16. Warning

420 46 8
                                    


...........

"Haii" sapa lelaki jangkung itu tepat setelah Renjun membukakan pintu. Dengan keadaan lumayan basah karena menerobos hujan tadi.

Renjun yang kaget kenapa bisa si lucas berada di kostnya. Padahal Jisung tidak ada jika memang dia ingin menemui Jisung. "ngapain?" tanya Renjun akhirnya, masih belum menyuruh lelaki didepannya itu masuk.

"gua kehujanan" jawab Lucas singkat. Bahkan tanpa dijelasinpun, Renjun tau bahwa kamu kehujanan. Begok

"yang bilang lu kesamber petir sia.. aaaaaaa" belum sempat Renjun selesai bicara, suara petir tiba-tiba terdengar dengan krasnya sehingga reflex Renjun teriak. Tak hanya itu, tanpa sengaja dia langsung memeluk lucas yang masih di depannya. Ya begitulah Renjun yang takut akan petir.

Masih belum melepas pelukannya pada lucas, membuat Lucas ikut membalas pelukan renjun sambil senyum-senyum. "enak kan pelukan gua?' tanyanya kemudian.

Renjun yang menyadari posisinya langsung saja melepas pelukannya. "najis iih. Kan jadi basah" kesalnya.

"lu yang meluk gua kok" Lucas tak mau kalah.

"yaudah lu ngapain disini? Kalo ga penting gua mau masuk nih" Renjun sepertinya tak tahan untuk berlama-lama di luar ruangan. Selain karena dingin, juga suara petir pasti terdengar jelas jika di luar ruangan.

"gua kehujanan, terus karena kost jisung deket tadi yaudah gua mau mampir neduh"

"Jisung ga ada" jawab renjun singkat

"ya masak sih lu mau biarin gua kedinginan gini?"

Renjun melirik lelaki yang lebih tinggi lumayan jauh darinya itu yang gemetar tanda kedinginan. Tak tega akhirnya dia mengijinkan si Lucas untuk berteduh.

Lucas sudah berada dalam kamar mandi di dalam ruangan itu. Bajunya yang memang beberapa tertinggal di Jisung menjadikan dia tanpa susah untuk mengganti bajunya yang basah tadi. Sesering itu mereka mengerjakan tugas proyek ternyata, bahkan Renjun tidak tau jika ada beberapa baju Lucas di lemari Jisung. Sementara Renjun sendiri tidak jadi memasak karena Lucas melarangnya. Dia sudah pesan makanan lewat aplikasi katanya, padahal diluar masih hujan. Sungguh tega sekali kepada ojol yang menerima pesanan itu. Sementara Renjun yang sudah dibuat mager akibat moodnya berantakan karena ada sesosok manusia yang menghantui pikirannya hari-hari ini, senang senang saja tanpa melakukan acara memasaknya.

Lucas keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan celana selutut tanpa baju. Bajunya masih ada di ranjang milik Jisung. Entah sengaja atau tidak dia tak membawa bajunya ke kamar mandi. Tubuhnya yang terpahat dengan indah, otot lengannya yang berisi namun tidak seberisi milik aderay. Renjun memandangi tubuh itu sebentar, lalu mengalihkan pandangannya. Masih sama seperti beberapa bulan lalu ketika Renjun bermalam di kamar Lucas. dia menepis pikiran kotornya yang membayangkan bagaimana hangatnya ketika dipeluk tubuh itu. Bahkan saat kebasahan tadi di depan pintu saja sudah terasa nyaman.

"lu udah lapar banget?" Lucas mendudukkan dirinya di sofa yang Renjun duduki.

Renjun bergeser sedikit memberi jarak antara keduanya, tanda dia tidak mau dekat-dekat orang itu. "ga juga. Lagian lu ga kasian ke ojolnya apa? Ujan loh"

"udah gausah bawel, entar di anter kalo reda. Ini palingan bentar lagi reda" jawab Lucas santai

"dasarnya lu aja ga punya hati"

"kan hatiku udah kamu curi sih, cil" Lucas mengedipkan sebelah matanya menggoda renjun.

Bantal sofa melayang ke arah Lucas yang sigap ia tangkap. "freak banget" ucap renjun setelah melmpar bantal itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I WISH || LuRenWhere stories live. Discover now