Bab 15

2.6K 91 2
                                    

🌺SELAMAT MEMBACA🌺

1 bulan kemudian

Pagi ini Xania berniat untuk pergi ke swalayan mengisi bahan makanan yang sudah menipis, dengan semangat Xania keluar kamar apartemen nya tidak lupa juga ia mengunci nya. Berjalan santai menuju lift lalu menekan tombol panah kebawah, Xania melihat lift nya sedang berada di lantai 15 berarti ia hanya menunggu 2 lantai lagi sampai lift tersebut akan terbuka.

Sembari menunggu lift Xania membuka ponsel nya untuk memeriksa pesan yang masuk dari orang tua nya.

"Sayang, bagaimana kabar kamu disana?"

Terlihat pesan itu baru masuk beberapa menit yang lalu, dengan cepat Xania membalas pesan masuk dari Mama nya.

"Xania baik-baik saja mah, bagaimana dengan mama disana?"

Pesan tersebut tidak langsung dijawab oleh sang ibunda.

Ting..

Lift yang sedang ditunggu Xania akhirnya terbuka, dan menampilkan beberapa orang yang sudah naik di lantai atas.

Dengan santainya Xania masuk kedalam lift tersebut, dan berdiri di depan pintu lift di karenakan sudah lumayan penuh.

Saat sampai di lantai dasar Xania langsung memakai topi dan kacamata nya agar tidak di kenali oleh siapapun, ia masih takut untuk sekarang jika harus terbuka.

Tidak ada yang tau kan jika nanti ada bodyguard nya cowo gila itu, batin Xania.

Xania memakai hoodie abu-abu dengan paduan celana pendek hitam, terlihat santai namun sangat pas di tubuh mungil nya.

Posisi swalayan disana tidaklah jauh, hanya di sebrang apartemen yang Xania tempati.

Xania berjalan melewati trotoar yang disiapkan untuk pejalan kaki disana, dengan cuaca yang sejuk membuat Xania merasa senang akhirnya bisa keluar menghirup udara segar di negara ini.

Sesampainya di swalayan Xania mengambil keranjang belanja di rak depan pintu masuk, lalu ia mencari bahan masakan terlebih dahulu.

Xania mengambil sayur,bawang, dan tidak lupa cabai. Sesudah itu ia mengambil daging, ikan, ayam. Setelah semua bahan masakan yang Xania butuhkan sudah lengkap ia melangkahkan kakinya menuju rak per skincare an, Xania mengambil beberapa produk cuci muka dan sebagainya.

"Bahan masakan sudah, skincare juga udah. Hm apa lagi ya, kayanya udah deh segitu aja." Ucap Xania dengan dirinya sendiri.

Xania bergegas menuju kasir lalu membayar nya.

"Total nya jadi 500 ribu rupiah kak" ucap mba cashier.
(Pakai rupiah aja ya guys😂)

"Oke, ini mba saya bayar pakai debit ya" Xania memberikan kartu debit untuk membayar semua belanjaan milik nya.

Saat selesai membayar Xania membawa semua belanjaan tersebut dan keluar dari swalayan menuju apartemen nya.

Sesampainya Xania di lobby Xania tidak sengaja melihat sosok laki-laki yang tidak asing, dengan segera Xania berlari menuju lift sebelum sosok laki-laki tersebut melihat nya.

"Ya Tuhan, kenapa musti disini dia" lirih Xania.

Dengan wajah pucat Xania menekan tombol lantai 13, ia berharap bisa terselamatkan lagi kali ini.

Ting..

Sesampainya di lantai 13, Xania berjalan cepat menuju kamar milik nya lalu membuka pintu dengan tergesa. Xania langsung mengunci kamar tersebut.

"Sudah puas main petak umpet nya, baby?"

Dengan perlahan Xania membalikkan tubuhnya untuk melihat apakah benar ini suara milik pria itu.

Dengan perlahan Xania membalikkan tubuhnya untuk melihat apakah benar ini suara milik pria itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"KAMU!" Pekik Xania.

Sungguh hancur sudah harapan nya agar tidak tertangkap laki laki itu, tadi ia di lobby melihat Riko dengan bodyguard nya namun Xania pikir ia tidak akan terlihat. Ternyata salah, sekarang pria itu sudah duduk disana, dengan wajah dingin.

"Kenapa, Terkejut sayang? Pasti kamu bingung ya aku bisa menemukanmu secepat ini dan sudah berada disini sebelum kamu datang." Riko bangun dari duduknya lalu berjalan perlahan menuju Xania.

Dengan gemetar Xania mencoba membuka pintu apartemen nya, ia berniat lari dari sini. Setelah terbuka Xania lari dengan kencang, ia menuju lift yang berketepatan sedang terbuka.

"XANIA! MAU LARI KEMANA LAGI HAH! AKU PASTIKAN KAMU AKAN TERTANGKAP KALI INI. BODYGUARD CEPAT KEJAR" Riko kembali marah saat mengetahui sang gadis melarikan diri kembali.

Sedangkan Xania, sesampainya di lobby Xania berlari tanpa arah, di benaknya adalah pergi dari tempat itu agar tidak tertangkap kembali.

Sampai dirinya tidak sadar memasuki gang yang ternyata buntu.

"Mau lari kemana lagi, hm? Sudah aku bilang kamu tidak akan pernah bisa lepas dari jangkauan aku sayang" senyum licik terlihat jelas di wajah tampan Riko.

"Kamu! Menjauh dari ku, aku gak mau ikut kamu lagi!" Gadis tersebut bergegas melarilan diri, namun ternyata sudah tidak ada jalan lain.

"Hah..ayolah, jangan membuang waktuku sekarang. Kamu tahu kan aku paling tidak suka melihat tingkah kamu yg seperti kelinci yang sedang ketakutan." ucap nya dengan datar.

"jangan berharap aku datang ke pada mu lagi! Aku tidak mau terjebak oleh mu Riko Carlex. Dasar kau psychopaths gila!."

Tanpa memperdulikan ucapan Xania, Riko segera mencengkram erat tangan Xania lalu menarik kembali masuk ke dalam mobil menuju ke apartemen

Karena jarak gang tersebut tidak jauh mereka sampai dengan cepat, setelah sampai Riko menarik kembali tangan milik gadis itu menuju kamar Xania, setelah di kamar Riko mengunci pintu tersebut.

Lalu Riko mendorong tubuh Xania ke tembok dengan tajam Riko menatap Xania yang terus saja menangis, gadis itu juga tidak berani menatap Riko.

"Dengar Xania, ini pertama dan terakhir kali kamu melakukan kesalahan dengan cara kabur dari ku. Jika sampai terulang kembali aku akan mematahkan kedua kaki mu, kamu mau itu terjadi sayang. Hm?" Xania terus saja menangis gadis itu tidak mampu menjawab.

"Jika sudah seperti ini apa masih ada harapan untuk aku kembali pergi" batin Xania.

Xania terus menangis meratapi nasibnya yang sudah tertangkap dengan pria gila di depan nya ini, sudah berusaha mencari tempat agar tidak ditemukan malah berakhir di temukan kembali.

"Tapi aku tidak akan menyerah sekarang, kita ikuti alur si gila ini setelah itu aku akan pergi sejauh mungkin dari ini."


TBC

Crazy ObsessionWhere stories live. Discover now