Wooyoung menatap jam, tepat pukul satu dini hari ia segera keluar kamar. Rencana nya wooyoung akan mencari gunho sendiri malam ini, tadi saat ia dan yunho menyisir area perbatasan tak ada yang janggal kecuali Mobil bak milik pak rt yang juga lenyap.
Ada beberapa kemungkinan, Bisa saja mereka di begal dan Mobil nya di curi, atau pak rt putar balik. Tapi dari segi kemungkinan tadi tak ada bukti valid yang menunjukan reka kejadiannya, alias buntu. Seakan kedua orang itu lenyap tersapu angin-- bersama Mobil nya.
Wooyoung mengendap-ngendap agar tak ketahuan sedang keluyuran, sampai di depan pintu ia langsung kabur. Ga kabur juga si, nanti juga balik, sayang baju wooyoung kalo di tinggal takut nya makin lengkap sudah profile gelandangannya.
Beberbekal senter di tangan dan pisau sebagai senjata wooyoung sampai di area sungai yang menjadi sumber dari irigasi desa. Wooyoung merasa kasus ini mirip dengan kasus mayat di irigasi, kemungkinan Jika kasus nya sama maka wooyoung hanya punya satu hari untuk menyelamatkan gunho.
Mayat perempuan itu memang di kabarkan hilang selama tiga hari tapi besar kemungkinan bahwa perempuan itu di bunuh sejak satu hari Sebelum mayat nya di temukan.
Wooyoung berjalan di tepian sungai, ia melawan arus. Cukup lama wooyoung berjalan tapi tak nampak juga aktifitas apa pun, hanya bunyi pepohonan bergoyang di tiup angin dan suara serangga malam.
Wooyoung melangkah melewati batang pohon tumbang, tepat saat langkah nya mendarat perasaan aneh terasa memacu tingkat ke waspadaan.
Samar-samar wooyoung mendengar langkah kaki, wooyoung segera mematikan senter, mengambil pisau nya untuk berjaga-jaga.
Sinar rembulan memantul dari air membuat kawasan tepian sungai tak segelap hutan yang mengapit nya. Mata wooyoung memicing, terasa seperti akan ada sinar sensor yang menyala dari Mata cemerlang nya.
Riak arus sungai sedikit mengganggu, ia terlalu mendominasi suara yang rungu nya tangkap.
"Kalo macan ku nyebur sungai, kalo manusia ku tikam anu nya" oceh wooyoung sendiri. Sejujur nya untuk menetralisir rasa takut nya, wooyoung agak ngeri saja jika yang tiba-tiba nongol buntelan lontong yang abis nyemplung ke Lumpur.
wooyoung kembali melangkah setelah di rasa tak ada apa-apa yang muncul. Namun suara langkah kaki itu kembali lagi dan kali ini lebih keras.
Wooyoung menoleh ke semak-semak samping nya, ia mengambil batang kayu dari tanah, siap-siap saja jika ada makhluk yang nongol bakal dia pukul.
"Aaaa setan!" Wooyoung melayangkan kayu nya ke segala arah sambil menutup Mata begitu makhluk jelmaan entah apa itu loncat ke depan nya.
"Udah-udah weh"
Wooyoung membuka Mata begitu suara familiar itu menyapa rungu.
"Owalah asu! Ngagetin orang tau ga? Dasar jelmaan setan!" Misuh wooyoung saat melihat rupa makhluk jelmaan setan yang bernama San itu.
San mendengus, sedetik kemudian ia menyentil dahi wooyoung.
"Sakit goblog!" Ucap wooyoung sambil mengelus dahi nya.
"Kamu yang goblog, jam segini keluyuran di sini ngapain? Nyari kodok kayang kah?"
Wooyoung membekap mulut San yang udah kaya mercon.
"Ngaca santoso adi nugroho"
"Bodo amat, nah kamu ngapain keluyuran?" Tanya San sekali lagi sambil mengamati wooyoung dari atas sampe bawah.
"Mau susur sungai, siapa tau nemu bidadari" jawab wooyoung ngawur.
"Yang ada kamu Ketemu nenek lampir young" ucap San, membuat wooyoung mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
forgotten memories || woosan
Fanfictioncerita penuh noda merah, semerbak bau anyir yang menggenangkan kenangan yang terbasuh hujan. "tangan siapa yang ketinggalan di bak mandi cok?" "btw san, cosplay detektif conan yuk" "lari cok!" "asu kok ada yang ngintilin kita si" bahasa campura...