02.

433 82 44
                                    

HAI APA KABAR KALIAN SEMUA? APAKAH MASIH INGAT DENGAN AKU? SEBELUMNYA AKU MINTA MAAF KARNA JARANG UP CERITA HEHEHE.

AKU MAU UP CERITA DI SINI NIH KIRA-KIRA MASIH ADA YANG BACA GAK YA?🤔🤔

KALO KALIAN LUPA ALUR BACA ULANG GIH PROLOGNYA. NANTI KALIAN BACANYA ENJOY AJA YA KITA HAPPY-HAPPY DI SINI.

SEBELUM ITU DISINI KITA GANTI PANGGIL AUDREY MENJADI LIORA, SOALNYA BIAR NGGA BINGUNG.

°•happy reading•°

02. BERTEMU TUAN BAGASKARA

"Minta izin pulang doang deg-degkannya kaya mau minta restu."

-Audrey aka Liora-

Entah sudah berapa kali Liora menghela nafas di ruangan serba putih ini. Dia masih belum bisa menerima kenyataan yang mustahil ini dengan lapang dada.

Di lubuk hati paling dalam dirinya merasa tersentil dengan pemikirannya. Seburuk itukah dirinya sampai bumi tidak mau menampung dirinya untuk tetap hidup dan melemparnya ke dimensi lain?

Liora terkekeh lirih memikirkannya, kalo di pikir-pikir untuk apa dia lahir ke dunia, toh akhirnya dia masuk ke dalam novel. Lama-lama kepala gadis itu pecah jika memikirkan hal yang tidak bermutu.

"Gataulah pusing nih kepala mikirin hal yang ngga jelas!"

Suara pintu terbuka mengalihkan atensinya. Yang ia lihat bukan seorang dokter, maupun suster yang memasuki ruangannya, melainkan seorang berjas formal dengan aura pekat yang berada di sekelilingnya. Penampilannya memang tidak terlihat muda, tetapi muka dan tubuhnya masih kelihatan fresh.

Kedatangannya membuat ruangan gadis cantik itu menjadi suram. Sehingga Liora meneguk ludah dengan susah payah, bulu-bulu nya berdiri saking merinding.

MERINDING ANJIR!! DIA MANUSIA APA BUKAN SIH SEREM AMAT SEPERTI SIMULASI KETEMU MALAIKAT MAUTTTT.

"Cucuku.."

Liora terbengong-bengong mendengar suara dari pria berjas formal itu. Apa katanya tadi cucuku? Jadi dia kakeknya si Liora.

Pria berjas formal itu berdiri di samping Hospital bed yang Liora tempati. Pria itu menatap Liora intens ada perasaan lega didalamnya.

Mungkin pria berjas itu sangat lega mendapati cucu perempuan satu-satunya dapat melewati masa komanya. Namun, bukan perasaan senang yang Liora dapatkan ia menjadi awkward.

Pria berjas itu merentangkan tangannya, membuat Liora kebingungan. "Hug me, do you miss me?"

"Maaf, sebelumnya anda siapa?" tanya Liora hati-hati.

Pria berjas itu mendatarkan wajahnya dan menatap tajam Liora di hadapannya. Apakah ada yang salah dari perkataannya? Ia rasa tidak, karena ia memang tidak mengenal pria tua dihadapannya ini.

"Sir, looks like your'e in the wrong room." katanya lagi dengan menampilkan senyum ramah.

"I'm not in the wrong room, this is my granddaughter's room. I'm Mr. Bagaskara, do you remember me, girl?" balas pria berjas itu dengan smrik di bibirnya.

Liora pura-pura terkejut mendengarnya. "K-kakek?"

Mr. Bagaskara mengangguk ia merentangkan tangan lagi mengode untuk Liora memeluknya. "Hug me!"

Liora pun menurut, ia langsung memeluk Mr. Bagaskara seerat-eratnya. Mr. Bagaskara terkekeh melihat tingkah cucunya, ia membalas pelukan itu tak kalah erat dan mengusap kepala cucunya dengan lembut.

Mendengar tawa kecil Mr. Bagaskara sedikit dihatinya menghangat. Lalu, ia pun melepas pelukan itu dirasa sudah cukup.


"Mengapa cucuku melupakan kakeknya ini yang sangat tampan, hm?"

Liora terkekeh geli mendengarnya. Bukan melupakan tapi tidak kenal lebih tepatnya. Dirinya saja bukan Liora asli bagaimana bisa ingat. Lebih baik ia harus bertahan dengan kepura-puraannya supaya bisa bertahan lama.

"Efek kelamaan tidur mungkin. Aku menjadi melupakan semuanya. Bahkan, setelah siuman. Aku sempat tidak mengenal siapa aku." Liora bercerita seraya memperhatikan kakeknya duduk di kursi samping hospital bed.

"Oh, really?? Itu mengejutkan namun aneh." Mr. Bagaskara mengupas buah apel yang berada di nakas. "Apa kau sudah makan?"

Liora menghela nafas panjang. "Liora tidak selera makan."

Mr. Bagaskara mengunyah apel yang ia kupas, lalu menelannya. "Apa yang cucuku mau?"

"Pulang.." lirihnya, aku ingin kembali ke duniaku. Lanjutnya dalam hati. Tidak mungkin untuk berbicara seperti itu di depan Mr. Bagaskara yang bakal mengiranya ia sedang ngelantur.

"Sepertinya cucuku merindukan rumah." Mr. Bagaskara sedikit terkekeh, namun membuat suasana menjadi mencengkeram. "Baiklah, sore ini kita pulang!"

Dalam hati Liora bersorak gembira. Tidak buruk meminta untuk pulang, jika segampang ini mengapa tidak dari tadi saja.

Tiba-tiba terlintas di otaknya ingin bertemu dengan orang tua pemilik tubuh ini. Coba dulu kali ya, siapa tau di izinin.

"Liora kangen Daddy dan Mommy."

Mr. Bagaskara menghentikan acara mengupasnya. Atmosfer di ruangan menjadi dingin sekali. Liora melirik ke arah kakeknya yang juga sedang menatapnya tajam.

Liora sampai berkeringat dingin, debaran jantung tidak beraturan gadis itu ketakutan sepertinya sang kakek tidak mengizinkan untuk ia menemui keluarga saat ini.

Mr. Bagaskara bangkit dari tempat duduknya seraya membenarkan letak jasnya. Mengabaikan ucapan Liora seperti angin lalu.

"Kemasi barang-barang kamu, sore ini kita pulang ke mansion. Jangan terlalu banyak pikiran kamu baru saja siuman."

TBC

Gimana part ini? Aku minta maaf jika kurang seru, insyaallah setelah ini bakal lebih seru lagi dari sebelumnya.

How's your day dear?

Ayo tekan vote + komen ya! Supaya bie makin rajin update disini❤️❤️

Terimakasih sayangggg🧚🤎

See you next time bub!💟💟

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIORA FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang