HAPPY READING :)
🐨🐨🐨
Kenzo menoleh ke kiri kanan untuk mencari keberadaan Bian dan Jevan. Ia langsung menghampiri mereka setelah menemukannya.
"Sorry, gue telat," ucapnya sambil duduk.
"Telat sih telat, tapi udah satu jam, Ken! Janjinya jam 7 datengnya jam 8," kesal Jevan.
"Gue ketiduran tadi."
Jevan memutar bola matanya malas, "Emang anak Anjing! Udah tau ada janji malah tidur."
"Ya kan namanya ketiduran. Renza juga nggak ngebangunin gue, padahal gue udah pesen buat bangunin jam 7."
"Udah lah, lagian Ken juga udah di sini kan," ucap Bian menengahi.
"Oke, sekarang jelasin ke kita semuanya! Kenapa lo nggak cerita ke kita? Lo nggak nganggep kita sahabat?" ucap Jevan.
"Nggak gitu. Gue belum siap aja, gue juga baru tau kalo ternyata gue bukan anak Daddy." Kenzo menjeda ucapannya. "Dan ternyata Daddy yang udah ngebunuh mama kandung gue. Gue bego banget ya Van, Bi? Padahal selama ini kejadian itu terus muncul dimimpi gue, tapi gue malah takut dan nggak sadar kalau yang ada di mimpi itu mama gue. Secara nggak langsung mama meninggal gara-gara gue." Ia menghela napasnya pelan.
"Tapi gue bersyukur, seenggaknya Tuhan udah kasih gue kesempatan buat ketemu sama keluarga gue lagi," sambungnya dengan mengulas senyum. Ia menjelaskan semuanya kepada mereka berdua.
Jevan dan Bian menatap sendu temannya itu. Mereka tidak menyangka jika Wilson benar-benar seorang pembunuh. Pasalnya saat mereka ke rumah Kenzo beberapa kali, Wilson terlihat baik dan sangat menyayangi Kenzo. Kenzo pasti syok dan merasa sangat hancur saat mengetahui kebenaran itu.
"Terus om Wilson sekarang gimana?" tanya Jevan.
"Papa udah masukin Daddy ke penjara," jawabnya.
"Sekarang lo nggak perlu mikir yang macem-macem. Semuanya udah kembali, lo ketemu sama papa lo dan mereka semua sayang banget sama lo. Dan satu lagi, jangan pernah nyalahin diri lo sendiri atas kejadian itu. Semuanya udah takdir," ujar Bian, Kenzo menarik kedua sudut bibirnya ke atas setelah mendengar perkataan Bian.
Mereka lalu melanjutkan mengobrol dan bergurau seperti biasa hingga malam dicafe itu.
"Jam berapa, Jev?" tanya Kenzo.
Jevan melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. "Jam 12 kurang. Eh, emang lo boleh keluar sampe jam segini sama pak Artha? Nggak dicariin?" tanya balik Jevan.
"Nggak tau juga, nggak ada yang nelpon kok," jawabnya santai. Beberapa saat kemudian matanya celingukan mencari sesuatu.
"Nyariin apa, Ken?" tanya Bian yang melihat gerak gerik Kenzo.
"Hp gue!"
"Lha tadi lo taro mana?"
"Nggak tau, gue lupa." Kenzo menggaruk kepalanya sambil mengingat-ingat dimana ia menaruh ponselnya tadi. "Apa masih di kamar ya, nggak gue bawa?"
"Bego! Ceroboh banget jadi orang," sahut Jevan yang juga ikut membantu mencari ponsel Kenzo.
"Bi, pinjem hp lo dong." Bian menyodorkan ponselnya.

YOU ARE READING
PULANG [✓] TERBIT
Teen FictionKehidupan Kenzo yang terpisah dengan keluarganya sejak 8 tahun yang lalu. Kembalinya dia ke Indonesia menjadi awal pertemuannya kembali dengan keluarga kandungnya. ••• "Ini Papa." "P-papa? "Kamu Kenzo, Kenzora Arnav Sidartha anak kandung saya." "Ren...