✨34✨

709 58 0
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

Keduanya sama tak berkutik, hanya mampu menunduk semakin dalam kala orang yang tadi memergoki mereka berjalan mondar-mandir sambil memukul gulungan berkas di telapak tangan. Bara mendesis pelan, padahal berkas itu sangat penting untuk kemajuan perusahaan tapi seenak dengkul malah digunakan untuk memukul kepalanya.

" Ternyata ini alasan kamu lebih suka lembur daripada jengukin Alan dirumah sakit " tuduhnya masih dengan nada berbicara yang dingin dan menusuk.

" Dengar penjelasan aku Bang, ini gak seperti yang Abang lihat " Sanggah Bara, kenyataannya memang begitu. Wanita Lucifer ini yang lebih dulu menyosornya.

Rasanya Devin ingin tertawa kencang sekali, tidak seperti yang dia lihat katanya? Lucu sekali. Jelas-jelas dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat mereka berciuman. Devin tidak masalah jika ini bukan di area kantor, apa kata kolega nanti jika diberitakan seorang CEO melakukan tindak asusila pada sekretarisnya. Bukan hanya menjatuhkan nama baik perusahaan namun keluarga Anggawirya juga akan di cap buruk.

Pandangannya beralih pada Frisca yang sedari tadi diam saja, wanita itu sama sekali tak memberi keterangan apapun membuat Devin semakin gundah siapa yang sebenarnya salah.

" Dia yang menciumiku terlebih dahulu, dia yang selama ini menggodaku " hardik Bara

Frisca bangkit dari duduknya, berteriak didepan wajahnya tanpa segan.

" KARENA LU GAK PERNAH PEKA BARA, GUE SUKA SAMA LU SUDAH LAMA. GUE PENGEN JADI ISTRI LU DAN HABIS ITU GUE BAKAL MERAMPAS SEMUA KEKAYAAN YANG LU PUNYA "

Wanita itu sama sekali tidak sadar jika dia sudah keceplosan hanya menatap heran pada Bara yang terkekeh dan berjalan santai menuju kursi kebesarannya.

" Selain penggoda ulung ternyata kamu juga jujur sekali ya Frisca, silakan cek ponselmu "

Frisca semakin heran lalu mengecek ponselnya yang ternyata ada notifikasi bahwa ia sudah menerima transfer berjumlah 25 Juta. Apa yang salah? Dia hanya berkata jujur tentang perasaannya.

" Uang itu cukup untukmu sebagai modal usaha karena aku sebagai Pria yang terhormat tidak akan membiarkanmu menjadi gelandangan "

Seketika Frisca menegang, beringsut jatuh memeluk kedua kaki Bara menumpahkan tangis sambil memohon-mohon agar Bara tidak memecatnya. Namun Bara sudah terlanjur muak, wanita ini mendekatinya bukan atas dasar cinta melainkan mengincar harta.

Devin hanya menggeleng prihatin melihat penampilan wanita itu dengan baju kurang bahan membuatnya yakin jika apa kata Bara tadi adalah benar.

" Pergilah, kau tidak memiliki urusan lagi disini "

Dengan langkah gontai, Frisca meninggalkan ruang kerja Bara Dinata. Gagal sudah misinya untuk menjadi istri Bara menjadi bagian dari keluarga Anggawirya lalu mengeruk kekayaannya.

Tunggu

Apakah tadi dia mengatakan itu?

Dasar bodoh

Hanya bisa merutuki mulutnya yang terlalu jujur ini.

----------------------

Karena terlalu sering tidak mengikuti pelajaran saat persiapan graduation kemarin, Rayyan harus menyelesaikan banyak tugas untuk mengejar nilainya yang tertinggal. Inilah dukanya menjadi ketua Osis, ingin cepat-cepat pensiun dan bisa bersantai ria.

ALANKA|2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang