95 - Troye's Plan

428 67 3
                                    

Jadi, itu sebuah kesalahpahaman. Aku tidak pernah merasa sangat malu setelah melayangkan tuduhan pada seseorang hanya dengan berdasarkan cerita. Well, sikapnya selama ini dan hubungannya dengan Matthew menimbulkan kecurigaan, hingga membuat apa yang Alby katakan itu benar. Dane murni hanya seorang penggemar Claudia, dia bahkan menunjukkan padaku bukti bahwa apa yang dia lakukan tidak berbahaya--aku juga meminta agar dia tidak memublikasikan fotoku bersama Claudia dan dia menurutinya.

Dia membuktikan bahwa dirinya bersih dan apa yang dia posting dulu justru didapatnya dari seseorang yang menjadi anggota komunitasnya. Yah, setidaknya aku tahu tidak sedang bekerja dengan seseorang yang berbahaya.

Pekerjaanku baru selesai pukul lima sore, tetapi belum bisa pulang karena harus melakukan apa yang diminta Matthew tadi siang. Dia juga sudah mengirimkan daftar dokumen yang harus kucari satu jam yang lalu. Aku hanya bisa berpasrah diri karena agaknya mustahil pulang cepat. Penyimpanan berkas di gudang di lantai ini tidak terurut sesuai nomor atau abjad judul dokumen, tetapi hanya per tahun. Aku tidak tahu apakah selama ini memang selalu seperti itu, atau karena seseorang pernah mencari dokumen, tetapi tidak dirapikan kembali. Yang jelas, aku tidak akan berbaik hati untuk merapikannya.

Komputer sudah mati. Aku memastikan sekali lagi bahwa tidak ada barang-barang yang tertinggal sebelum meninggalkan meja, tidak lupa memakai tasku juga, agar aku bisa langsung pulang setelah dari gudang.

"Oh, Ava? Apa yang kau lakukan di sini?" Troy menyambutku di ujung rak begitu aku masuk dan menutup pintu gudang. Di tangannya terdapat satu bundel dokumen yang kertasnya masih sangat rapi. Aku tidak tahu kalau dia ada di sini juga, bahkan aku tidak melihatnya datang, padahal posisi elevator beberapa meter di depan mejaku.

"Matthew memintaku mencari dokumen." Aku tersenyum agar tidak terlihat merasa terpaksa melakukannya meski kenyataannya begitu.

Troy berdecak dan menghela napas setelahnya. "Maaf, Ava. Aku tidak bisa menahannya agar berhenti melakukan itu."

"Tidak apa-apa. Lagi pula, dia bos, dia punya hak untuk memintaku melakukan apa saja--untuk pekerjaan, tentunya."

"Tapi kau bisa menolak kalau perintahnya sudah tidak masuk akal." Troy masih memandangku dengan wajah menyesal meski sudah kukatakan kalau ini bukan sesuatu untuk dipermasalahkan.

"Tidak apa-apa, Troy. Tidak apa-apa. Aku mendapat uang dari tempat ini, sudah seharusnya aku memiliki kesadaran diri."

Aku tidak suka situasi ini, ketika seseorang terus menunjukkan rasa tidak enaknya meski aku sudah mengatakan bahwa baik-baik saja. Akhirnya aku berjalan agak menjauhinya, menuju rak di mana dokumen yang diminta Matthew berada dan mulai menyibukkan diri di sana. Satu hal yang kusyukuri di tempat ini adalah, tidak ada debu tebal yang akan berhamburan meski hanya tertiup oleh embusan napas. Itu pernah terjadi sebelumnya di perusahaan Jeff.

Aku ingin ini cepat selesai, tetapi Troy menyusul dan berdiri di sebelah kiriku bersama satu bundel dokumen yang sejak tadi dibawa-bawanya.

"Apa yang kau cari di sini?" Aku bertanya sembari menatap ponsel, sekadar memastikan dokumen yang kulihat di rak memiliki judul yang sama dengan yang Matthew perlukan.

"Dokumen lamaran kerja para karyawan dulu." Bisa-bisanya Troy tersenyum seolah-olah itu bukan sesuatu yang berat untuk dilakukan. Sedangkan aku sudah melongo memikirkan sebanyak apa jumlah karyawan Ander-Ads. Itu tidak akan selesai dalam waktu seminggu.

"Ada seseorang yang mau kau periksa?" Aku mengambil satu bundel dokumen dari rak sebelum menatap Troy. Dari kerlingan matanya, aku tahu dia tidak akan menjawab pertanyaanku dengan serius.

"Kalaupun ada, seharusnya itu kau, 'kan?"

"Eh?" Entah semasam apa wajahku sekarang. Aku sampai membuang muka karena merasa malu padanya. "Ya, kau benar, dan sudah seharusnya begitu." Tidak mungkin dia tidak tahu tentang tuduhan yang dilayangkan Matthew padaku.

Heart to Break [✔]Where stories live. Discover now