Uji Coba Mantra Pelet

107 3 3
                                    

Aku langsung masuk ke kamarku, dan hari sekarang memang sudah malam. Jadi aku hanya perlu minum air ini lalu mengucap namanya tujuh kali.

Aku memandang air mineral botolan sambil tersenyum bak orang baru menang lotre, "Dosa gak sih gua mainin orang begini?"

Aku mengangkat bahu acuh, "Ah tapi gass aje lah."

Aku langsung minum airnya seteguk. "Aaron Joshua, Aaron Joshua, Aaron Joshua, Aaron Joshua, Aaron Joshua, Aaron Joshua, Aaron Joshua."

Aku langsung tidur tanpa berganti baju terlebih dahulu karena aku benar-benar lelah hari ini.

***

Aku terbangun karena alarm alami sudah mulai berbunyi. Iya, ibuku sudah berteriak tidak jelas sejak tadi. Padahal aku sedang mimpi indah, aku bermimpi Aaron menjadikanku layaknya ratu haha.

"Eh bentar. Kalo cowok brengsek pasti kan lebih tau cara treat pasangan kayak apa. Bisa aja dari ratu jadi debu. Ya kan? Ah tapi bodo amat, orang gua penasaran haha."

Aku bangkit dari kasur menuju tas sekolah ku, merogoh dompet yang didalamnya berisi kemenyan. Aku menciumnya berkali-kali, "Aaron Joshua. Lu harus jadi milik gua."

Aku tersenyum dan menaruhnya ditempatnya kembali lalu keluar kamar untuk mandi sambil sesekali bersenandung kecil.

"Kamu kapan gajiannya, Nak?"

"Nanti Ma, akhir bulan. Kayak mama gak tau aja."

Mama ku entah kenapa justru malah menepuk jidat, "Oh iya mama lupa."

"Ih dasar, udah tua," cibirku sambil memakai sepatu.

"Kamu semalam kenapa pulangnya telat? Tumbenan." Mama menarik kedua bahuku untuk bertatapan dengannya. Mama seperti sedang menelisik wajahku, memang ada apa?

"Mama lihat wajah kamu, kok kayak berseri-seri gitu? Kamu abis ngapain?"

Aku sempat tercengang. Wow, efek dari dukun itu apa memang benar adanya kah? Aku hanya tertawa menunjukkan gigi gigiku lalu berangkat pamit tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh mamaku.

Sampai di sekolah entah kenapa jantungku bertalu-talu kencang, tanganku juga rasanya dingin haha, belum lagi aliran listrik menyebar ke seluruh tubuhku, rasanya sampai merinding. Padahal aku dengan dia beda sekolah, tapi kenapa efeknya seperti ini?

Temanku bernama Rio memberikan high five kepadaku, "Halo Riandra, tumben datangnya telat."

Aku membalas tos-nya, "Iya nih, gua lagi mimpi jadi putri enak-enak. Eh emak gua bangunin gua haha."

"Pasti yang jadi pangerannya gua nih haha."

"Dih pede banget sih anda, mas. Belajar aja dulu yang benar. Nanti baru lamar ke rumah haha."

Dia justru excited, Menaik turunkan tangannya yang terkepal di udara. "Yess! Dapat lampu ijo."

Aku tertawa melihat dia sangat bersemangat, "Udah ye, gua mau masuk dulu ke kelas."

Dia mengangguk lalu berlari ke kantin. Sedangkan aku menuju kelasku yang tadi sempat tertunda.

Baru saja aku mendudukkan diriku di bangku, tiba-tiba saja ponselku berbunyi tanda notif masuk. Aku melihatnya dan langsung membulatkan mataku, mulutku juga terbuka. Jantungku juga rasanya seperti berhenti berdetak.

Pelet Membuatku Hampir DiperkosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang