CHAPTER XV : Bad Blood (3)

496 39 2
                                    

Kinda long chapt, but please enjoy:)

Aku tidak bisa mengalihkan perhatianku pada Harry yang kini berdiri di depan sofa dengan raut wajah menegang. Kami memutuskan untuk kembali ke dalam frat saat orang-orang mulai berkumpul diluar menunggu pergantian tahun. Aku sama sekali tidak tertarik mengikutinya karena perhatianku teralihkan sepenuhnya pada Harry.

Kami berkumpul di sofa besar di ruang tengah. Menyingkirkan banyaknya sampah gelas plastik dan botol-botol alkohol yang berserakan di sekitaran ruangan, aku berusaha membuat diriku nyaman di sofa. Demi duduk di sampingku dan Niall berdiri di pinggiran sofa, sama tegangnya dengan Harry. Zayn duduk di lengan sofa di sampingku, sedangkan Liam dan Louis berdiri di sekitaran. Udara menjadi sangat tidak enak saat Niall menatap Harry seperti menahan dirinya untuk tidak menyerang Harry. Semoga saja tidak terjadi apapun lagi untuk kali ini.

Saat semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing, Niall akhirnya bersuara. "Sebenarnya, Styles, banyak yang ingin aku tanyakan padamu. Tapi kurasa semua orang ingin tahu kenapa kau menjual apartemenmu dan tidak memberitahukannya pada kami?"

Harry angkat bahu, "Aku membutuhkan uang." Jawabnya singkat, sangat singkat dan Niall kembali bertanya. "Kenapa kau menjadi sangat membutuhkan uang? Kau sudah bekerja sepanjang waktu, lalu kenapa kau masih menjual apartemenmu?"

"Haruskah aku memberitahu alasannya?" suara Harry meninggi, tapi tetap berusaha normal.

Zayn bangkit berdiri. "Tentu saja, Harry. Kita berteman, dan sudah seharusnya kau menceritakan pada temanmu jika kau punya masalah." Ucapnya. Aku benci hanya menjadi penonton sementara kepalaku terus mencerna setiap hal yang terjadi. Harry membutuhkan uang untuk apa? Apa Ashley membuatnya kesulitan? Aku ingin bertanya, hanya saja suaraku seketika menghilang tiap aku melihat mata hijaunya yang padam.

Harry mencibir dan memilih tidak menjawab. Ia mematung di tempatnya, mengacak rambut ikal yang panjangnya. Zayn balik melihat ke arah Liam. "Apa yang kau tahu, Liam? Kalau Harry tidak ingin menceritakannya, kurasa kau bisa memberitahu kami."

"Oke, aku akan memberitahu kalian alasannya." Ucap Harry geram. "Aku membutuhkan uang untuk pengobatan ayahku, juga adikku. Puas?"

"Adik?" komentar Niall. "Kau punya adik?"

Jeda cukup lama saat semua orang menunggu Harry bicara. Aku rasa Harry akan menceritakan kepada teman-temannya tentang Katie. Liam melirikku, kurasa dia tahu juga tentang hal itu. Beberapa detik berlalu sampai akhirnya Harry berkata, "Katie, dia adikku. Dan dia butuh perawatan khusus beberapa waktu ke belakang." ucap Harry sekilas melirik ke arahku.

Harry kemudian melanjutkan penjelasannya tentang Katie. Bagaimana Katie bisa mengalami depresi. Cerita yang sama yang aku dengar dari Harry setelah dia mengajakku ke Phoenix House. Dia berkata harus melunasi biaya perawatan adiknya juga pengobatan ayahnya di Inggris. Dan karena itu dia menjual apartemennya. Dan alasan kenapa ia tidak tinggal bersama Katie setelahnya, well, Harry bilang tidak ingin membuat Katie merasa terbebani dengan keadaannya.

Semua orang merasa sangat terkejut dengan hal itu. Sebuah rahasia yang akhirnya Harry beritahukan pada teman-temannya. Setelah semua penjelasan dan perbincangan serius, semua orang menerima dan memaklumi Harry. Tidak lama aku melihat Harry dan Niall berbincang cukup lama namun kini kurasa keduanya sudah menyelesaikan perselisihan di antara mereka.

Waktu sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam, beberapa saat lagi menuju pergantian tahun. Saat sedang memperhatikan orang-orang yang kini berkumpul di halaman belakang, Niall menghampiriku. "Punch?" ia menyodorkanku gelas plastik dan aku menerimanya. Beberapa saat, aku dan Niall saling diam. Kurasa kami sudah melupakan sepenuhnya kejadian siang tadi.

Stuck in Circle | haylor ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang