08. Cium Uzayr Atau Mama?

2.2K 209 2
                                    

______________

Setelah baca, mohon untuk baca Note di bawah ya. Jangan di abaikan! Ada Info soalnya!

______________

Pukul 1 dini hari, Iqfanny baru bisa tertidur karena Baby Uzayr yang terbangun dan rewel terus. Aqsa menemani, ia juga tak bisa tidur begitu saja, sedang istrinya tengah menenangkan anaknya. Walau sebenarnya ia lelah sekali setelah perjalanan jauh.

Iqfanny sangat tak enak hati pada suaminya. Ia tahu suaminya lelah, tapi mau bagaimana lagi? Ia sudah menyuruh Aqsa tidur lebih dulu, tapi Aqsa tetap ingin menemaninya menenangkan Uzayr.

Ketiganya akhirnya bisa tidur dengan pulas malam itu. Tapi saat menjelang Subuh, Uzayr kembali menangis. Saat itu Aqsa lah yang terbangun lebih dulu. Karena merasa kasihan pada sang istri, jadilah Aqsa menggendong Uzayr dan menenangkannya.

Alhamdulillah, usai Adzan Subuh, Uzayr tidur kembali. Tapi Iqfanny yang gantian terbangun. Ia melihat jika suaminya tengah menepuk-nepuk pelan tubuh Uzayr agar pulas tidur.

"Uzayr bangun, Mas?" Tanya Iqfanny.

"Iya tadi, tapi sebentar." Jawab Aqsa pelan.

"Kenapa nggak bangunin Iqfa, Mas? Yang ada malah ngerepotin Mas jadinya." Iqfanny merasa bersalah karena menjadi istri yang kurang tanggap.

"Nggak papa, Adek kan baru tidur tadi. Kasihan Mas mau bangunin, pulas banget." Jawab Aqsa tersenyum simpul.

"Makasih ya Mas." Ucap Iqfanny kemudian.

"Makasih untuk apa?" Tanya Aqsa.

"Makasih udah jadi suami yang pengertian." Jawab Iqfanny.

"Sama-sama. Selagi Mas bisa, Mas akan usahakan membantu Adek merawat Uzayr." Jawab Aqsa.

"Aaaa, pengertian banget Papa Aqsa, nak!" Sahut Iqfanny terharu.

"Sudah ya, Mas sholat Subuh dulu." Ucap Aqsa.

"Ya udah, Iqfa siapin Sajadahnya ya Mas." Ucap Iqfanny.

Aqsa hanya mengangguk, lalu ke kamar mandi. Iqfanny segera menyiapkan Sajadah, sarung, baju Koko, dan juga peci. Setelahnya, Iqfanny mulai menanak nasi, dan merebus air untuk teh Aqsa nanti. Ia juga menyiapkan sarapan Aqsa.

Iqfanny masih menyapu teras saat mendengar suara Baby Uzayr yang menangis. Segera ia menyelesaikannya, tapi setelahnya ia tak mendengar suara tangis baby Uzayr.

"Aneh, kok gak ada suaranya lagi?"

Iqfanny bingung, lalu segera masuk menuju kamar. Melihat anaknya yang entah sudah benar-benar bangun atau hanya mengigau.

"Baaa!"

Itu suara Aqsa, suaminya. Begitu di buka kamarnya, ternyata Aqsa sedang bermain dengan Uzayr. Pantas saja Uzayr tak menangis lagi. Bahkan di foto Aqsa sambil bermain dengan Uzayr.

"Mas, Iqfa pikir Uzayr kenapa, kok nggak ada suaranya, padahal tadi sempat nangis. Ternyata di ajak main sama Papa ya nak?" Ucap Iqfanny saat di depan Uzayr.

Uzayr tertawa melihat Mamanya. Pagi-pagi, menggemaskan sekali Uzayr ini. Padahal belum mandi.

"Iya, tadi kan Adek masih nyapu luar. Jadi Mas hibur Uzayr biar nggak nangis. Tapi lucu banget ekspresinya tadi. Nih, Adek lihat sendiri." Ucap Aqsa menyodorkan ponselnya dihadapan Iqfanny.

"Lucu banget anak Mama Papa. Tapi masih buluk, bau acem, belum mandi." Ucap Iqfanny yang kini beralih menciumi pipi Uzayr.

Bukannya menangis, malah tertawa girang. Aqsa gemas sekali melihatnya, ingin ikut juga mencium Uzayr dengan gemas.

Asmalibrasi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang