4. Dance Partner

257 58 15
                                    



Halooo! aku cuma mau bilang, makasi sebanyak banyaknya buat kamu yang masih baca Haitoiou sampai hari ini. Semoga hari kamu selalu baiikkk~ daann selamat membaca~~


D-3 Ujian

Untuk pertama kalinya di semester ini Sasuke tidak masuk sekolah. Ini cukup mengejutkan, karena seluruh murid di kelas tahu bahwa pemuda itu biasanya tetap akan datang ke sekolah bahkan saat terserang flu berat atau demam sekalipun!

Namun, diam diam Sakura justru menghela nafas lega setelah mendapati ketidak hadiran pemuda itu. Ia tidak memiliki keberanian untuk bertemu Sasuke sekarang, setelah percakapan aneh mereka di perjalanan pulang kemarin sore.

Pelajaran pertama hari ini adalah kelas PE (physical education/olahraga) yang diampu oleh Guru Asuma. Namun, berhubung guru Asuma sedang ditugaskan ke luar kota, kelas PE mereka pun harus digabung dengan kelas sebelah di bawah bimbingan Guru Guy.

Sengatan musim panas membuat semuanya terasa begitu terang dan berbau matahari. Sepanjang pelajaran berlangsung Sakura merasa kepalanya berasap saking panasnya. Beruntung saja Guru Guy berbaik hati membebaskan para murid 30 menit lebih awal dari biasanya. Segera, Sakura menarik teman temannya untuk berteduh ke pinggir lapangan.

"Aku akan pergi dengan Sai ke pesta dansa nanti," tukas Ino.

Seketika Sakura menegakkan punggungnya. "Bukannya baru kemarin kau bilang belum punya pasangan untuk pergi? Tega teganya kau menghianatiku begini, Ino."

"Oh ayolah Sakura, kita tidak punya banyak waktu lagi untuk mencari pasangan sebelum ujian dimulai Senin nanti," jawab Ino.

Sakura menatap Hinata dan Ten Ten. Berharap kedua temannya itu juga masih bernasib sama seperti dirinya. "Kalian? Kalian belum memiliki pasangan juga 'kan?"

"Maaf Sakura." Ten Ten tertawa pongah. "Aku juga sudah memiliki partner dansa."

"Tolong katakan bahwa kau hanya bergurau." Sakura tersenyum pahit.

Hinata pun memberinya penjelasan dengan nada bersalah, "Jadi Sakura, kemarin Ten Ten meminta bantuan Naruto untuk jadi pasanganku. Lalu, sebagai imbalannya ... aku pun meminta Neji untuk menjadi pasangan Ten Ten...."

Sakura terperangah.

Bagaimana bisa mereka bergerak secepat ini? Lalu bagaimana dengan nasibnya sekarang? Hanya ia satu satunya yang belum memiliki pasangan. Tahun lalu, Sakura pergi ke pesta dansa musim panas bersama Sasori--kakak sepupunya--yang sayangnya sekarang sudah lulus dan berkuliah di NTU Singapura.

"Hey hey ... lihat! lihat itu!" Telunjuk Hinata mengarah ke kerumunan besar yang tiba tiba terbentuk di tengah lapangan. Mereka terlihat ramai menyoraki sesuatu.

Dari kejauhan Sakura melihat ternyata Shikamaru lah yang sedang jadi pusat perhatian. Seorang gadis berwajah manis dari kelas sebelah--yang Sakura tidak tahu namanya--mengajak Shikamaru untuk jadi pasangan dansanya. Dan karena enggan berlama lama menjadi tontonan banyak orang, Shikamaru pun cepat cepat menerima permintaannya.

"Kalian lihat itu? Manusia macam Nara Shikamaru saja bisa mendapat pasangan!" takjub Ino.

Ternyata gelombang kehebohan tak berhenti begitu saja. Berikutnya, siswi-siswi lain terus bergantian maju dan mengajak murid lelaki yang mereka incar untuk jadi partner mereka. Bahkan Kiba dan Shino pun kini sudah mendapatkan pasangannya masing masing!

"Wahhh ini semakin gila! Kalian lihat itu? Konan juga maju!" Ten Ten bangkit dari duduknya, dan berjalan mendekati lapangan.

Semua orang penasaran, pemuda beruntung mana yang akan diajak Konan untuk jadi pasangannya. Sakura mengenali Konan sebagai anggota pemandu sorak dari kelas sebelah, ia berteman dekat dengan Shion dan Karin. Mereka bertiga merupakan siswi siswi populer yang sering muncul di forum online Gakusha.

Sorakan keras seketika bergemuruh begitu Konan berkata, "Gaara, mau pergi ke pesta dansa denganku?"

Gaara yang tengah duduk di tepi lapangan pun mendongak kebingungan, sementara teman temannya menggodanya dan mendorong pemuda itu untuk maju ke tengah lapangan.

Orang orang di sekeliling lapangan menyoraki Gaara untuk menerima Konan. Namun, entah apa yang kemudian dikatakan pemuda itu karena selanjutnya ia berbicara pada Konan dengan pelan, tak membiarkan seorang pun tahu apa yang ia katakan. Konan terlihat gugup namun ia mengulas senyum ramah tak lama kemudian. Gaara lalu mengangguk sopan ke arah Konan sebelum kemudian berbalik meninggalkan lapangan.

"Apa yang ia katakan? Konan ditolak?"

"Eyy, itu kan tidak mungkin."

"Mungkin saja kalau Gaara sudah punya pasangan."

"Tahun lalu ia tidak datang ke pesta itu kan? Mungkin tahun ini ia juga tidak akan datang lagi."

Mendengar itu Sakura pun menghela nafas panjang. Apa ia juga tidak usah datang saja ya? Ia benar benar tak memiliki bayangan untuk mengajak siapa pun jadi pasangannya. Namun, ternyata kegundahan Sakura tanpa terduga malah mendapatkan titik terang di jam makan siang.

Sesaat setelah Sakura duduk di bangku kantin, Chouji--murid kelas sebelah--menghampirinya dan bertanya, "Sakura, kau sudah punya pasangan dansa?"

"Belum. Kau mau jadi pasanganku?" jawaban santai Sakura membuat teman temannya nyaris tersedak.

"Bukan aku, tapi temanku. Ia meminta aku untuk menghampirimu, karena takut membuatmu merasa tidak nyaman jika ia yang bertanya langsung padamu." Chouji menunjuk ke arah teman temannya yang berada tak jauh di belakang sakura.

"Temanmu yang mana?"

"Gaara."

Kali ini Sakura yang nyaris tersedak.

Ino, Hinata dan Ten Ten pun terlihat sama terkejutnya. Mereka menatap Sakura lekat lekat, menanti jawaban apa yang akan gadis itu berikan.

Chouji menambahkan, "Biar kuberitahu, sejak dua minggu yang lalu Gaara bahkan menolak setiap murid perempuan yang mengajaknya untuk menjadi pasangan dansa mereka. "

Sakura menoleh ke arah Gaara yang sedang bersandar di depan vending machine, menenggak sekaleng soda dengan tenang sementara teman temannya tengah menertawakannya dengan tatapan jahil.

Ketika tatapan mereka tak sengaja bertemu, Gaara dan Sakura sama sama diam terpaku. Namun, pemuda itu akhirnya mengulas senyum tipis dan kembali menenggak sodanya dengan santai.

"Oke, aku setuju." jawab Sakura pada Chouji. "Tolong katakan itu padanya."

Sakura pikir ia tidak ingin menyia nyiakan ajakan Gaara karena ia tidak mau repot-repot untuk mencari pasangannya sendiri. Namun, jauh di dalam hatinya Sakura tahu bahwa apa yang ia lakukan sekarang tak lebih dari tingkah impulsif semata karena ingin menghindar dan menarik batasan dari seseorang.

"Kau dalam masalah besar Sakura," ucap Ten Ten begitu Chouji dan teman temannya pergi. Ia menatap Sakura penuh simpati. "Kau baru saja menggali kuburanmu sendiri."

"Kalian katakan, apa yang akan Sasuke lakukan setelah mendengar berita ini nanti?"

"Haha, selamat Sakura, tapi tolong jangan libatkan aku jika nanti kau kesulitan berhadapan dengannya."

Sakura mengerti apa yang dimaksud teman temannya. Mau bagaimana pun, ia tak mungkin tak tahu apa yang selama ini mereka pikirkan tentang hubungannya dengan Sasuke. Sakura tahu. Namun, ia hanya ingin terus berpura pura tak tahu.

Selama ini ia hanya ingin menjaga batasan normal antara dirinya dan Sasuke sebagai teman kelas. Lebih dari itu, Sakura sama sekali tidak akan mengizinkannya.

Namun, perkataan Sasuke di mobil kemarin membuat Sakura kesulitan untuk meneruskan aksinya berpura pura buta terhadap perasaan Sasuke. Karenanya, sekarang ia hanya bisa menarik batasan sejelas mungkin antara dirinya dengan pemuda itu.

#

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Haitoiu-はいと言うTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang