CHAPTER XIII : Bad Blood (1)

541 39 4
                                    

TAYLOR'S POV

Saat aku membuka mata keesokan paginya, aku melihat Harry tertidur di sampingku dengan satu tangannya melingkar di pinggangku. Wajahnya terlihat damai, jauh dari kemurungan dan rasa lelah yang sering aku lihat di wajah Harry. Matanya menutup rapat, membuatnya terlihat seperti anak kecil dan memberikan efek menenangkan untukku.

Dengan gerakan perlahan, aku memindahkan tangan Harry dariku, sebisa mungkin mencoba untuk tidak membangunkannya. Harry bergerak kecil masih dengan mata terpejam. Setelahnya aku berjalan ke kamar mandi. Di kamar mandi Harry, aku memakai jubah mandi yang tergantung. Aku menghampiri cermin di atas wastafel dan menatap bayanganku yang tiba-tiba saja tersenyum.

Kupu-kupu berterbangan dalam perutku saat aku kembali mengingat yang terjadi tadi malam. Aku menggigit bibir, menahan senyum yang terus mengembang di bibirku. Ingatanku memutar kembali setiap detil kejadian itu. Bagaimana Harry menciumku, rasanya memabukkan dan membuatku tidak bisa berpikir. Lalu setiap sentuhannya begitu berefek besar untukku—seluruh tubuhku.

Lama berdiam diri di depan cermin, akhirnya aku memilih untuk mandi. Tidak lama kemudian aku keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi dan berpikiran untuk memakai lagi pakaianku semalam. Saat itu juga aku baru ingat kalau Mom pasti mencariku karena aku tidak pulang dan tidak memberitahunya. Sampai di kamar Harry, ternyata dia sudah bangun dan sedang duduk di pinggiran kasur.

"Hei, kau sudah bangun," sapaku sambil mencari-cari pakaianku yang berserakan di sekitaran kamarnya.

"Kau sedang apa?" tanya Harry dengan suara beratnya. Ia menatapku dengan alis terangkat.

"Mencari pakaianku." Jawabku singkat.

Kemudian Harry berjalan ke arah lemari di pojok ruangan dan menyerahkan t-shirt juga jeans dari lemari pakaiannya padaku. Untuk beberapa saat aku memandanginya heran. Apakah aku harus memakai pakaiannya? Well, ukuran tubuh kami memang tidak jauh berbeda karena aku bisa dibilang punya postur tubuh yang jangkung. Hanya saja aku tidak yakin akan nyaman memakai skinny jeansnya yang bisa kukatakan kelewat ketat itu.

"Ini milik Katie. Semoga saja pas untukmu." Ucapnya dan aku mengangguk mengerti. Aku lalu menerima pakaian itu dan kembali ke kamar mandi setelah berterimakasih.

Saat merasa terlalu sesak mengenakan jeans milik Katie, akhirnya aku memutuskan untuk memakai lagi jeansku. Kurasa aku harus segera pulang dan mengganti pakaian dalamku. Lagipula Mom pasti akan sangat marah mengetahui aku tidak pulang semalam.

Berjalan ke ruang tengah, aku mengambil tas dan mengecek ponselku yang ternyata mati. Kemudian aku memilih menghampiri Harry yang sudah berada di dapur dengan hanya menggunakan bokser dan kaus hitam tanpa motif. Melihat pemandangan itu membuatku menelan ludah dan memaksa kembali mengingat hal yang terjadi antara aku dan Harry. Itu membuat perutku terasa tertarik dan aku berusaha menahan bibirku yang memaksa untuk tersenyum.

"Kau lapar?" tanya Harry dan aku mengangguk. Kemudian ia berjalan ke arah kulkas dan mengeluarkan beberapa butir telur dan bacon.

"Um, Harry," ucapku gugup. "Biar aku saja yang memasak." Ujarku menawarkan diri.

Harry langsung menyingkir dari tempatnya dan mempersilahkanku. "Ide bagus karena aku tidak yakin akan menjadi apa masakanku nanti." Kekehnya dan aku ikut tertawa kecil bersamanya.

Selagi aku membuat sarapan, Harry duduk di kursi logam di balik konter, sibuk dengan ponselnya. Lalu aku merasa dia memperhatikanku setelahnya. Sejujurnya aku merasa risih diperhatikan seperti itu, ditambah dengan ingatanku yang terus menampilkan bagaimana...baiklah aku harus berhenti memikirkannya.

"So, Tay." Harry bersuara dan saat aku berbalik menatapnya, ia menahan dagu dengan satu tangannya. "Bagaimana kau bisa sendirian di depan apartemen Zayn?"

Stuck in Circle | haylor ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang