-1

260 40 3
                                    

Let's go back

Terkadang apa yang terjadi di masa lalu sulit dilupakan, entah itu karena kenangan yang terlalu baik atau kebalikannya, terlalu buruk.

Waktu awal masuk SMA Theodore mengenal James dan Devan, mereka saling kenal karena bertemu ketika menjadi relawan di panti asuhan, salah satu kegiatan yang diwajibkan untuk Theodore. Sebenarnya Theodore sudah mengenal James, beberapa kali mereka bertemu ketika olimpiade tapi hanya sekedar tahu nama dan wajah saja. Sejak saat itu mereka bersahabat baik bahkan diluar waktu kegiatan relawan.

"Theo... anterin gue ke toko buku, yuk" Kata Devan, mereka bisa dikatakan lebih dekat satu sama lain disamping ternyata sekolah yang berdekatan Theo dan Devan sama sama suka membaca, berbeda dengan James.

"Tapi gabisa lama ya, sore I ada les"

"Yeay!" Ucap Devan ceria. Jujur saja sejak mengenal Devan, hidup Theodore lebih berwarna karena Devan yang bawel itu akan selalu menghubunginya untuk menceritakan semua kesehariannya.

"Theo... lo tau ga sih? Barusan gue dipajang pas upacara. Soalnya gue ga bawa topi. Sengaja sih, pengen tau rasanya di jemur. Mirip kaya sunbathing apa ngga. Taunya ga enak banget"

"Theo... perut gue sakit deh... kenapa ya?"

"Theo ayo besok kesini... ada cafe baru!" Dan banyak lagi. Sampai akhirnya di akhir tingkat satu Theo berani untuk mengajak mereka berpacaran.

"Mau ya jadi pacar I?" Katanya sebelum Devan memeluk Theodore sambil bilang "Ofcourse I want! Lama banget baru nembak sekarang" Dan mereka tertawa bersama.

Memasuki tahun akhir SMA Theodore makin mendapat tuntutan dari keluarga besarnya. Dan waktu untuk bersantai pun semakin sedikit.

"Van... sorry I gabisa hari ini"

"Maaf ya batal lagi, tiba tiba dipanggi eyang"

"Gabisa I... kan you tau hari ini I ada les Fisika"

Dan masih banyak lagi berbagai alasan Theodore ketika Devan mengajak bertemu. 

Mungkin waktu itu ada tiga bulan mereka tidak berjumpa ketika akhirnya Theodore mendapat jatah istirahat. Yang ada di kepalanya hanya 'I mau ketemu Devan! ga enak udah banyak nolak ajakan dia'

Waktu itu dengan inisiatif sendiri, Theodore langsung ke sekolah Devan tanpa bilang terlebih dahulu, kebetulan juga dia dipulangkan lebih cepat sehingga dia yakin jika Devan tidak akan pulang lebih dulu.

Sudah waktu jam pulang sekolah, dengan senyum lebar Theodore memperhatikan setiap anak yang keluar dari gerbang dari kursi belakang mobilnya, hari ini dia tetap ditemani supir atas perintah kakeknya, jika Theodore tidak boleh kelelahan selama masa ujian.

Dia sudah melihat Devan!

Baru saja dia mau membuka pintu, dia menghentikan gerakan tangannya begitu melihat Devan menghampiri seseorang. James.

Dan lihatlah bagaimana Devan merangkul tangan James yang kemudian James acak acak rambut Devan. Theodore hanya bisa terdiam, pun tidak berniat turun dari mobil. "Pak, pulang aja" Kata Theodore akhirnya memilih untuk mengabaikan keduanya.

"Can you Focus, Lee?" tegur tutor Kimia Theodore, ternyata Devan dan James cukup menyita pikirannya, karena beberapa hari ini dia mulai sering melamun.

"I'm sorry sir"

***

Sudah sebulan sejak dia memergoki James dan Devan, Theodore bahkan sudah menyelesaikan ujiannya beberapa hari lalu. Theodore melihat layar handphonenya, bahkan message terakhir dari Devan sekitar sebulan yang lalu. Theodore sebenarnya lebih merasa aneh pada dirinya sendiri, karena sejujurnya dia hanya kecewa, dan bertanya tanya kenapa mereka tidak jujur jika memang mereka saling ada rasa. Tidak, dia tidak sedih karena Devan tertawa karena orang lain atau Devan bersama yang lain.

Huh

Pandangan Theodore tidak sengaja terjatuh di figura foto di meja belajarnya. "Udah hampir 3 tahun kita ga ketemu" Gumamnya yang kemudian berdiri setelah membaca message yang masuk handphonenya "I harus beresin masalah ini sama mereka"

***
Theodore berdiri di depan pintu kamar di salah satu hotel yang masih terhitung sering dikunjunginya, salah satu hotel yang dikelola keluarganya. Bahkan di tangannya sudah ada master key yang baru saja diberikan salah satu pekerja hotel. Setelah menimbang dan atas dorongan kedua sahabatnya di sekolah, tentu saja Theodore punya sahabat selain Devan dan James, Theodore akhirnya menempelkan master key ke tempatnya, dan pintu terbuka.

"Terus Theo gimana?" Suara Devan, Theodore kenal suara ini.
"Katanya mau pilih aku?" Kini suara James terdengar, Theodore memutuskan berdiri ditempatnya sekarang, mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
"Iya lah aku pilih kamu, siapa juga yang seneng dicuekin sama pacar. Theo tuh super sibuk. Gatau deh sibuk apa, kaya kalau ujian aku sama kamu juga ujian!"
"Udahh sama aku aja makannya" Entah apa yang James lakukan karena sekarang kekehan Devan terdengar. Menjijikan.

"Terus kita lanjut ke London, gimana? kan kita janji mau pergi bertiga" Suara Devan terdengar lagi.
"Itu biar aku yang ur-"
"Gausah repot James, I juga ga jadi kok kesana. Jadi You ga perlu repot" Theodore memutuskan keluar dari persembunyiannya.

"The" Devan tentu kaget.
"Can both of you at least talk to me first sebelum berbuat hal menjijikan like ..." Theodore menunjuk dengan telunjuknya ke arah Devan dan James yang sekarang hanya tertutupi selimut.
"Maybe I can give some hotel vouchers ke kalian. Atau I harus bilang makasih kalian udah nginep di hotel I ya?" Tentu saja James dan Devan terbelalak dengan ucapan Theodore.

"Devan... I rasa you udah mau sama dia, Berapa lama ya kita bareng? wow hampir dua tahun! I rasa  you don't deserve me deh jadi kayanya I ga mau sama you lagi. Dan gausah lah I say thanks to you. We.. you, I and James... I rasa gausah ketemu ketemu lagi. both of you don't deserve me" Setelahnya Theodore langsung pergi meninggalkan dua orang yang sekarang terdengar sedang ribut itu. 

'Rasanya berbeda dengan 3 tahun lalu'
Theodore berfikir seperti itu seblum akhirnya membanting pintu kamar dan berlalu.

Tbc

Flashback dulu ya

Between Two ( Taeten )Where stories live. Discover now