Chapter 09. Shizue Izawa [II]

477 67 0
                                    

"Bagaimana ..., Bagaimana kau melakukannya!" Shizu bergumam tak percaya ketika melihat tubuhnya kembali menjadi muda, dia juga mencoba kembali skil apinya, namun tidak memiliki efek samping lagi.

"S–Slime-san! Kumohon beritahu aku caranya! Aku harus membantu anak-anak, Jika tidak ..." Dia menangkap ku dengan tangannya yang gemetar.

"Ini sedikit sulit Shizu, jika mereka tidak cocok dengan roh api. Mereka tidak akan pernah menyatu. Aku mengcopy Ifrit sebelumnya dan membuat roh yang baru."

"Jadi ...,"

"Tidak, masih ada cara lain."

Matanya bersinar kembali ketika aku menyebutkan itu. Aku melompat dan berubah menuju wujud manusia ku. Shizu terkejut.

"Kau ... Dapat berubah wujud?"

Aku hanya mengangguk sebagai balasan dengan senyum tipis.

"Ku pikir itu hanya halusinasiku ketika melihat gadis cantik yang berdiri di depan hadapanku." Dia bergumam sambil memegang kepalanya.

"Shizu, kau menghawatirkan tentang anak-anak yang ada di ingrasia bukan?"

Dia mendongak kembali dengan cepat mendengar perkataan ku.

"Itu benar! Anak-anak harus segera di selamatkan, tolong beritahu aku caranya Slime-san ..., Mereka ... Mereka akan mati jika terus dibiarkan." Dia memegang bahu ku dengan tangan yang gemetar, aku bisa melihat matanya yang berkaca-kaca.

"Aku tidak bisa memberitahu mu tempat nya, karena itu berbahaya Shizu." Sebenarnya bukan karena tempat itu berbahaya, hanya saja keberadaan ku di perlukan agar anak-anak itu dapat mendapatkan roh yang menempati tubuh mereka. Namun untuk saat ini banyak hal yang harus ku urus terlebih dahulu.

"Tidak ..." Shizu ambruk dengan berlinang air mata.

"Oleh karena itu aku akan pergi bersama kalian untuk berjaga-jaga, anak-anak itu masih bisa bertahan hidup 2-3 tahun lagi. Aku akan mengurus masalah di desa ini terlebih dahulu, setelah itu aku berjanji akan membantu anak-anak dengan mu." Aku berlutut di depannya sambil menghapus air matanya yang terus mengalir.

Dia menatapku dengan penuh harap ketika mendengar nya.

"Benarkah?"

"Tentu saja, aku adalah seorang pemimpin. Pemimpin harus selalu menepati Janjinya, atau para pengikut nya tidak akan mempercayai nya. Sekarang karena aku sudah berjanji untuk membantumu, tolong tenanglah untuk saat ini."

Bangun dan mengulurkan tangan, dia menggapai tangan ku dan bangun juga.

"Tinggalah di sini beberapa hari lalu pergi lah."

"Eh? Kau mengusirku?" Dia terkejut kembali.

"Bukan seperti itu, kau belum mengucapkan salam kepada anak-anak yang ada di ingrasia bukan? Bagaimana perasaan mereka ketika guru yang mereka sayangi pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata?"

Seharusnya Shizu juga memahami perasaan anak-anak sekarang, karena dia lah yang sangat dekat dengan mereka.

"Apakah mereka kecewa? Marah? Merasa di tinggalkan? Tidak di butuhkan? Anak-anak selalu berpikir berlebihan, tidak sebaiknya kau terlalu lama tinggal di sini."

Sekali lagi seluruh tubuhnya gemetar ketika menyadari apa yang telah dia lakukan. Aku memeluknya dengan hangat.

"Tapi apapun yang mereka rasakan sekarang, akan tergantikan jika mereka melihat mu kembali. Kau tidak perlu merasa bersalah Shizu, kau melakukan ini semua untuk mereka. Untuk keselamatan mereka kau perlu melakukannya. Jadi tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Jalan yang kau ambil sudah benar."

Pelukannya semakin erat ketika dia terisak. Shizu pasti memiliki emosi yang campur aduk dan kekhawatiran yang berlebihan. Apakah mereka akan memaafkanku? Apakah mereka masih akan menerimaku? Apakah mereka kecewa? Semua pertanyaan itu terus berputar dalam kepalanya. Dia menangis dan memelukku lebih erat.

"Mereka menyayangimu sama seperti kau menyayangi mereka."

Mungkin karena hari ini yang melelahkan, Isak tangis Shizu sudah tidak terdengar lagi. Dia merasa lega di dalam hatinya, tertidur dalam pelukan ku.

Membaringkannya di tempat tidur, aku tidak merasa kalau hari sudah pagi. aku pergi ke dapur hanya untuk mendapati Veldora yang sedang memasak makanan sambil bernyanyi.

Karena rakus nya dia tentang makanan, yang hampir membuat koki di Tempest sedikit kesulitan dengan porsi nya. Aku mengajari Veldora memasak. Jika memang ada bahan bahan masakannya, dia bisa bebas memasak apapun yang dia mau. Itu juga menjadi lebih efisien untuk kita.

"Bagaiman dengan sarapan nya?"

"Oh Rimuru, ternyata kau." Dia sedikit berbalik namun fokus kembali untuk memasak.

"Nah, masih dalam proses. Bagaimana keadaan gadis bernama Shizu itu?"

"Dia sudah tenang dan sedang tidur sekarang." Mengambil beberapa jus yang ada di dekat meja, aku bersandar di sisi pintu menuju dapur dan mengamati Veldora.

Veldora memang memiliki bakat dalam memasak, atau haruskah ku katakan dia bisa mempelajari apapun dengan cepat jika mentornya dapat di andalkan.

"Syukurlah kalau begitu."

Aku hanya mengangguk kecil, dan mengamati Veldora sekali lagi.

"Lalu, apa rencana mu saat ini?"

"Tentang negara?"

"Memang nya apalagi." Dia membalikan telur yang dia masak dengan melemparnya ke udara.

"Nah, untuk sekarang aku akan meminta bantuan Dryad untuk mengirim pesan ke seluruh ras yang ada di hutan Jura, entah itu ras kuat seperti Tengu atau Ogre maupun ras lemah seperti Rabbitman atau Hobbit."

"Ohh, semoga berhasil. Kalau kau perlu bantuan bilang saja padaku."

"Jadilah Chef pribadi ku pak tua."

"Sialan." Dia tersenyum pahit.

"Aku hanya bercanda, kau tidak perlu melakukan apapun. Cukup diam saja di sini."

"Tentu saja. Tapi apa kau yakin ras Tengu akan datang?"

"Ku pikir mereka tidak akan datang meskipun Dryad yang mengirim pesannya."

"Jadi, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku tidak akan melakukan apapun, lagian aku sudah memprediksi kalau Tengu, Bovoid dan Equinod tidak akan datang."

"Oh benar, Tengu memiliki harga diri yang tinggi, mereka keturunan ras malaikat. Sedangkan Bovoid dan Equinod masih berperang satu sama lain."

Aku mengangguk mendengar hal itu.

"Jadi targetku adalah ras Ogre akan datang karena ini adalah hal yang menarik apalagi dengan hilangnya kau saat ini. Jadi sudah di pastikan Ogre akan datang, Lizardman, Rabbitman, Hobbit, Elf sudah bergabung bersama Orc, Direwolf dan juga Goblin. Mungkin hanya Ogre dan Lizardman saja untuk saat ini."

"Oh, lakukan yang terbaik."

"Tentu saja."

"Apa kau tidak akan membangunkan gadis Shizu itu? Sarapan sudah siap."

Aku mengangguk kecil dan pergi dari sana menuju kamar Shizu, menggoyangkan tubuhnya secara perlahan.

"Shizu, sudah pagi. Ayo pergi sarapan."

"Mhh ... Slime-san." Dia mengerang ketika menatapku dengan sayu, dia menggosok matanya lalu menatapku kembali dengan senyum lembut nya. Suasana hatinya telah membaik dari pada semalam, aku juga senang karena itu.

"Rimuru, namaku Rimuru."

Dia terkekeh kecil mendengar itu.

"Tapi Slime-san lebih lucu bukan?"

Yah, jika itu membuatmu senang maka lakukan sesukamu.

Bersambung.

Alternatif time lineWhere stories live. Discover now