✨41✨

566 59 0
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif

.
.
.


Menjelang pelaksanaan ujian semester, pembelajaran di kelas mulai ditiadakan. Para guru sibuk mempersiapkan ujian yang akan berlangsung dua hari lagi sehingga para siswa-siswi bebas melakukan kegiatan apa saja, entah memenuhi kantin sampai bel pulang berteriak nyaring, berkumpul bersama teman-teman organisasi, atau sekedar bertapa didalam kelas.

Aldi, Hansen, dan Galih ditambah Zero yang sejak ketidakhadiran Alanka bergabung dengan tiga serangkai itu berada di ruang musik, ini adalah satu-satunya tempat yang tidak dikunjungi oleh siswa lain.

Hah tentu saja karena setiap ada yang ingin masuk, Aldi sudah memberikan pandangan dingin dan menusuknya hingga siswa itu berbalik dengan tangan gemetar.

Oh tidak banyak yang tau, di SMA Wirya ini Aldi termasuk dalam jajaran siswa paling disegani, terkadang ia terlibat perkelahian dan ekspresinya yang datar. Namun anehnya, ia banyak mendapatkan pengakuan cinta setelah Rayyan.

" Sepi gak sih gak ada Alan. Eh Zer keadaan Alan gimana? "

Zero yang tengah bermain ponsel mengalihkan perhatiannya pada Aldi yang bertanya, ia tampak memikir sejenak lalu fokus lagi pada ponselnya.

Aldi yang geram dirinya diabaikan, merebut ponsel Zero dan menyembunyikannya didalam kantong jaket. Zero menghela nafas, lalu mengambil laptop dari dalam tasnya.

" Haish, nih gue balikin. Lu sebenarnya lagi ngapain sih Zer, sibuk Mulu dari tadi. " Kesal Aldi mengembalikan ponsel milik Zero.

Tidak langsung dijawab, Zero justru semakin fokus pada laptop dan ponselnya.

" Dahlah capek ngomong sama batu bernyawa " misuh Aldi yang hanya ditanggapi santai oleh Zero.

" Kita samperin ke mansion aja kali ya. Sekalian juga minta tips belajar dari Alanka, siapa tau kan semester ini gue naik peringkat " usul Aldi yang disetujui oleh Galih dan Hansen.

Zero mengarahkan layar ponselnya pada Galih menunjukkan sebuah riwayat chat antara dirinya dan Wiradarma.

Galih terbelalak, Aldi dan Hansen yang kepo ikut membaca isi chat tersebut dan mereka juga tak kalah terkejutnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Galih terbelalak, Aldi dan Hansen yang kepo ikut membaca isi chat tersebut dan mereka juga tak kalah terkejutnya.

" Gila ini gila, selain dibikin paru-parunya rusak terus lumpuh sekarang diracuni juga. Fix ini sih pelakunya psycho, dia tu paling senang liat korbannya menderita dulu lalu mati perlahan-lahan " tanggap Aldi.

Galih bergumam setuju

" Terus gimana cara lu nyari kurir yang nganterin salad buah itu ke mansion Anggawirya. Secara kan kurir disini lebih dari lima " ujar Hansen

ALANKA|2 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora