Bab 2

3.4K 103 0
                                    

Hari ini adalah hari yang mencekam menurut Xania, kalian tau tidak? Tadi Xania habis dibuat jantungan oleh CEO baru itu. Ya mereka baru saja menyelesaikan rapat yang di adakan pagi ini, semua orang yang bergabung didalam ruang rapat hari ini di buat tidak berkutik oleh CEO baru.

Katanya ia bernama Riko Charles, pria berumur 30 tahun itu selaku pemilik dari RC ENTERTAINMENT. Bagaimana tidak jantungan kalau tatapan tajam nya seperti ingin menguliti semua orang yang ada di ruangan itu.

Bukan hanya Xania yang merasakan, tapi semua pegawai yang ada disana merasakan bahwa Riko membawa hawa dingin dan panas dalam waktu yang bersamaan. Mengerikan, itulah tanggapan mereka yang saat ini bisa bernafas lega karena bisa bebas dari ruangan terkutuk itu.

"Dinda kamu tau tidak, tadi saat aku menjelaskan poin utama di rapat kita, aku seperti merasa hawa mematikan yang akan menusuk tubuhku dari belakang. Aku tidak mau presentasi untuk kesekian kalinya jika ada pak Riko" keluh Xania kepada Dinda.

"Benar katamu Xania, bahkan aku dengan Pak Dimas sudah seperti dineraka, karena duduk bersebelahan dengan Pak Riko, menyeramkan sekali dia. Wajah nya tampan, tapi sayang dia sangat datar dan dingin" Dinda menggidik ngeri membayangkan kejadian pagi ini.

"Aku bahkan rela menarik ucapan aku, karena sudah memuji Pak Riko semalam" lanjut Dinda.

"Kamu ada ada saja Din" ujar Xania dengan tersenyum tipis.

🖤🖤🖤

Pukul 12.00

"Xania ayo kita makan siang" ajak Dinda.

"Eh, udah jam makan siang ya. Aku terlalu sibuk sampai lupa waktu makan siang" ujar Xania.

"Kamu kebiasaan seperti ini, jangan biasakan Xania. Nanti kamu bisa jatuh sakit jika terus melewati jam makan" Kesal Dinda. Memang Xania kalau sudah kerja bisa lupa waktu, beruntung sekali Xania mempunyai sahabat seperti Dinda yang selalu saja membantu untuk mengingatkan.

Setelah selesai membereskan sisa pekerjaan nya, Xania dan Dinda bergegas memasuki lift untuk pergi makan siang, tapi tidak lama kemudian lift itu tertahan dan terbuka kembali. Ternyata pelakunya Pak Dimas yang akan menghampiri Xania dan Dinda.

"Xania, Dinda, tunggu!" Panggil Pak Dimas.

"Eh, ya ampun Pak" Xania buru-buru menekan tombol terbuka agar Pak Dimas bisa ikut gabung dengan lift mereka.

"Terima kasih, oh iya Xania, tadi sekretaris Pak Riko bilang ke saya untuk memanggil kamu" Ucap Pak Dimas saat sudah memasuki lift.

"Memang nya ada apa Pak?" Dinda menatap Pak Dimas dengan cemas.

"Tenang Din, Xania hanya diminta untuk keruangan Pak Direktur aja kok" Pak Dimas menanggapi dengan kekehan kecil.

"Baik, nanti saya kesana Pak. Terima kasih informasi nya" ucap Xania.

Ting

"Mari Pak, kami duluan ya" ucap Dinda

Xania dan Dinda bergegas ke kantin kantor dan memesan makanan disana, lalu mereka berdua mencari tempat duduk di sudut kiri agar jauh dari pegawai lain nya.

"Xania, kamu tau kenapa Pak Riko memanggil kamu? Apa ada kesalahan ya waktu presentasi tadi pagi?" Ujar Dinda penasaran.

"Tidak tau, sepertinya aku sudah memaparkan semua isi laporan yang kita buat kemarin" ucap Xania santai.

"Permisi mba, ini pesanan nya ya. Silahkan dinikmati" Ucap ibu penjual yang ada di kantin.

"Iya Bu, Terima Kasih" ucap Xania.

"Hai guys! Gue gabung sama kalian ya" ucap seorang pria berwajah polos menghampiri mereka yang sedang asik memakan makanan nya.

"Cristofer, sini gabung aja ga masalah kok. Iyakan Xania" ucap Dinda girang. Dinda memang mengagumi pria itu dari awal masuk di perusahaan ini, namun hati nya tak terbalaskan dikarenakan Cristofer menyukai sahabatnya, Xania.

"Iya" jawab Xania seadanya, ia hanya fokus memakan pesanannya lalu Xania akan langsung keruangan Pak Riko.

Saat sudah mendapatkan izin dari pemilik meja, barulah Cristofer mendudukan diri tepat di sebelah Xania. Ada rasa bahagia melihat wanita pujaan hatinya yang saat ini terlihat sangat cuek dengan kehadiran nya.

"Xania, apa kabar lo?" Ucap Cristofer

"Baik" Jawab Xania datar.

"Yaelah, kebiasaan banget jawab nya datar gitu" gerutu Cristofer.

"Din, tadi gue denger Pak direktur ikut gabung di ruang rapat devisi lu ya?" Ucap Cristofer.

"Iya Cris" jawab Dinda

"Nama nya siapa Din? Pak Dimas bilang dia menyeramkan ya?"

"Huh bukan maen seremnya, nih ya Cris aku kasih tau. kita semua tuh di tatap tajam sama Pak Riko.Tatapan nya seperti mau membunuh kita secara tidak langsung" Dinda menggidik ngeri menceritakan kejadian pagi ini.

"Oh namanya Riko" gumam Cristofer.

"Duluan ya Din, Cris. Aku harus ke ruangan Pak Riko" ujar Xania. Keasikan ngobrol mereka sampai tidak sadar bahwa makanan Xania sudah ludes

"Oke Xania, hati hati ya. Nanti kabarin kalau sudah dari sana" ucap Dinda.

Tbc

Crazy ObsessionWhere stories live. Discover now