya. Sacra nampak gugup, ia tersenyum canggung sambil melambai kecil. "Eum, hai ... Soal kemarin, makasih banyak ya, maaf baru bilang sekarang."

Eliza yang hendak membalas ucapan Sacra, pun harus menahannya. Mobil di belakang sudah tidak sabaran dengan membunyikan klaksonnya berkali-kali. Eliza mengumpat kecil sebab kaget, ia pun melirik lampu dan ternyata sudah berubah warna menjadi hijau. Tanpa melirik Sacra apalagi membalas ucapannya, Eliza melajukan motornya dan berlalu begitu saja. Tentu hal itu mengundang tanya bagi tiga bersaudara itu, terutama Sacra. Ia merasa heran dengan sikap gadis itu.

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang