38 🍒

8.3K 807 124
                                    

Tersedia versi pdf, ebook & kbm aplikasi yaa...

Harga pdf 50k.. minat order bisa via wa di 089633021705

Bittersweet Marriage tersedia versi ebook/kbm aplikasi ya...

***

Sembilan tahun Arin bersembunyi. Sejak memutuskan kembali ke Indonesia tiga tahun yang lalu, Arin kerap di hantui perasaan takut.

Ia takut jika suatu saat mereka akan di pertemukan dengan orang-orang di masa lalunya. Arin tidak ingin, jika mereka mengambil anak-anaknya. Arin takut... kehidupannya yang selama ini tenang dan ia jaga menjadi runyam karena hadirnya mereka.

Tapi hari ini tiba. Hari-hari yang kerap ia takuti. Detik ini, Arin tahu... hari ini akan datang.

Hari dimana Arin akan bertemu salah satu dari keluarga Rio. Adik pria itu, Daffa—adik iparnya—saat ini, detik ini—sedang berdiri di depannya.

"Apa yang kamu lakukan disini?"

"Menemui Mbak Arin?" Jawab Daffa. "Bagaimana kabarnya, Mbak?" Dengan seulas senyum, Daffa kembali melontarkan tanya yang sama.

Arin menelan ludahnya. Ia terlihat gelisah. "Baik," jawab wanita itu. Arin mencoba mengedarkan pandangannya. Berulang kali nampak cemas menatap jam tangan yang melingakar di pergelangannya. "Aku harus pergi, Daff..." kata Arin sambil meraih tasnya.

"Nggak akan menunggu Azzura, Mbak?" Pertanyaan Daffa berhasil membuat Arin tercengang. Langkah Arin berhenti untuk kemudian menatap pria itu dengan mata membulat.

"Darimana kamu tahu?" Arin menelan ludahnya dengan wajah yang pias. "Daff?" Tanya Arin. Matanya bergerak gelisah. Darimana Daffa mengetahui keberadaan putrinya? Apakah karena ia menunggu tepat di depan tempat les putrinya?

"Aku adalah pelanggan baru di Kalila's Cake," jawab pria itu enteng. "Dan Kalila sekarang sedang bertemu dengan papanya!" Kali ini, Arin merasa tubuhnya limbung. Beruntung Daffa menangkap tubuh wanita itu, Arin menatap penuh iba pada adik iparnya dengan sendi di tubuhnya yang terasa lemas. Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melemparkan tatapan mengiba. Sungguh, mendengar kalimat terakhir Daffa seperti seluruh tulangnya di rontokkan.

"Kumohon, jangan sekarang!" Kata Arin lirih.

Sedangkan di tempat yang berbeda, Rio sedang mengobrol asyik dengan bocah bernama Azzura tersebut. Meski usianya masih terbilang muda, Azzura menguasai publik speaking yang ia acungi jempol. Bocah itu pandai menyusun kalimat yang bagus ketika bicara dengan orang dewasa di depannya. Juga, pintar mengambil hati orang-orang yang dekat dengannya. Meski baru satu kali bertemu, bocah ini mengingatkannya akan seseorang.

"Kenapa kamu ingin menjodohkan Om dengan mamimu?"

"Karena mami kesepian?" Tanya Azzura pada dirinya sendiri. "Hmm... sebenarnya tidak, sih. Aku punya kakak kembar. Aku dan kakakku sering bertengkar karena hal-hal sepele. Kupikir mami nggak kesepian sih, tapi... aku rasa menyenangkan jika memiliki papa!" Jawab bocah itu.

Rio mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kamu bilang, mamimu punya outlet atau sebuah toko kue?"

"Benar. Om harus mencoba kue ini," Azzura menepuk-nepuk paper bag yang di bawanya. "Ini asli buatan mamiku... hmm, sebenarnya aku nggak suka berbagi. Kue ini adalah bagianku, karena aku sedang mempromosikan mamiku, tak masalah jika berbagi sedikit dengan Om. Kelebihan mamiku banyak, kok. Om nggak akan kecewa jika mengenalnya..."

Bittersweet Marriage Where stories live. Discover now